KSSK Pastikan Sistem Keuangan Indonesia Stabil
A
A
A
JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan bahwa sistem keuangan Indonesia pada kuartal III/2018 dalam kondisi stabil dan terkendali.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, sistem keuangan yang stabil dan terkendali tersebut ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat, kinerja lembaga keuangan yang membaik, serta kinerja emiten di pasar modal yang stabil.
Fundamental ekonomi yang kuat membuat sistem keuangan tetap stabil walaupun tekanan pada pasar keuangan mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.
"Yang menopang stabilitas sistem keuangan itu pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga 5,3% dan inflasi yang rendah dan stabil, serta cadangan devisa yang memadai. Kemudian dari sisi APBN itu defisit mengecil dan keseimbangan primer membaik," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan kendati ada tekanan global, rupiah relatif stabil dalam batas normal. Terkelolanya nilai tukar rupiah didukung upaya stabilisasi untuk mengurangi volatilitas, baik di pasar valas maupun pasar SBN.
"Kita fokus dalam langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga likuditas di pasar cukup," tegasnya.
Dinamika global menurutnya memang membuat rupiah terdepresiasi sekitar 10%, namun pelemahan itu masih lebih rendah dibandingkan mata uang India, Brasil, Turki, atau Rusia.
Dia menambahkan, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk melakukan langkah bersama menurunkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, sistem keuangan yang stabil dan terkendali tersebut ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat, kinerja lembaga keuangan yang membaik, serta kinerja emiten di pasar modal yang stabil.
Fundamental ekonomi yang kuat membuat sistem keuangan tetap stabil walaupun tekanan pada pasar keuangan mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.
"Yang menopang stabilitas sistem keuangan itu pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga 5,3% dan inflasi yang rendah dan stabil, serta cadangan devisa yang memadai. Kemudian dari sisi APBN itu defisit mengecil dan keseimbangan primer membaik," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan kendati ada tekanan global, rupiah relatif stabil dalam batas normal. Terkelolanya nilai tukar rupiah didukung upaya stabilisasi untuk mengurangi volatilitas, baik di pasar valas maupun pasar SBN.
"Kita fokus dalam langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga likuditas di pasar cukup," tegasnya.
Dinamika global menurutnya memang membuat rupiah terdepresiasi sekitar 10%, namun pelemahan itu masih lebih rendah dibandingkan mata uang India, Brasil, Turki, atau Rusia.
Dia menambahkan, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk melakukan langkah bersama menurunkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
(fjo)