Soal Kenaikan Harga BBM, Ini Respons Menteri ESDM Ignasius Jonan

Selasa, 04 September 2018 - 20:48 WIB
Soal Kenaikan Harga BBM, Ini Respons Menteri ESDM Ignasius Jonan
Soal Kenaikan Harga BBM, Ini Respons Menteri ESDM Ignasius Jonan
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tegaskan pemerintah belum ada rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat. Pernyataan ini menanggapi mencuatnya isu kenaikan BBM subsidi menyusul kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus terpuruk.

Kenaikan BBM diyakini bisa menyeimbangkan keuangan pemerintah serta meredam kejatuhan kurs rupiah, namun Menteri Jonan menekankan belum ada kenaikan BBM dalam waktu dekat. “Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat,” ujar Menteri ESDM Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
(Baca Juga: Harga BBM Subsidi Dipastikan Sri Mulyani Tidak Akan NaikHal senada juga dikatakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang memastikan bahwa subsidi BBM tetap sebesar Rp2.000 per liternya dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019. Sementara sebelumnya Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Abadi Poernomo mengungkapkan Harga BBM subsidi kemungkinan akan naik untuk meredam keterpurukan nilai tukar rupiah.

"Subsidi BBM yang ditetapkan pemerintah pada tahun depan tetap sebesar Rp2.000 per liternya untuk solar. Jumlah tersebut sama seperti tahun ini. Di dalam RAPBN 2019 sudah kami sampaikan, policy mengenai subsidi tetap sama dengan volume yang ditetapkan dan juga dari sisi jumlah subsidi per liternya sama seperti 2018," ujar Sri Mulyani.

Di sisi lain pemerintah, diterangkan Sri Mulyani telah menyiapkan beberapa langkah, dalam upaya mengantisipasi tekanan global yang perkirakan masih akan terus berlangsung hingga mengikis nilai tukar rupiah. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku bakal melakukan gotong royong dengan beberapa lembaga terkait di tengah gejolak perekonomian global.

“Kami melihat pergerakan global dan terus mewaspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina tinggi sekali dan kadang dikombinasikan dengan kondisi di negara emerging lainnya. Karena situasi di sana belum selesai, makanya kita antisipasi bahwa tekanan ini masih akan berlangsung,” jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5898 seconds (0.1#10.140)