USD Bukan Investor Darling, Rupiah Menguat ke Rp15.187
A
A
A
JAKARTA - Kekalahan Wall Street semalam telah berdampak terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Hal ini menguntungkan rupiah, dimana indeks Bloomberg mencatat mata uang NKRI melambung 10 poin atau 0,07% ke level Rp15.187 per USD pada Kamis (25/10/2018).
Awal perdagangan, rupiah di pasar spot dibuka melemah 13 poin atau 0,09% ke level Rp15.210 per USD, berbanding penutupan Rabu di Rp15.197 per USD. Sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp15.187-Rp15.215 per USD.
Senada, data Yahoo Finance mencatat rupiah bullish 10 poin 0,07% ke posisi Rp15.185 per USD, setelah kemarin ditutup di Rp15.195. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp15.180-Rp15.210 per USD.
Penguatan rupiah pada hari ini karena faktor eksternal, yaitu suramnya Wall Street yang berdampak pada mata uang George Washington. Sepekan belakangan, terjadi kegalauan seputar laba perusahaan AS, ketidakpastian geopolitik menambah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, anggaran belanja Italia dan masih adanya ketegangan perdagangan antara AS-China.
Hal ini membuat investor bergegas ke aset safe haven yaitu mengoleksi yen Jepang dan franc Swiss. "Penguatan yen selama tiga hari terakhir merupakan cerminan dari lonjakan permintaan sebagai mata uang safe haven. Dan ini ditambah dengan IMP manufaktur Jepang yang optimis sehingga mendukung kekuatan yen," ujar Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets Singapura.
Melansir dari Reuters, Kamis (25/10), indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,16% menjadi 96,26. Yen Jepang naik 0,2% menjadi 112,06 yen per USD, franc Swiss menguat 0,16% menjadi 0,9963 per USD, pound Inggris sedikit lebih tinggi ke level USD1,2887. Euro menguat 0,17% ke level USD1,141.
Awal perdagangan, rupiah di pasar spot dibuka melemah 13 poin atau 0,09% ke level Rp15.210 per USD, berbanding penutupan Rabu di Rp15.197 per USD. Sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp15.187-Rp15.215 per USD.
Senada, data Yahoo Finance mencatat rupiah bullish 10 poin 0,07% ke posisi Rp15.185 per USD, setelah kemarin ditutup di Rp15.195. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp15.180-Rp15.210 per USD.
Penguatan rupiah pada hari ini karena faktor eksternal, yaitu suramnya Wall Street yang berdampak pada mata uang George Washington. Sepekan belakangan, terjadi kegalauan seputar laba perusahaan AS, ketidakpastian geopolitik menambah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, anggaran belanja Italia dan masih adanya ketegangan perdagangan antara AS-China.
Hal ini membuat investor bergegas ke aset safe haven yaitu mengoleksi yen Jepang dan franc Swiss. "Penguatan yen selama tiga hari terakhir merupakan cerminan dari lonjakan permintaan sebagai mata uang safe haven. Dan ini ditambah dengan IMP manufaktur Jepang yang optimis sehingga mendukung kekuatan yen," ujar Margaret Yang, analis pasar di CMC Markets Singapura.
Melansir dari Reuters, Kamis (25/10), indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,16% menjadi 96,26. Yen Jepang naik 0,2% menjadi 112,06 yen per USD, franc Swiss menguat 0,16% menjadi 0,9963 per USD, pound Inggris sedikit lebih tinggi ke level USD1,2887. Euro menguat 0,17% ke level USD1,141.
(ven)