USD Berotot Jelang Pengumuman PDB AS, Rupiah Loyo ke Rp15.216
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pengumuman data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat pada hari ini waktu setempat alias Sabtu waktu Indonesia, membuat dolar AS melayang tinggi. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan Jumat (26/10/2018) ditutup melemah.
Data Bloomberg mencatat kurs rupiah pada akhir pekan ini ditutup jatuh 29 poin atau 0,19% ke level Rp15.216 per USD, berbanding penutupan Kamis di Rp15.187. Hari ini mata uang NKRI diperdagangkan di Rp15.193-Rp15.218 per USD.
Data Yahoo Finance juga mencatat pelemahan rupiah. Mata uang NKRI terdepresiasi 39 poin alias 0,26% ke level Rp15.214 per USD, berbanding penutupan sehari lalu di Rp15.175. Jumat ini rupiah berada di kisaran Rp15.184-Rp15.216 per USD.
Melansir dari Reuters, perekonomian AS diperkirakan tumbuh pad atingkat tahunan 3,3% pada kuartal III-2018, setelah melambung 4,2% pada kuartal II-2108. The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember.
"PDB AS yang kuat akan mengilustrasikan kepada pasar soal perbandingan kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Jika pertumbuhan kuat dan suku bunga AS lebih agresif maka dolar semakin menguat terhadap euro," kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen.
Indeks USD terhadap enam mata uang diperdagangkan naik tipis menjadi 96,71. Naiknya dolar membuat mayoritas mata uang Asia melemah, dengan pelemahan tajam dialami baht Thailand yang turun 0,39% menjadi 33,05 per USD, won Korea Selatan melemah 0,35% ke level 1.140 per USD, dan rupiah berada di posisi ketiga terlemah di Asia.
Data Bloomberg mencatat kurs rupiah pada akhir pekan ini ditutup jatuh 29 poin atau 0,19% ke level Rp15.216 per USD, berbanding penutupan Kamis di Rp15.187. Hari ini mata uang NKRI diperdagangkan di Rp15.193-Rp15.218 per USD.
Data Yahoo Finance juga mencatat pelemahan rupiah. Mata uang NKRI terdepresiasi 39 poin alias 0,26% ke level Rp15.214 per USD, berbanding penutupan sehari lalu di Rp15.175. Jumat ini rupiah berada di kisaran Rp15.184-Rp15.216 per USD.
Melansir dari Reuters, perekonomian AS diperkirakan tumbuh pad atingkat tahunan 3,3% pada kuartal III-2018, setelah melambung 4,2% pada kuartal II-2108. The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember.
"PDB AS yang kuat akan mengilustrasikan kepada pasar soal perbandingan kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Jika pertumbuhan kuat dan suku bunga AS lebih agresif maka dolar semakin menguat terhadap euro," kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen.
Indeks USD terhadap enam mata uang diperdagangkan naik tipis menjadi 96,71. Naiknya dolar membuat mayoritas mata uang Asia melemah, dengan pelemahan tajam dialami baht Thailand yang turun 0,39% menjadi 33,05 per USD, won Korea Selatan melemah 0,35% ke level 1.140 per USD, dan rupiah berada di posisi ketiga terlemah di Asia.
(ven)