ASEAN, China, Jepang Bersatu Siap Kuasai Ekonomi

Senin, 16 November 2020 - 06:05 WIB
loading...
ASEAN, China, Jepang...
Ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas negara-negara ASEAN bersama sejumlah raksasa ekonomi Asia lain menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia. Foto/Masyhudi
A A A
JAKARTA - Ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas negara-negara ASEAN bersama sejumlah raksasa ekonomi Asia lain menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia.



Di satu sisi, kerja sama perdagangan dalam skema Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) itu membuka peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor. Di sisi lain, ada potensi menjadi pasar bagi negara lain. Maklum, dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta orang, Indonesia menjadi pasar keempat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS). (Baca: Teken Perdagangan Bebas dengan 15 Negara, Mendag Janji RI Tak Kebanjiran Barang Impor)

Penandatanganan perjanjian perdagangan bebas dalam skema RCEP yang melibatkan Indonesia dan negara-negara ASEN itu berlangsung di Hanoi, Vietnam, kemarin. Kerja sama disebut-sebut sebagai tandingan blok Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang didirikan Barack Obama dan dibekukan Presiden Donald Trump pada 2017.

Terdapat 15 negara Asia-Pasifik yang beraliansi membentuk blok perdagangan bebas terbesar di dunia itu. Selain negara-negara ASEAN, RCEP diikuti pula oleh China, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Australia dan Selandia Baru. RCEP merepresentasikan 30% ekonomi global, 30% populasi dunia dan menjangkau 2,2 miliar konsumen.

RCEP diresmikan di tengah melemahnya pendekatan AS terhadap Asia saat pemerintahan Trump. Blok perdagangan terbaru yang diinisiasi pada 2011 silam itu juga menjadi penanda bakal semakin kuatnya posisi China sebagai mitra ekonomi di Asia Tenggara, di samping Jepang dan Korsel.

Ekonom dari ING, Iris Pang, bahkan menyebutkan bahwa RCEP bisa membantu Beijing mengurangi ketergantungan pasar asing dan teknologi. "Itu juga bisa menjadi penolong di saat ketegangan dengan Washington," kata Pang dilansir Reuters kemarin.

Dalam skema, RCEP disebut berpotensi menurunkan banyak tarif perdagangan di banyak kawasan. Kesepakatan itu diraih di sela-sela konferensi ASEAN yang digelar secara virtual karena pandemi Covid-19. "Hari ini merupakan hari yang bersejarah. Kita menandatangani Perjanjian RCEP setelah hampir satu dekade melewati sejumlah perundingan,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato virtual di KTT Ke-4 RCEP kemarin. (Baca juga: Keutamaan Shalawat, Utang Lunas dan Dikenali Nabi Muhammad)

Presiden menambahkan, perjanjian RCEP dapat diselesaikan berkat komitmen yang kuat terhadap multilateralisme atau kerja sama antarnegara dari negara-negara di kawasan. Dalam upacara penandatanganan yang tak biasa karena digelar secara daring, para pemimpin negara RCEP bersama menteri perdagangan menandatangani kesepakatan dan menunjukkannya ke kamera. "RCEP akan diratifikasi negara yang menandatangani dan akan berkontribusi pada pemulihan ekonomi pascapandemi," kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Kementerian Keuangan China menyatakan blok ekonomi baru akan menjanjikan banyak penghapusan tarif perdagangan secepatnya dan dalam waktu 10 tahun. Namun, belum ada informasi detail produk mana yang akan dihapus tarif dagangnya dan negara mana yang akan memberlakukannya. "Untuk pertama kalinya China dan Jepang akan mencapai kesepakatan penurunan tarif secara bilateral dan mencapai terobosan yang bersejarah," demikian keterangan Kementerian Perdagangan China.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
58 Bulan Beruntun, Neraca...
58 Bulan Beruntun, Neraca Dagang RI Kembali Cetak Surplus per Februari 2025
Ekspor Indonesia Naik...
Ekspor Indonesia Naik 2,5% di Februari 2025, Nilainya USD21,98 Miliar
Ratifikasi Perjanjian...
Ratifikasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Kanada Tuntas Tahun Ini
Balas AS, Trump Respons...
Balas AS, Trump Respons Rencana Eropa Blokir Impor Bahan Makanan
Indonesia-India Sepakati...
Indonesia-India Sepakati Penyelesaian Isu Teknis untuk Dorong Perdagangan
Dunia Banjir Barang-barang...
Dunia Banjir Barang-barang China, Surplus Perdagangan Tiongkok Nyaris Tembus USD1 Triliun
Sepak Terjang Bea Cukai...
Sepak Terjang Bea Cukai dalam Perbaikan Pelayanan dan Pengawasan Sepanjang 2020-2024
Perdagangan Saham Perdana...
Perdagangan Saham Perdana di 2025, IHSG Menghijau ke 7.092
Bea Cukai Perkuat Pencegahan...
Bea Cukai Perkuat Pencegahan Pelanggaran Ekspor Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Rekomendasi
Anggota DPRD dari Perindo...
Anggota DPRD dari Perindo Dina Masyusin Salat Idulfitri dan Ziarah Kubur di Rawa Buaya
Pramono, Rano, dan Kader...
Pramono, Rano, dan Kader PDIP Halalbihalal ke Rumah Megawati di Hari Pertama Lebaran
Open House Perdana Prabowo...
Open House Perdana Prabowo di Istana, Warga Bogor Datang dari Pukul 04.00 WIB
Berita Terkini
Fakta-fakta Orang Terkaya...
Fakta-fakta Orang Terkaya Hong Kong yang Bikin Marah China usai Jual Pelabuhan Panama ke AS
2 jam yang lalu
Doa Menko Airlangga...
Doa Menko Airlangga untuk Keberkahan Bangsa di Momen Idulfitri
4 jam yang lalu
Sri Mulyani dan Suami...
Sri Mulyani dan Suami Ucapkan Selamat Idulfitri: Harapan untuk Kesejahteraan Berkeadilan
5 jam yang lalu
Manajer Perempuan di...
Manajer Perempuan di Nestle Meningkat, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
14 jam yang lalu
Pertamina Antisipasi...
Pertamina Antisipasi Pasokan BBM di Bengkulu Akibat Pendangkalan Pulau Baai
14 jam yang lalu
SIG Berhasil Tekan Beban...
SIG Berhasil Tekan Beban Pokok Pendapatan 0,8% Jadi Rp28,26 Triliun
15 jam yang lalu
Infografis
Inggris, Italia, Jepang...
Inggris, Italia, Jepang Bersatu Ciptakan Jet Tempur Generasi Ke-6
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved