Bandara Komodo Akan Disulap Jadi Kelas Internasional
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk mengembangkan Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo menjadi bandara internasional. Pengembangan bandara di wilayah Indonesia Timur ini menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Direktur Bandar Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengungkapkan, saat ini bandara tersebut baru melayani rute domestik. Dengan pengembangan ini, rencananya bandara tersebut akan melayani rute internasional seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Perth.
"Rencana rute juga ada ke internasional, seperti Kuala Lumpur, Singapura, Darwin, dan Perth," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Dia menjelaskan, pengembangan yang dilakukan di bandara ini antara lain, perpanjangan landasan pacu 45x200 meter atau sekitar 9.000 m2, pengerasan taxiway PCN 50 menjadi PCN 60 seluas 9.878,5 m2, perluasan apron 11.100 m2.
"Perpanjangan runway dari 2.250 m menjadi 2.450 m, sehingga nanti dapat melayani pesawat seperti Boeing 737-800," imbuh dia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan penambahan luas terminal penumpang domestik sebesar 24.949 m2, penambahan luas terminal penumpang internasional sebesar 5.343 m2, pembangunan terminal kargo 1.994 m2, dan perluasan area parkir kendaraan 31.447 m2.
Masih menurut Polana, Kemenhub juga akan mengembangkan fasilias penunjang seluas 6.878,8 m2, penambahan fasilitas alat bantu dan penerbangan, penambahan fasilitas keselamatan penerbangan, dan penambahan utilitas.
"Di darat banyak yang harus dikembangkan, karena sekarang baru bisa melayani 1 juta penumpang per tahun. Di 2044 diharapkan kapasitas penumpang bisa mencapai 4 juta per tahun," tandasnya.
Direktur Bandar Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengungkapkan, saat ini bandara tersebut baru melayani rute domestik. Dengan pengembangan ini, rencananya bandara tersebut akan melayani rute internasional seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Perth.
"Rencana rute juga ada ke internasional, seperti Kuala Lumpur, Singapura, Darwin, dan Perth," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Dia menjelaskan, pengembangan yang dilakukan di bandara ini antara lain, perpanjangan landasan pacu 45x200 meter atau sekitar 9.000 m2, pengerasan taxiway PCN 50 menjadi PCN 60 seluas 9.878,5 m2, perluasan apron 11.100 m2.
"Perpanjangan runway dari 2.250 m menjadi 2.450 m, sehingga nanti dapat melayani pesawat seperti Boeing 737-800," imbuh dia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan penambahan luas terminal penumpang domestik sebesar 24.949 m2, penambahan luas terminal penumpang internasional sebesar 5.343 m2, pembangunan terminal kargo 1.994 m2, dan perluasan area parkir kendaraan 31.447 m2.
Masih menurut Polana, Kemenhub juga akan mengembangkan fasilias penunjang seluas 6.878,8 m2, penambahan fasilitas alat bantu dan penerbangan, penambahan fasilitas keselamatan penerbangan, dan penambahan utilitas.
"Di darat banyak yang harus dikembangkan, karena sekarang baru bisa melayani 1 juta penumpang per tahun. Di 2044 diharapkan kapasitas penumpang bisa mencapai 4 juta per tahun," tandasnya.
(fjo)