Rayakan Idul Adha Tanpa Sampah Plastik
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) terus mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah plastik, termasuk saat merayakan hari raya kurban Idul Adha 1439 Hijriah yang jatuh pada tanggal 22 Agustus 2018.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, Agung Kuswandono membawa komitmen mengurangi penggunaan plastik saat merayakan Idul Adha di kampung halamannya, Banyuwangi, Jawa Timur.
Deputi Agung menggunakan besek anyaman bambu dialasi daun jati sebagai tempat untuk menaruh daging hewan kurban yang dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Saat sebagian besar masyarakat masih memilih menggunakan plastik kresek sebagai tampat menaruh daging kurban, Agung menegaskan kalau plastik kresek bida diganti dengan besek bambu.
"Plastik bisa diganti besek dan daun jati. Bentuknya lebih manis dan berkelas, yang paling penting, tentunya lebih ramah lingkungan" kata Agung melalui pesan singkat yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Plastik yang digunakan sebagai kemasan makanan harus memenuhi standar food grade, jadi tidak boleh sembarangan. Sementara plastik dengan standar food grade harganya umumnya tidak semurah kantong kresek biasa. Deputi Agung menegaskan penggunaan besek dengan daun jati lebih aman karena menggunakan bahan alami.
"Tentu terjamin (kualitasnya). Bahan yang dipakai alami, langsung dari alam. Ada yang bilang kalau daging dibungkus daun jati rasanya akan lebih enak," ujarnya.
Agung menambahkan bahwa penggunaan besek dan daun jati banyak manfaatnya bahkan jauh lebih baik daripada plastik. "Ini memberdayakan perajin besek, memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Kemasannya lebih manis, lebih ramah lingkungan. Setelah dipakai, kemasan ini bisa dipergunakan untuk tempat bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih."
Kesempatan merayakan Idul Adha di kampung halaman tidak hanya sebagai momen ibadah tapi juga mengajak masyarakat terus mengurangi sampah plastik. Indonesia sudah darurat sampah plastik. Plastik sekali pakai seperti kantong kresek hanya akan menjadi sampah yang susah diurai secara alamiah.
Komitmen pengurangan pemakaian plastik harus terus dilakukan tidak hanya untuk mencapai target Indonesia bebas sampah plastik tahun 2020, melainkan harus menjadi prilaku sehari-hari. "Mari kita bersama-sama mengurangi penggunaan plastik. Mari kita mulai dari diri sendiri," pungkas Deputi Agung.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, Agung Kuswandono membawa komitmen mengurangi penggunaan plastik saat merayakan Idul Adha di kampung halamannya, Banyuwangi, Jawa Timur.
Deputi Agung menggunakan besek anyaman bambu dialasi daun jati sebagai tempat untuk menaruh daging hewan kurban yang dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Saat sebagian besar masyarakat masih memilih menggunakan plastik kresek sebagai tampat menaruh daging kurban, Agung menegaskan kalau plastik kresek bida diganti dengan besek bambu.
"Plastik bisa diganti besek dan daun jati. Bentuknya lebih manis dan berkelas, yang paling penting, tentunya lebih ramah lingkungan" kata Agung melalui pesan singkat yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Plastik yang digunakan sebagai kemasan makanan harus memenuhi standar food grade, jadi tidak boleh sembarangan. Sementara plastik dengan standar food grade harganya umumnya tidak semurah kantong kresek biasa. Deputi Agung menegaskan penggunaan besek dengan daun jati lebih aman karena menggunakan bahan alami.
"Tentu terjamin (kualitasnya). Bahan yang dipakai alami, langsung dari alam. Ada yang bilang kalau daging dibungkus daun jati rasanya akan lebih enak," ujarnya.
Agung menambahkan bahwa penggunaan besek dan daun jati banyak manfaatnya bahkan jauh lebih baik daripada plastik. "Ini memberdayakan perajin besek, memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Kemasannya lebih manis, lebih ramah lingkungan. Setelah dipakai, kemasan ini bisa dipergunakan untuk tempat bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih."
Kesempatan merayakan Idul Adha di kampung halaman tidak hanya sebagai momen ibadah tapi juga mengajak masyarakat terus mengurangi sampah plastik. Indonesia sudah darurat sampah plastik. Plastik sekali pakai seperti kantong kresek hanya akan menjadi sampah yang susah diurai secara alamiah.
Komitmen pengurangan pemakaian plastik harus terus dilakukan tidak hanya untuk mencapai target Indonesia bebas sampah plastik tahun 2020, melainkan harus menjadi prilaku sehari-hari. "Mari kita bersama-sama mengurangi penggunaan plastik. Mari kita mulai dari diri sendiri," pungkas Deputi Agung.
(ven)