Bursa Asia Runtuh: Shanghai Merosot 5%, Nikkei 4% dan IHSG Ambruk 2%
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk pada sesi akhir perdagangan, Kamis (11/10/2018) untuk mengikuti keruntuhan mayoritas pasar saham di wilayah Asia. Hingga sesi sore perdagangan, IHSG berakhir anjlok 2,02% atau setara 117,85 poin ke level 5.702,82.
Pada perdagangan sesi I siang tadi, IHSG memerah usai kehilangan 1,82% atau setara dengan 106.17 poin menjadi 5.714,50 ketika tadi pagi dibuka anjlok pada posisi posisi 5.700,87 usai merosot tajam 119,800 poin atau 2,06%. Kemarin, pada penutupan Rabu (10/10), IHSG berakhir menghijau ke level 5.820,67.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp7,43 triliun dengan 11,24 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp1,18 triliun dengan aksi jual asing sebesar Rp3,02 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,83 triliun. Tercatat sebesar 81 saham menguat, 357 melemah dan 98 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) bertambah Rp185 menjadi Rp940, PT Super Energy Tbk. (SURE) naik Rp125 ke posisi Rp630 serta PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) meningkat Rp120 menjadi Rp2.990.
Saham-saham dengan melemah yakni PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp400 menjadi Rp3.500, PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) menyusut Rp250 menjadi Rp1.250 dan PT Astra International Tbk. (ASII) berkurang Rp225 ke level Rp6.725.
Sementara itu bursa Asia runtuh ketika mayoritas bursa utama merosot tajam pada akhir sesi perdagangan Kamis, dengan komposit Shanghai dan Shenzhen keduanya jatuh lebih dari 5%. Selanjutnya pada wilayah daratan China, kejatuhan juga menimpa indeks Hang Seng dengan penurunan 3,54% ke level 25.266,37 hingga perdagangan sesi sore hari ini.
Pelemahan terdalam terlihat pada komposit Shanghai yang jatuh 5,22% hingga perdagangan ditutup menjadi 2.583,46 dan komposit Shenzhen terkapar usai kehilangan 6,445% untuk berakhir di posisi 1.293,90. Penurunan indeks Shanghai menjadi yang terburuk dalam satu hari sejak Februari 2016, menurut perusahaan jasa keuangan China, Wind Information.
Di Taiwan, indeks Taiex menyusut hingga 6,31% hingga berakhir pada posisi 9.806,11 saat saham pembuat lensa dan pemasok Apple Largan Precision anjlok 9,89%. Tidak terkecuali pasar saham Jepang juga tersendat. Indeks Nikkei 225 tercatat lebih rendah 3,89% ke level 22.590,86 sementara indeks Topix turun 3,52% untuk mengakhiri sesi hari ini di posisi 1.701,86 terserat sebagian besar sektor utama yang mengalami kejatuhan.
Selanjutnya indeks Kospi di Korea Selatan melanjutkan tren pelemahan secara umum usai terperosok 4,14% hingga ditutup pada level 2.136,31. Indeks patokan Australia di Sydney, ASX 200 juga turun 2,74% menjadi 5.883,8, dengan sebagian besar sektor lebih rendah. Subindex energi turun 3,75% dan sektor materials menyusut 2,56% ditambah sektor keuangan tertekan turun 2,9%.
Pada perdagangan sesi I siang tadi, IHSG memerah usai kehilangan 1,82% atau setara dengan 106.17 poin menjadi 5.714,50 ketika tadi pagi dibuka anjlok pada posisi posisi 5.700,87 usai merosot tajam 119,800 poin atau 2,06%. Kemarin, pada penutupan Rabu (10/10), IHSG berakhir menghijau ke level 5.820,67.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp7,43 triliun dengan 11,24 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp1,18 triliun dengan aksi jual asing sebesar Rp3,02 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,83 triliun. Tercatat sebesar 81 saham menguat, 357 melemah dan 98 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) bertambah Rp185 menjadi Rp940, PT Super Energy Tbk. (SURE) naik Rp125 ke posisi Rp630 serta PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) meningkat Rp120 menjadi Rp2.990.
Saham-saham dengan melemah yakni PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp400 menjadi Rp3.500, PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) menyusut Rp250 menjadi Rp1.250 dan PT Astra International Tbk. (ASII) berkurang Rp225 ke level Rp6.725.
Sementara itu bursa Asia runtuh ketika mayoritas bursa utama merosot tajam pada akhir sesi perdagangan Kamis, dengan komposit Shanghai dan Shenzhen keduanya jatuh lebih dari 5%. Selanjutnya pada wilayah daratan China, kejatuhan juga menimpa indeks Hang Seng dengan penurunan 3,54% ke level 25.266,37 hingga perdagangan sesi sore hari ini.
Pelemahan terdalam terlihat pada komposit Shanghai yang jatuh 5,22% hingga perdagangan ditutup menjadi 2.583,46 dan komposit Shenzhen terkapar usai kehilangan 6,445% untuk berakhir di posisi 1.293,90. Penurunan indeks Shanghai menjadi yang terburuk dalam satu hari sejak Februari 2016, menurut perusahaan jasa keuangan China, Wind Information.
Di Taiwan, indeks Taiex menyusut hingga 6,31% hingga berakhir pada posisi 9.806,11 saat saham pembuat lensa dan pemasok Apple Largan Precision anjlok 9,89%. Tidak terkecuali pasar saham Jepang juga tersendat. Indeks Nikkei 225 tercatat lebih rendah 3,89% ke level 22.590,86 sementara indeks Topix turun 3,52% untuk mengakhiri sesi hari ini di posisi 1.701,86 terserat sebagian besar sektor utama yang mengalami kejatuhan.
Selanjutnya indeks Kospi di Korea Selatan melanjutkan tren pelemahan secara umum usai terperosok 4,14% hingga ditutup pada level 2.136,31. Indeks patokan Australia di Sydney, ASX 200 juga turun 2,74% menjadi 5.883,8, dengan sebagian besar sektor lebih rendah. Subindex energi turun 3,75% dan sektor materials menyusut 2,56% ditambah sektor keuangan tertekan turun 2,9%.
(akr)