Rupiah Pulang Perkasa ke Rp14.574/USD
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Selasa (21/8/2018) ditutup menguat. Data Bloomberg mencatat mata uang NKRI perkasa 14 poin atau 0,10% ke level Rp14.574 per USD, dibanding penutupan kemarin di Rp14.588 per USD.
Pagi tadi, rupiah dibuka elanjutkan penguatan sebesar 23 poin atau 0,16% ke level Rp14.565 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.562-Rp14.580 per USD.
Data Yahoo Finance pada Selasa petang ini, rupiah juga menguat 10 poin atau 0,07% ke posisi Rp14.575 per USD, dibandingkan penutupan Senin kemarin di Rp14.585 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di rentang Rp14.543-Rp14.585 per USD.
Rupiah mengambil untung dari melemahnya USD, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Ketua The Federal Reserve (bank sentral AS) Jerome Powell atas kebijakan kenaikan suku bunga. Trump yang memprioritaskan menekan defisit perdagangan AS, tidak ingin kenaikan suku bunga dan dolar yang terlalu kuat menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekspor Amerika.
Melansir dari Reuters, Selasa (21/8), kritik Trump membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama turun 0,3% menjadi 95,596 pada pukul 07:30 GMT. "Tampaknya Tump ingin dolar AS sedikit di sisi yang lemah agar produk Amerika tetap kompetitif," kata kepala analis pasar CMC Markets David Madden.
Ketegangan perang dagang AS dengan China telah membantu USD menguat, karena pasar mencari investasi yang sedikit berisiko dimana USD merupakan mata uang dunia dan safe haven asset. Dolar AS pun telah naik 8% sejak Januari 2018 karena kenaikan suku bunga dan perang dagang.
Pagi tadi, rupiah dibuka elanjutkan penguatan sebesar 23 poin atau 0,16% ke level Rp14.565 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.562-Rp14.580 per USD.
Data Yahoo Finance pada Selasa petang ini, rupiah juga menguat 10 poin atau 0,07% ke posisi Rp14.575 per USD, dibandingkan penutupan Senin kemarin di Rp14.585 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di rentang Rp14.543-Rp14.585 per USD.
Rupiah mengambil untung dari melemahnya USD, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Ketua The Federal Reserve (bank sentral AS) Jerome Powell atas kebijakan kenaikan suku bunga. Trump yang memprioritaskan menekan defisit perdagangan AS, tidak ingin kenaikan suku bunga dan dolar yang terlalu kuat menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekspor Amerika.
Melansir dari Reuters, Selasa (21/8), kritik Trump membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama turun 0,3% menjadi 95,596 pada pukul 07:30 GMT. "Tampaknya Tump ingin dolar AS sedikit di sisi yang lemah agar produk Amerika tetap kompetitif," kata kepala analis pasar CMC Markets David Madden.
Ketegangan perang dagang AS dengan China telah membantu USD menguat, karena pasar mencari investasi yang sedikit berisiko dimana USD merupakan mata uang dunia dan safe haven asset. Dolar AS pun telah naik 8% sejak Januari 2018 karena kenaikan suku bunga dan perang dagang.
(ven)