Buka Ceruk Pasar Baru, Sriboga Sasar Pebisnis Kue
A
A
A
SURABAYA - Pasar kue saat ini terus melejit. Bahkan sejumlah artis tertarik untuk membuka bisnis sampingan dengan membuka toko kue. Melihat peluang itu, PT Sriboga Flour Mill meluncurkan tepung khusus kue atau cake dengan nama Yokozuna. Perseroan mengklaim produk ini satu-satunya tepung yang khusus untuk bahan membuat kue.
Manager Costumer Care and Training Sriboga Customer Center (SCC) PT Sriboga Flour Mill, Panca Indra Pristiawan mengatakan, dengan hadirnya produk tepung khusus cake ini, pihaknya berharap mampu meningkatkan market share penjualan di Jatim hingga 7 persen. Selama ini, total market share Sriboga di Jatim baru 20 persen. "Kalau menggunakan produk kami ini, siapapun yang ingin membuat kue tidak perlu mencampur dengan tepung lainnya. Selama ini kan masih ada campuran-campuran dengan tepung-tepung lain agar pas dalam membuat kue," katanya, Jum'at (28/9/2018).
Industri tepung, lanjut dia, persaingannya sangat ketat. Beberapa tahun lalu, pabrik tepung besar di Indonesia hanya sebanyak 5 perusahaan. Saat ini bertambah hingga menjadi 30 pabrik. Hal itu memaksa produsen tepung untuk berinovasi agar kinerja perseroan bisa bertumbuh. Salah satunya dengan membuat ceruk pasar baru, yakni tepung yang khusus kue. "Bisnis kue sangat menarik karena proses membuatnya mudah, bentuknya lebih inovatif dibanding roti. Yang menarik lagi, keuntunganya sangat tinggi. Bisa mencapai 300 persen," ujar Indra.
Dia menambahkan, saat ini kapasitas produksi PT Sriboga Flour Mill mencapai 80.000 sak perhari. Dengan utilitas pabrik mencapai 85%. Meski sudah mendekati angka produksi tertinggi, namun perseroan belum berencana menambah kapasitas produksi maupun mesin pabrik. Pasalnya, pertumbuhan produksi tepung secara nasional kurang signifikan. Hanya sebesar 5 persen tiap tahun. Disisi lain, produsen tepung sudah cukup banyak. "Yang kami lakukan saat ini lebih pada bagaimana membuat inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, Manager Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) PT Sriboga Flour Mill, Irfan Wahyudi mengatakan, saat ini pihaknya telah menggandeng sebanyak 6.000 UKM binaan. UKM tersebut dididik dan latih untuk membuat aneka produk dari tepung. Diharapkan, ketika sudah mampu membuka usaha dan berkembang, akan menjadi pelanggan loyal dari Sriboga. "Cara-cara seperti ini sangat efektif karena membangun hubungan emosional dengan pelanggan," kata Irfan.
Manager Costumer Care and Training Sriboga Customer Center (SCC) PT Sriboga Flour Mill, Panca Indra Pristiawan mengatakan, dengan hadirnya produk tepung khusus cake ini, pihaknya berharap mampu meningkatkan market share penjualan di Jatim hingga 7 persen. Selama ini, total market share Sriboga di Jatim baru 20 persen. "Kalau menggunakan produk kami ini, siapapun yang ingin membuat kue tidak perlu mencampur dengan tepung lainnya. Selama ini kan masih ada campuran-campuran dengan tepung-tepung lain agar pas dalam membuat kue," katanya, Jum'at (28/9/2018).
Industri tepung, lanjut dia, persaingannya sangat ketat. Beberapa tahun lalu, pabrik tepung besar di Indonesia hanya sebanyak 5 perusahaan. Saat ini bertambah hingga menjadi 30 pabrik. Hal itu memaksa produsen tepung untuk berinovasi agar kinerja perseroan bisa bertumbuh. Salah satunya dengan membuat ceruk pasar baru, yakni tepung yang khusus kue. "Bisnis kue sangat menarik karena proses membuatnya mudah, bentuknya lebih inovatif dibanding roti. Yang menarik lagi, keuntunganya sangat tinggi. Bisa mencapai 300 persen," ujar Indra.
Dia menambahkan, saat ini kapasitas produksi PT Sriboga Flour Mill mencapai 80.000 sak perhari. Dengan utilitas pabrik mencapai 85%. Meski sudah mendekati angka produksi tertinggi, namun perseroan belum berencana menambah kapasitas produksi maupun mesin pabrik. Pasalnya, pertumbuhan produksi tepung secara nasional kurang signifikan. Hanya sebesar 5 persen tiap tahun. Disisi lain, produsen tepung sudah cukup banyak. "Yang kami lakukan saat ini lebih pada bagaimana membuat inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, Manager Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) PT Sriboga Flour Mill, Irfan Wahyudi mengatakan, saat ini pihaknya telah menggandeng sebanyak 6.000 UKM binaan. UKM tersebut dididik dan latih untuk membuat aneka produk dari tepung. Diharapkan, ketika sudah mampu membuka usaha dan berkembang, akan menjadi pelanggan loyal dari Sriboga. "Cara-cara seperti ini sangat efektif karena membangun hubungan emosional dengan pelanggan," kata Irfan.
(akr)