Wall Street Ditutup Menguat Menjelang Hasil Pemilu Sela

Rabu, 07 November 2018 - 08:07 WIB
Wall Street Ditutup...
Wall Street Ditutup Menguat Menjelang Hasil Pemilu Sela
A A A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat, dimana investor bersemangat menunggu hasil Pemilu Sela yang bisa berdampak signifikan bagi investor.

Melansir dari CNBC, Rabu (7/11/2018), indeks Dow Jones Industrial Average naik 173,31 poin menjadi 25.635,01, dipimpin oleh keunggulan saham IBM dan Caterpillar. Indeks S&P 500 naik 0,6% menjadi 2.755,45 karena keuntungan sektor saham industri dan material. Nasdaq juga bertambah 0,6% menjadi 7.375,96. Ketiga indeks utama ditutup mencapai level tertinggi 10 menit sebelum hasil sementara pemungutan.

Partai Demokrat dikabarkan mengambil kendali di DPR, sedangkan Partai Republik mempertahankan mayoritas suara mereka di Senat. Dan hasil ini bukan hal baru di Amerika. Wall Street secara historis kerap menunjukkan hasil baik di bawah pemerintahan yang terbagi.

Sejak 1928, indeks S&P 500 memiliki rata-rata pengembalian tahunan 12% ketika Kongres dibagi antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

Gene Goldman, kepala penelitian di Cetera Investment Management mengatakan, meski bukan hal baru, namun hasil Pemilu Sela kali ini akan sangat berbeda dan bisa memberi dampak bagi pasar saham.

Diduga Partai Demokrat akan memainkan agenda untuk merusak kebijakan utama Trump yang bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan memberikan kemacetan bagi masa depan ekonomi.

Data yang dirilis Senin menunjukkan bahwa lebih dari 35 juta orang memberikan suara mereka di Pemilu Sela. Jumlah ini lebih tinggi dari tahun 2014, dimana hanya sekitar 20 juta orang memberikan hak suaranya.

Pemilu Sela membuat The Fed tidak mengeluarkan keputusan soal suku bunga hingga akhir pekan. "Karena investor kini sedang fokus pada hasil Pemilu Sela," kata Jeremy Klein, kepala strategi pasar di FBN Securities.

Investor memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga. Meski demikian, sebagian kalangan menunggu hasil pernyataan The Fed hingga akhir pekan sebagai petunjuk pada bulan Desember, apakah bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga atau tidak.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0720 seconds (0.1#10.140)