Kinerja Menurun, Len Industri Hanya Raih Laba Rp42,6 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sepanjang tahun 2019, PT Len Industri membukukan pendapatan sebesar Rp4,2 triliun dan NPM (net profit margin) mencapai Rp42,6 miliar. Laba itu turun sekitar 67% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018 dengan raihan laba Rp133 milyar.
Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin, menjelaskan di tahun lalu Len berhasil membukukan total nilai kontrak sebesar Rp8,1 triliun, atau 9,34% lebih besar dari tahun sebelumnya. Rp6 triliun di antaranya merupakan kontrak baru 2019, atau 27,7% lebih tinggi dari targetnya.
Nah Rp3,9 triliun dari total nilai kontrak, di antaranya merupakan carry over yang akan dikerjakan pada tahun 2020, karena sebagian kontrak baru bisa didapatkan pada akhir tahun 2019. ( Baca:Bidik Proyek Rel Kereta Api di Madagaskar, PT Len Terkendala Pendanaan )
Zaky menjelaskan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya-biaya. Antara lain dengan menurunkan beban bunga, menjaga arus kas operasi, dan mengurangi pokok hutang berbunga.
"Meski kinerja Len menurun pada tahun 2019, sebenarnya perusahaan sudah memperbaiki presentase atau margin laba bruto dan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization), serta perolehan kontrak kerja yang signifikan."kata Zakky dalam keterangan resminya, Rabu (1/7/2020)
Dari hasil kinerja yang tercatat, lini bisnis sistem transportasi masih menjadi yang paling dominan, dengan menyumbangkan 37,7% dari total pendapatan perusahaan. Diikuti oleh lini bisnis elektronika pertahanan sebesar 24,5%, renewable energy sebesar 12,0%, ICT sebesar 11,3%, serta sistem navigasi sebesar 10,9%.
Sementara untuk pertama kalinya, lini bisnis pertahanan berhasil membukukan pendapatan Rp1 triliun dan diprediksi akan kembali berkinerja lebih baik pada tahun 2020. Tahun ini tercatat, Len sudah menandatangani proyek strategis pekerjaan modernisasi MRLF MLM (Multi Role Light Frigate - Mid Life Modernization) KRI Usman Harun, joint produk drone MALE (Black Eagle), dan pengadaan Radar Pertahanan 3D Medium Range untuk TNI AU.
Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin, menjelaskan di tahun lalu Len berhasil membukukan total nilai kontrak sebesar Rp8,1 triliun, atau 9,34% lebih besar dari tahun sebelumnya. Rp6 triliun di antaranya merupakan kontrak baru 2019, atau 27,7% lebih tinggi dari targetnya.
Nah Rp3,9 triliun dari total nilai kontrak, di antaranya merupakan carry over yang akan dikerjakan pada tahun 2020, karena sebagian kontrak baru bisa didapatkan pada akhir tahun 2019. ( Baca:Bidik Proyek Rel Kereta Api di Madagaskar, PT Len Terkendala Pendanaan )
Zaky menjelaskan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya-biaya. Antara lain dengan menurunkan beban bunga, menjaga arus kas operasi, dan mengurangi pokok hutang berbunga.
"Meski kinerja Len menurun pada tahun 2019, sebenarnya perusahaan sudah memperbaiki presentase atau margin laba bruto dan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization), serta perolehan kontrak kerja yang signifikan."kata Zakky dalam keterangan resminya, Rabu (1/7/2020)
Dari hasil kinerja yang tercatat, lini bisnis sistem transportasi masih menjadi yang paling dominan, dengan menyumbangkan 37,7% dari total pendapatan perusahaan. Diikuti oleh lini bisnis elektronika pertahanan sebesar 24,5%, renewable energy sebesar 12,0%, ICT sebesar 11,3%, serta sistem navigasi sebesar 10,9%.
Sementara untuk pertama kalinya, lini bisnis pertahanan berhasil membukukan pendapatan Rp1 triliun dan diprediksi akan kembali berkinerja lebih baik pada tahun 2020. Tahun ini tercatat, Len sudah menandatangani proyek strategis pekerjaan modernisasi MRLF MLM (Multi Role Light Frigate - Mid Life Modernization) KRI Usman Harun, joint produk drone MALE (Black Eagle), dan pengadaan Radar Pertahanan 3D Medium Range untuk TNI AU.
(uka)