Dorong Konektivitas Indonesia Timur, 16 Proyek Pelindo Diresmikan

Jum'at, 24 Agustus 2018 - 15:15 WIB
Dorong Konektivitas Indonesia Timur, 16 Proyek Pelindo Diresmikan
Dorong Konektivitas Indonesia Timur, 16 Proyek Pelindo Diresmikan
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN Rini M Soemarno hari ini meresmikan 16 proyek strategis nasional (PSN) di Kawasan Timur Indonesia senilai Rp2,153 triliun di Jayapura, Papua. Pengoperasian 16 proyek yang dibangun PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ini diharapkan bisa mempercepat konektivitas laut dan pertumbuhan ekonomi.

Ke-16 proyek yang diresmikan tersebut merupakan proyek-proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun PT Pelindo IV (Persero), yang terdiri dari lima pelabuhan di Papua, lima pelabuhan di Pulau Sulawesi, empat pelabuhan di Pulau Kalimantan dan dua pelabuhan di wilayah Ambon dan Ternate.

Lima pelabuhan di Papua yaitu Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Biak, Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Manokwari. Kemudian lima pelabuhan di Pulau Sulawesi adalah Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Pare-pare dan Pelabuhan Gorontalo.

Sementara itu, dua pelabuhan di wilayah Maluku dan Ternate adalah Pelabuhan Ambon dan Pelabuhan Ternate dan empat pelabuhan di Pulau Kalimantan adalah Pelabuhan Balikapapan, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Nunukan dan Pelabuhan Sangatta.

"Ini sebuah pencapaian yang besar dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Pembangunan pelabuhan-pelabuhan akan membantu masyarakat terutama dalam mendorong konektivitas laut dan daya saing di wilayah Timur Indonesia. Terima kasih kepada Pelindo IV yang sudah bekerja keras," ungkap Rini dalam siaran pers, Jumat (24/8/2018).

Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung menuturkan, 16 proyek strategis nasional ini dibangun dengan menggunakan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) dan internal perusahaan. Dengan total anggaran yang terserap untuk 16 proyek senilai Rp2,153 triliun.

"Di antaranya delapan PSN yang menggunakan anggaran PMN sebesar Rp1,3 triliun dan sisanya menggunakan internal perusahaan," ujarnya.

Ia juga menegaskan, dengan investasi yang dilakukan Pelindo IV, kapasitas 16 pelabuhan yang masuk dalam PSN yang diresmikan tersebut akan meningkat sekitar 50% hingga 500% atau lima kali lipat.

"Setiap tahun aktivitas di Pelabuhan Jayapura mengalami peningkatan sebesar 14%, sehingga dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk mendukung peningkatan tersebut, utamanya untuk mendukung kebutuhan aktivitas peti kemas di pelabuhan paling timur di Indonesia ini," jelasnya.

Doso menyebutkan, investasi yang dilakukan Pelindo IV bisa menurunkan Berth Occupancy Ratio (BOR) atau rasio penggunaan dermaga terhadap kunjungan kapal, di mana semakin tinggi BOR, semakin padat dermaga dan waktu tunggu kapal juga semakin lama.

Khusus untuk wilayah Papua, di Pelabuhan Jayapura, pihaknya membangun dermaga penumpang 100 meter dan replacement dermaga 150 meter dengan kapasitas 200.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 90.000 TEUs per tahun dengan penyerapan anggaran sebesar Rp165 miliar. Selain itu, investasi 2 unit RTG dari 15 box per jam menjadi 25 box per jam, dengan penyerapan anggaran senilai Rp34 miliar. Serta investasi 2 unit container crane senilai Rp100 miliar.

Di Pelabuhan Merauke, Pelindo IV membenamkan investasi sebesar Rp76 miliar untuk pembangunan dermaga petikemas 75 meter dan pondasi fixed crane dengan kapasitas 100.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 30.000 TEUs per tahun. Juga investasi alat, yaitu 2 unit fixed crane senilai Rp25 miliar dengan kapasitas 18 box per jam, dari sebelumnya hanya 5 box per jam.

Di Pelabuhan Biak, Pelindo IV menanam investasi sebesar Rp87 miliar untuk membangun dermaga penumpang 142 meter. Dengan investasi ini, kapal yang sandar dulunya hanya bisa ukuran 3.000 GT, sekarang bisa dengan ukuran 14.000 GT.

Selanjutnya di Pelabuhan Sorong, Pelindo IV membangun kantor cabang dengan investasi sebesar Rp23 miliar. Melalui investasi ini, kantor cabang yang sebelumnya hanya mampu menampung sebanyak 50 orang, kini bisa didiami sebanyak 150 orang. Juga ada pembangunan dermaga petikemas segmen B 143 meter, yang menyerap anggaran sebesar Rp192 miliar dengan kapasitas kini menjadi 300.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 50.000 TEUs per tahun.

Di Pelabuhan Manokwari, investasi yang dilakukan adalah pembangunan dermaga petikemas 75 meter senilai Rp46,2 miliar dengan kapasitas yang meningkat jadi 100.000 TEUs per tahun dari sebelumnya hanya 30.000 TEUs per tahun. Juga investasi 2 unit fixed crane senilai Rp40 miliar berkapasitas 18 box per jam dari sebelumnya hanya 5 box per jam.

Secara keseluruhan, setelah proses pembangunan selesai, total kapasitas peti kemas di Kawasan Timur Indonesia naik 188% dari 700.000 TEUs per tahun menjadi 2 juta TEUs per tahun.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8146 seconds (0.1#10.140)