Kementan Kampanyekan Manfaat Pangan Lokal, Impor Buah Turun
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (17/9) lalu merilis nilai impor Indonesia pada Agustus yang nilainya mencapai USD16,84 miliar atau turun 7,97% dibanding Juli 2018.
Menurut BPS, salah satu penyumbang turunnya impor adalah menurunnya nilai impor buah, antara lain menjadi sebesar USD157,3 juta dibanding Juli 2018. BPS mencatat, impor buah pir juga turun sebesar USD13,8 juta.
Menanggapi turunnya impor buah, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menuturkan, hal itu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiaman untuk menekan konsumsi buah impor. Dalam beberapa bulan belakangan ini, kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) sangat masif mengampanyekan manfaat pangan lokal untuk stamina tubuh.
Hasilnya, kata Suwandi, hal itu berdampak langsung terhadap masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi pangan lokal dibanding buah impor.
"Kami telah menggandeng ahli kinesiology. Lewat teknik kinesiologi kita dapat mengetahui langsung manfaat pangan lokal untuk stamina tubuh. Tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik bagi tubuh, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kopi dan kedelai," sebut Suwandi di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Selain itu, sambung Suwandi, dalam menurunkan volume impor pangan, khususnya buah-buahan, Kementan pun terus mendorong peningkatan ekspor seperti buah naga, sirsak, alpukat, jeruk, srikaya, pisang, durian dan berbagai buah lainnya. Salah satu contohnya buah naga, sudah diekspor ke Eropa dan Amerika Latin.
"Buah naga asal Indonesia sangat disukai masyarakat luar negeri. Pesaing kita dari Israel, Vietnam, dan Thailand. Ini tantangan buat kita untuk lebih meningkatkan kualitas sesuai dengan standar dari negara yang mengimpor. Ini tentu dengan terus meningkatkan kualitas sumber daya petani kita," tandasnya.
Menurut BPS, salah satu penyumbang turunnya impor adalah menurunnya nilai impor buah, antara lain menjadi sebesar USD157,3 juta dibanding Juli 2018. BPS mencatat, impor buah pir juga turun sebesar USD13,8 juta.
Menanggapi turunnya impor buah, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menuturkan, hal itu sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiaman untuk menekan konsumsi buah impor. Dalam beberapa bulan belakangan ini, kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) sangat masif mengampanyekan manfaat pangan lokal untuk stamina tubuh.
Hasilnya, kata Suwandi, hal itu berdampak langsung terhadap masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi pangan lokal dibanding buah impor.
"Kami telah menggandeng ahli kinesiology. Lewat teknik kinesiologi kita dapat mengetahui langsung manfaat pangan lokal untuk stamina tubuh. Tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik bagi tubuh, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kopi dan kedelai," sebut Suwandi di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Selain itu, sambung Suwandi, dalam menurunkan volume impor pangan, khususnya buah-buahan, Kementan pun terus mendorong peningkatan ekspor seperti buah naga, sirsak, alpukat, jeruk, srikaya, pisang, durian dan berbagai buah lainnya. Salah satu contohnya buah naga, sudah diekspor ke Eropa dan Amerika Latin.
"Buah naga asal Indonesia sangat disukai masyarakat luar negeri. Pesaing kita dari Israel, Vietnam, dan Thailand. Ini tantangan buat kita untuk lebih meningkatkan kualitas sesuai dengan standar dari negara yang mengimpor. Ini tentu dengan terus meningkatkan kualitas sumber daya petani kita," tandasnya.
(fjo)