Kemendag Beberkan Hasil Perundingan RCEP di Singapura

Kamis, 15 November 2018 - 03:15 WIB
Kemendag Beberkan Hasil Perundingan RCEP di Singapura
Kemendag Beberkan Hasil Perundingan RCEP di Singapura
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menjelaskan, perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) saat ini telah mencapai perkembangan yang sangat signifikan. Pernyataan ini disampaikan Mendag Enggar sebagai pemimpin delegasi Indonesia sekaligus Koordinator Para Menteri anggota RECP usai menghadiri Pertemuan Persiapan RCEP Tingkat Menteri (The Preparatory RCEP Ministerial Meeting) di Singapura.

Pertemuan ini merupakan rangkaian pertemuan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang berlangsung pada 11 hingga 15 November 2018. “Perkembangan RCEP saat ini sangat signifikan, meskipun tidak mencapai target sebagaimana mandat Kepala Negara anggota RCEP pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Manila, Filipina tahun lalu dan Paket Akhir Tahun yang sudah disepakati sebelumnya," ujar Mendag Enggar dalam keterangan resmi di Jakarta.

Indonesia sebagai penggagas sekaligus koordinator perundingan ini menekankan pentingnya pencapaian kemajuan yang substansial pada akhir tahun ini. "Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan publik atas manfaat peningkatan rantai pasok kawasan," imbuh Mendag.

Melalui diskusi yang intensif dalam format Menteri+1, Komite Negosiasi Perdagangan (Trade Negotiating Committee/TNC) RCEP yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo, melaporkan status perundingan yang mengalami kemajuan yang cukup substansial.

"Ada lima Bab tambahan sejak pertemuan KTT RCEP tahun 2017, sehingga total tujuh Bab yang telah disepakati, yaitu Kerja sama Ekonomi dan Teknis (ECOTECH), Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Prosedur Kepabeanan dan Fasilitasi Perdagangan (CPTF), Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Government Procurement), Institutional Provision, Sanitary dan Phitosanitary (SPS), serta Standard, Regulasi Teknis dan Prosedur untuk Penilaian Kesesuaian (STRACAP)," jelas Iman.

Adapun beberapa bab yang tertunda penyelesaiannya, menurut Iman, disebabkan oleh belum dapat tercapainya kesepakatan terkait isu bersifat keputusan politis meskipun pembahasannya telah dilakukan di tingkat menteri. Jika selama ini dua Negara yang selalu mempertahankan posisinya, yaitu China dan India, justru pada pertemuan kali ini memberikan fleksibilitas yang cukup tinggi dan mendukung ASEAN.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4394 seconds (0.1#10.140)