Kejatuhan Saham Teknologi Membuat Dow Jones Longsor Lebih 800 Poin
A
A
A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup terpuruk pada perdagangan Rabu waktu setempat, imbas dari curamnya saham-saham teknologi akibat kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi yang begitu cepat. Kondisi ini membuat Wall Street berada di hari terburuk dalam delapan bulan di 2018.
Mengutip CNBC, Kamis (11/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average harus longsor 831,83 poin menjadi 25.598,74 karena saham Intel dan Microsoft masing-masing jatuh lebih dari 3,5%. Indeks Nasdaq anjlok 4% menjadi 7.422,05.
Indeks S&P 500 turun 3,3% ke posisi 2.785,68 akibat kinerja buruk saham sektor teknologi. Ini merupakan penurunan beruntun lima hari, terpanjang sejak November 2016.
Dow Jones dan S&P 500 membukukan penurunan satu hari terbesar sejak awal Februari 2018, dan Nasdaq mencatat penurunan hari terbesar sejak 24 Juni 2016.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang diperdagangkan sekitar 3,23%, level tertinggi sejak 2011, mengirim kekhawatiran akan biaya pinjaman yang lebih tinggi sehingga disinyalir akan memperlambat perekonomian.
Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi bisa berpengaruh pada kinerja perusahaan teknologi. Sehingga saham Amazon turun 6,2%, Netflix turun 8,4%, Facebook dan Apple juga turun masing-masing lebih dari 4%. "Orang-orang memilih melepas saham-saham teknologi," kata Larry Benedict, CEO The Opportunistic Trader.
Mengutip CNBC, Kamis (11/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average harus longsor 831,83 poin menjadi 25.598,74 karena saham Intel dan Microsoft masing-masing jatuh lebih dari 3,5%. Indeks Nasdaq anjlok 4% menjadi 7.422,05.
Indeks S&P 500 turun 3,3% ke posisi 2.785,68 akibat kinerja buruk saham sektor teknologi. Ini merupakan penurunan beruntun lima hari, terpanjang sejak November 2016.
Dow Jones dan S&P 500 membukukan penurunan satu hari terbesar sejak awal Februari 2018, dan Nasdaq mencatat penurunan hari terbesar sejak 24 Juni 2016.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang diperdagangkan sekitar 3,23%, level tertinggi sejak 2011, mengirim kekhawatiran akan biaya pinjaman yang lebih tinggi sehingga disinyalir akan memperlambat perekonomian.
Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi bisa berpengaruh pada kinerja perusahaan teknologi. Sehingga saham Amazon turun 6,2%, Netflix turun 8,4%, Facebook dan Apple juga turun masing-masing lebih dari 4%. "Orang-orang memilih melepas saham-saham teknologi," kata Larry Benedict, CEO The Opportunistic Trader.
(ven)