Rambah Proyek Dunia, Len Bakal Garap Sistem Sinyal Jalur Dhaka
A
A
A
BANDUNG - PT Len Industri (Persero) terus memperluas pasar dengan menggarap proyek dunia. Setelah memulai di Bangladesh, Len rencananya akan memperluas penetrasinya di Afrika, Asia Timur dan Eropa.
Direktur Operasi I PT Len Industri Linus, Andor Mulana Sijabat, mengatakan saat ini Len Industri tengah menggarap proyek modifikasi sistem sinyal dan interlocking di Bangladesh. Len mendapat kepercayaan melakukan pengerjaan sinyal di empat stasiun yaitu Jamtoil, Chatmohar, Bangbadu Setu West dan Bangbadu Setu East.
Setelah itu, kata dia, Len kembali akan mengikuti tender lainnya untuk proyek lanjutan Jamtoil-Bangbadu. Yaitu proyek jalur Dhaka-Narayanganj. Proyek itu akan fokus pada modifikasi sistem interlocking pada sistem perkeretaapian.
"Kami tidak hanya berhenti di Bangladesh, tetapi Len Industri akan terus bersaing di kancah global. Kami akan memasok sistem sinyal perkeretaapian, sistem telekomunikasi, sistem satu daya substation dan sistem SCADA," jelas Linus, Rabu (14/11/2018).
Menurut dia, di bawah Indonesia Railway Development Consortium (IRDC), Len Industri bersama PT Industri Kereta Api (Persero), PT Waskita Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah berkomitmen menggarap pasar negara berkembang.
Melalui konsorsium ini, pihaknya bersama BUMN lain akan menawarkan pengembangan proyek railway. Mulai dari scope segi sipil, rolling stock, fasilitas operasi (railway system), operation dan maintenance, begitu juga dalam hal financing, baik itu untuk main line maupun transportasi urban.
"Konsorsium ini menyasar Filipina sebagai target pasar pertama. Kemudian akan berusaha bergerak ke Asia Selatan dan Timur Tengah. Sementara Len Industri sendiri berencana memperluas pasar ke benua tetangga Australia, Afrika, Eropa Timur dan beberapa negara lain," jelas dia.
Untuk di Australia, saat ini Len Industri mencoba mengawali kerjasamanya dengan Wabtec Australia, UGL Rail Services, Aspex Rail, Rail Control Systems Australia (RCSA), dan MDR. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka pasar Australia.
Sedangkan untuk pasar Afrika, Len Industri menggandeng Eximbank (untuk pembiayaan), Altpro, Rohill dan Schnoor. Mereka sepakat akan memulai menjajaki peluang pasar di Botswana, Tanzania dan Afrika Selatan. Nantinya, Len Industri akan menyuplai Interlocking, LED Signal, Point Machine, CTC dan System Engineering.
Sementara Altpro akan memasok Axle Counter System, Level Crossing, dan ATP. Sedangkan Rohill dan Schnoor akan memiliki peran sebagai penyuplai teknologi komunikasi.
Direktur Operasi I PT Len Industri Linus, Andor Mulana Sijabat, mengatakan saat ini Len Industri tengah menggarap proyek modifikasi sistem sinyal dan interlocking di Bangladesh. Len mendapat kepercayaan melakukan pengerjaan sinyal di empat stasiun yaitu Jamtoil, Chatmohar, Bangbadu Setu West dan Bangbadu Setu East.
Setelah itu, kata dia, Len kembali akan mengikuti tender lainnya untuk proyek lanjutan Jamtoil-Bangbadu. Yaitu proyek jalur Dhaka-Narayanganj. Proyek itu akan fokus pada modifikasi sistem interlocking pada sistem perkeretaapian.
"Kami tidak hanya berhenti di Bangladesh, tetapi Len Industri akan terus bersaing di kancah global. Kami akan memasok sistem sinyal perkeretaapian, sistem telekomunikasi, sistem satu daya substation dan sistem SCADA," jelas Linus, Rabu (14/11/2018).
Menurut dia, di bawah Indonesia Railway Development Consortium (IRDC), Len Industri bersama PT Industri Kereta Api (Persero), PT Waskita Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah berkomitmen menggarap pasar negara berkembang.
Melalui konsorsium ini, pihaknya bersama BUMN lain akan menawarkan pengembangan proyek railway. Mulai dari scope segi sipil, rolling stock, fasilitas operasi (railway system), operation dan maintenance, begitu juga dalam hal financing, baik itu untuk main line maupun transportasi urban.
"Konsorsium ini menyasar Filipina sebagai target pasar pertama. Kemudian akan berusaha bergerak ke Asia Selatan dan Timur Tengah. Sementara Len Industri sendiri berencana memperluas pasar ke benua tetangga Australia, Afrika, Eropa Timur dan beberapa negara lain," jelas dia.
Untuk di Australia, saat ini Len Industri mencoba mengawali kerjasamanya dengan Wabtec Australia, UGL Rail Services, Aspex Rail, Rail Control Systems Australia (RCSA), dan MDR. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka pasar Australia.
Sedangkan untuk pasar Afrika, Len Industri menggandeng Eximbank (untuk pembiayaan), Altpro, Rohill dan Schnoor. Mereka sepakat akan memulai menjajaki peluang pasar di Botswana, Tanzania dan Afrika Selatan. Nantinya, Len Industri akan menyuplai Interlocking, LED Signal, Point Machine, CTC dan System Engineering.
Sementara Altpro akan memasok Axle Counter System, Level Crossing, dan ATP. Sedangkan Rohill dan Schnoor akan memiliki peran sebagai penyuplai teknologi komunikasi.
(ven)