Penguatan IHSG Diperkirakan Terbatas
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak menguat terbatas dengan range pergerakan 5.773-5.860.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pergerkaan IHSG secara teknikal menguji level resistance MA20 dilevel 5.860-an yang kemudian menjadi konfirmasi penguatan lanjutan hingga MA50 dilevel 5.910-an.
"Indikator stochastic terkonfirmasi golden-cross pada area oversold dengan periode yang lebih cepat dan Indikator RSI yang masih memiliki momentum cukup lambat pada middle area," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Sementara, IHSG kemarin ditutup menguat 23,88 poin kelevel 5.820,67 dengan saham-saham pada indeks konsumer memimpin penguatan. Saham HMSP, GOOD dan UNVR menjadi leader penguatan IHSG.
Pemerintah meluncurkan kebijakan yang cukup agresive dengan menaikan BBM guna menumbuhkan inflasi ditengah tren penguatan suku bunga dan menurunkan aktifitas impor sehingga disinyalir mampu menjadi penahan laju depresiasi rupiah yang lebih deras ditahun depan.
"Rupiah terpantau terapresiasi 0,25% pada hari ini dilevel Rp15.200 per USD. Investor asing masih tercatat net sell Rp574,85 miliar dengan saham BBCA, BBRI dan BBNI menjadi top net sell value," pungkasnya.
Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya AKRA, BBNI, BMRI, INDF, JSMR, KLBF, BRPT, MAIN, PTRO dan ACES.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pergerkaan IHSG secara teknikal menguji level resistance MA20 dilevel 5.860-an yang kemudian menjadi konfirmasi penguatan lanjutan hingga MA50 dilevel 5.910-an.
"Indikator stochastic terkonfirmasi golden-cross pada area oversold dengan periode yang lebih cepat dan Indikator RSI yang masih memiliki momentum cukup lambat pada middle area," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Sementara, IHSG kemarin ditutup menguat 23,88 poin kelevel 5.820,67 dengan saham-saham pada indeks konsumer memimpin penguatan. Saham HMSP, GOOD dan UNVR menjadi leader penguatan IHSG.
Pemerintah meluncurkan kebijakan yang cukup agresive dengan menaikan BBM guna menumbuhkan inflasi ditengah tren penguatan suku bunga dan menurunkan aktifitas impor sehingga disinyalir mampu menjadi penahan laju depresiasi rupiah yang lebih deras ditahun depan.
"Rupiah terpantau terapresiasi 0,25% pada hari ini dilevel Rp15.200 per USD. Investor asing masih tercatat net sell Rp574,85 miliar dengan saham BBCA, BBRI dan BBNI menjadi top net sell value," pungkasnya.
Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya AKRA, BBNI, BMRI, INDF, JSMR, KLBF, BRPT, MAIN, PTRO dan ACES.
(ven)