Dolar Perkasa, Neraca Perdagangan Nonmigas Surplus USD639 Juta

Rabu, 03 Oktober 2018 - 18:01 WIB
Dolar Perkasa, Neraca...
Dolar Perkasa, Neraca Perdagangan Nonmigas Surplus USD639 Juta
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2018 sebesar USD14,43 miliar, meningkat 3,43% dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya (YoY). Dengan impor nonmigas sebesar USD13,79 miliar, maka neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada periode Agustus 2018 mencatat surplus USD639,6 juta.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) memberi insentif secara tidak langsung bagi eksportir untuk meningkatkan volume ekspor mereka.

"Kinerja ekspor bulan Agustus 2018 terbantu oleh peningkatan dolar AS atas rupiah. Sehingga, neraca perdagangan nonmigas masih terjaga tetap surplus meski terdapat tekanan di sisi yang lain," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (3/10/2018).

Dia mengakui, naiknya nilai ekspor pada periode kali ini adalah imbas menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dan dampak perang dagang antara AS dan China. Secara kumulatif ekspor nonmigas Januari-Agustus 2018 mencapai USD108,69 miliar. Nilai ini tumbuh 10% dibanding periode yang sama tahun 2017 (YoY) yang sebesar USD98,79 miliar.

Enggar pun tetap optimistis target pertumbuhan ekspor nonmigas 11% untuk tahun 2018 dapat dicapai meski terdapat kontraksi perdagangan di awal paruh kedua tahun ini. Beberapa komoditas utama ekspor nonmigas yang berkontribusi terbesar terhadap peningkatan ekspor Januari-Agustus 2018 adalah bijih, kerak, dan abu logam (HS 26); besi dan baja (HS 72); berbagai produk kimia (HS 38); bahan bakar mineral (HS 27) dan kertas/karton (HS 48).

Kenaikan ekspor beberapa komoditas tersebut disebabkan penguatan harga ekspor. Menguatnya harga ekspor terindikasi dari kenaikan nilai ekspor yang lebih besar dari kenaikan volumenya.

Enggar menyampaikan, peningkatan ekspor ke beberapa negara mitra dagang juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas Januari–Agustus 2018. Ekspor ke beberapa negara yang diprediksi mencapai target ekspor nonmigas 2018 antara lain China yang mengalami pertumbuhan sebesar 30,63% (YoY), Jepang (20,39%) dan Korsel (15,57%).

Sebagai respons langsung atas penguatan nilai dolar AS, terjadi perlambatan kinerja impor di bulan Agustus 2018 ini. Total impor bulan Agustus 2018 mencapai USD16,84 miliar, atau turun 8,0% dari Juli 2018 (MoM) yang sebesar USD18,29 miliar. Dibanding Juli 2018, impor nonmigas Agustus 2018 turun 11,79% sedangkan impor migas naik 14,50%.

Mendag mengungkapkan bahwa secara kumulatif total impor Januari–Agustus 2018 mencapai USD124,19 miliar, atau naik 24,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya. "Peningkatan nilai impor tersebut didorong oleh kenaikan impor seluruh klasifikasi barang. Barang modal naik 29,2%, bahan baku/penolong naik 23,2%, serta barang konsumsi naik 27,4% (YoY)," terangnya.

Sementara itu, barang konsumsi yang impornya meningkat signifikan antara lain adalah alat angkutan bukan untuk industri, barang konsumsi tidak tahan lama, serta makanan dan minuman olahan untuk rumah tangga. "Sedangkan untuk barang modal, yang impornya naik adalah alat angkutan untuk industri dan barang modal bukan berupa alat angkutan," pungkas Enggar.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8969 seconds (0.1#10.140)