Arah Kebijakan Moneter BI Demi Perkuat Nilai Tukar Rupiah

Jum'at, 17 Agustus 2018 - 14:44 WIB
Arah Kebijakan Moneter...
Arah Kebijakan Moneter BI Demi Perkuat Nilai Tukar Rupiah
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, bahwa kebijakan moneter lebih diarahkan untuk memperkuat dan mempertahankan stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, karena itu dalam keputusan RDG terakhir, kembali menaikkan suku bunga kebijakan untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan.

"Kebijakan kenaikan suku bunga juga disertai dengan intervensi kita di pasar valas dan pasar SBN maupun terus kita melakukan langkah-langkah pendalaman pasar keuangan," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/8/2018).

Kemudian, Perry menyampaikan, perlu juga melakukan inovasi di dalam kebijakan makroprudensial, di tengah kenaikan suku bunga agar kebijakan makroprudensial tetap memberikan ruang bagi pertumbuhan kredit dan pembiayaan di dalam negeri sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Karena itu kita merelaksasi kebijakan Loan to Value Ratio, mengimplementasi rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM)," katanya.

Selain itu, BI terus melakukan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah untuk khususnya mengatasi defisit transaksi berjalan dan turut menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sejumlah keputusan-keputusan penting telah dilakukan oleh pemerintah dan akan dilakukan untuk memastikan bahwa defisit transaksi berjalan dalam batas-batas yang aman. Baik melalui pengendalian impor, dorongan terhadap ekspor, mendorong pariwisata maupun yang lainnya.

"Kita akan sinergikan dengan pemerintah baik pusat dan daerah untuk memastikan bahwa defisit transaksi berjalan dalam batas-batas yang aman," paparnya.

Adapun, Perry menambahkan, BI terus memperkuat sistem pembayaran baik dengan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional maupun elektronifikasi Jalan tol dan transportasi publik, fasilitasi penyaluran bansos non tunai, maupun juga penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.

"Kita juga terus memperkuat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah baik dengan menciptakan halal value chain, pengembangan zakat dan waqaf core principles, maupun juga kurikulum dan kampanye halal lifestyle," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8640 seconds (0.1#10.140)