Sri Mulyani Heran Masih Banyak Masyarakat Takut Bikin Kartu Wajib Pajak
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merasa heran mengenai masyarakat Indonesia yang takut ditagih mengenai pembayaran pajak. Ia mengaku, masih menemukan masyarakat yang masih gemetar saat ditanyai mengenai pembuatan kartu wajib pajak atau melaporkan pajak pribadi.
"Membayar pajak itu saat ini ada 40 juta orang, tapi ada saja yang dengar pajak masih takut dan gemetar karena ngajarin cara membayar pajak itu enggak gampang," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu di Jakarta, Sabtu (29/9).
Lebih lanjut, Ia mencontohkan di Amerika Serikat banyak sekali konsultan pajak di setiap jalan. Hal itu membuat masyarakat disana tidak takut untuk membayar pajak ataupun melaporkan pajaknya secara online. "Kalau untuk saya bilang pressure dan enggak nakuti orang. Pas saya ke Amerika, saya lihat banyak sekali konsultasi pajak jadi mereka tahu pajak," jelasnya.
Saat ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Agustus 2018 mencapai Rp907,5 triliun. Realisasi ini tumbuh 16,5% dibanding periode sama tahun lalu atau mencapai 56,1% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 yang sebesar Rp1.618,09 triliun.
Berdasarkan data Kemenkeu, penerimaan perpajakan secara rinci adalah Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas mencapai Rp437,4 trilun atau tumbuh 15,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp307,6 triliun atau naik 15,1% dibanding periode sama tahun lalu.
Adapun realisasi cukai hingga akhir Agustus 2018 sebesar Rp78,6 triliun atau tumbuh 14,9% dari realisasi periode yang sama tahun lalu. Bea masuk mencapai Rp25,1 triliun atau tumbuh 14,7%. Bea keluar sebesar Rp4,4 triliun atau tumbuh 14,2%.
Sedangkan, realisasi PPh migas sebesar Rp42,0 triliun atau tumbuh 19,2% dari periode yang sama tahun lalu. Penerimaan pajak tahun 2018 terus meningkat dibandingkan tahun 2017. Hingga September ini, penerimaan pajak telah tumbuh 16,5%. Tahun lalu, penerimaan pajak tumbuh 9,5%.
"Membayar pajak itu saat ini ada 40 juta orang, tapi ada saja yang dengar pajak masih takut dan gemetar karena ngajarin cara membayar pajak itu enggak gampang," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu di Jakarta, Sabtu (29/9).
Lebih lanjut, Ia mencontohkan di Amerika Serikat banyak sekali konsultan pajak di setiap jalan. Hal itu membuat masyarakat disana tidak takut untuk membayar pajak ataupun melaporkan pajaknya secara online. "Kalau untuk saya bilang pressure dan enggak nakuti orang. Pas saya ke Amerika, saya lihat banyak sekali konsultasi pajak jadi mereka tahu pajak," jelasnya.
Saat ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Agustus 2018 mencapai Rp907,5 triliun. Realisasi ini tumbuh 16,5% dibanding periode sama tahun lalu atau mencapai 56,1% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 yang sebesar Rp1.618,09 triliun.
Berdasarkan data Kemenkeu, penerimaan perpajakan secara rinci adalah Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas mencapai Rp437,4 trilun atau tumbuh 15,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp307,6 triliun atau naik 15,1% dibanding periode sama tahun lalu.
Adapun realisasi cukai hingga akhir Agustus 2018 sebesar Rp78,6 triliun atau tumbuh 14,9% dari realisasi periode yang sama tahun lalu. Bea masuk mencapai Rp25,1 triliun atau tumbuh 14,7%. Bea keluar sebesar Rp4,4 triliun atau tumbuh 14,2%.
Sedangkan, realisasi PPh migas sebesar Rp42,0 triliun atau tumbuh 19,2% dari periode yang sama tahun lalu. Penerimaan pajak tahun 2018 terus meningkat dibandingkan tahun 2017. Hingga September ini, penerimaan pajak telah tumbuh 16,5%. Tahun lalu, penerimaan pajak tumbuh 9,5%.
(akr)