Sri Mulyani Ajak Pengusaha Jaga Ekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak para pengusaha untuk bersama-sama menjaga "rumah" Indonesia untuk menghadapi perubahan ekonomi global.
"Kalau kita menghadapi badai di luar, rumah kita harus kuat. Kita harus jaga seluruh pilar bersama," ujarnya di acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Saat memberikan paparan bertema "Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpanjangan dan Moneter yang Adil, Transparan, dan Akuntabel", Menkeu mengatakan pemerintah menjaga ekonomi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan agar APBN tidak menjadi sumber kerawanan.
Beberapa waktu lalu, kata dia, pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai pembatasan impor. Sri Mulyani menerangkan bahwa hal ini penting dan harus segera dilakukan karena posisi neraca pembayaran yang sudah negatif.
"Konsumsi impor bulan Juli melonjak 54%. Agustus turun tapi masih di 30%. Sedangkan ekspor tumbuh 7%. Kalau dibiarkan terus defisit makin lebar," terang Menkeu.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pemerintah tidak ingin memberlakukan perubahan kebijakan yang drastis. Namun, untuk menjaga ekonomi harus melakukan penyesuaian bersama-sama.
Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan iklim investasi yang baik. Kemenkeu melalui Dirjen Pajak dan Bea Cukai juga terus menajamkan berbagai kebijakan kemudahan berusaha agar pengusaha dapat meningkatkan usahanya, utamanya peningkatan ekspor.
"Pemerintah tidak akan mendapatkan untung apa-apa jika pengusaha tidak kuat. Kita harus membuat Anda semua kuat," tutur Sri Mulyani.
"Kalau kita menghadapi badai di luar, rumah kita harus kuat. Kita harus jaga seluruh pilar bersama," ujarnya di acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Saat memberikan paparan bertema "Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpanjangan dan Moneter yang Adil, Transparan, dan Akuntabel", Menkeu mengatakan pemerintah menjaga ekonomi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan agar APBN tidak menjadi sumber kerawanan.
Beberapa waktu lalu, kata dia, pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai pembatasan impor. Sri Mulyani menerangkan bahwa hal ini penting dan harus segera dilakukan karena posisi neraca pembayaran yang sudah negatif.
"Konsumsi impor bulan Juli melonjak 54%. Agustus turun tapi masih di 30%. Sedangkan ekspor tumbuh 7%. Kalau dibiarkan terus defisit makin lebar," terang Menkeu.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pemerintah tidak ingin memberlakukan perubahan kebijakan yang drastis. Namun, untuk menjaga ekonomi harus melakukan penyesuaian bersama-sama.
Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan iklim investasi yang baik. Kemenkeu melalui Dirjen Pajak dan Bea Cukai juga terus menajamkan berbagai kebijakan kemudahan berusaha agar pengusaha dapat meningkatkan usahanya, utamanya peningkatan ekspor.
"Pemerintah tidak akan mendapatkan untung apa-apa jika pengusaha tidak kuat. Kita harus membuat Anda semua kuat," tutur Sri Mulyani.
(ven)