Terobosan Baru, Rawa Dijadikan Kantong Penyangga Pangan Nasional
A
A
A
JAKARTA - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) mewujudkan kedaulatan pangan hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045 optimis bisa dicapai. Pemanfaatan lahan rawa yang begitu luas menjadi salah satu terobosan baru mengejewantahkan hal tersebut.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang saat ini berada di lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 di Kalimantan Selatan mengungkapkan potensi lahan rawa di Indonesia sangat luas yakni mencapai 34,1 juta hektare. Lahan rawa ini tersebar di 18 provinsi dan 300 kabupaten.
“Apabila digarap 10 juta hektare saja, ditanam minimal dua kali setahun, dengan produktivitas 6 ton per hektare, akan menghasilkan padi 120 juta ton setara 60 juta ton beras. Beras surplus bahkan bisa memasok kebutuhan dunia," demikian ungkap Amran di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dalam rilis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Amran, besarnya produksi tersebut, tentu sudah sangat jelas menunjukkan rawa sebagai kantong penyangga pangan nasional. Dengan demikian, lahan rawa yang sangat luas tersebut harus dikelola melalui model full mekanisasi sehingga biaya lebih efisien, hemat tenaga kerja dan dikelola dalam skala luas dengan manajemen korporasi agar dinikmati petani secara luas.
"Model full mekanisasi dengan pola korporasi ini akan meningkatkan indek pertanaman menjadi 3 kali setahun dan produktivitas naik menjadi 8,3 ton per hektare, sehingga menghasilkan produksi padi 250 juta ton, senilai Rp 1.134 triliun. Ini akan menjadi role model bagi pangan ke depan," terangnya.
Amran menyebutkan lahan rawa tidak sebatas dimanfaatkan untuk menghasilkan padi tetapi disamping itu, juga bisa ditanam komoditas pangan strategis lainnya yakni jagung, kedelai, sayuran, buah, ternak dan ikan.
“Kunci suksesnya ada pada manajemen air, dengan kanalisasi dan pengaturan keluar masuk air ke dalam sawah. Tidak ada sulit apabila kita mau bersungguh sungguh bekerja mewujudkan obsesi kedaulatan pangan," sambung Amran.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang saat ini berada di lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 di Kalimantan Selatan mengungkapkan potensi lahan rawa di Indonesia sangat luas yakni mencapai 34,1 juta hektare. Lahan rawa ini tersebar di 18 provinsi dan 300 kabupaten.
“Apabila digarap 10 juta hektare saja, ditanam minimal dua kali setahun, dengan produktivitas 6 ton per hektare, akan menghasilkan padi 120 juta ton setara 60 juta ton beras. Beras surplus bahkan bisa memasok kebutuhan dunia," demikian ungkap Amran di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dalam rilis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Amran, besarnya produksi tersebut, tentu sudah sangat jelas menunjukkan rawa sebagai kantong penyangga pangan nasional. Dengan demikian, lahan rawa yang sangat luas tersebut harus dikelola melalui model full mekanisasi sehingga biaya lebih efisien, hemat tenaga kerja dan dikelola dalam skala luas dengan manajemen korporasi agar dinikmati petani secara luas.
"Model full mekanisasi dengan pola korporasi ini akan meningkatkan indek pertanaman menjadi 3 kali setahun dan produktivitas naik menjadi 8,3 ton per hektare, sehingga menghasilkan produksi padi 250 juta ton, senilai Rp 1.134 triliun. Ini akan menjadi role model bagi pangan ke depan," terangnya.
Amran menyebutkan lahan rawa tidak sebatas dimanfaatkan untuk menghasilkan padi tetapi disamping itu, juga bisa ditanam komoditas pangan strategis lainnya yakni jagung, kedelai, sayuran, buah, ternak dan ikan.
“Kunci suksesnya ada pada manajemen air, dengan kanalisasi dan pengaturan keluar masuk air ke dalam sawah. Tidak ada sulit apabila kita mau bersungguh sungguh bekerja mewujudkan obsesi kedaulatan pangan," sambung Amran.
(ven)