Pemerintah Berencana Kembangkan Industri Pangan Lokal
A
A
A
JAKARTA - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian berencana mengembangkan industri pangan lokal. Hal ini dalam rangka melokalkan bahan baku industri pangan di Indonesia.
Kepala BKP, Agung Hendriadi, mengatakan pada dasarnya beberapa daerah di Indonesia memiliki komoditas pangan yang bisa dikembangkan untuk kebutuhan industri. Misalnya, Kendari di Sulawesi Tenggara yang diperkirakan mampu memproduksi tepung sagu hingga 600 ribu ton per tahun.
"Tentu ini yang kita dorong dengan mengembangkan industri sagu disana. Begitu juga NTT, jagungnya banyak. Awal 2019, kita akan buat industri pengolahan jagung disana. Lampung kita punya singkong yang produksinya cukup tinggi. Sangat potensial bangun pengolahan singkong disana. Sumatra Utara pisang," katanya di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Dia mengungkapkan, tahun depan rencananya akan dibangun industri pangan lokal di 10 provinsi. Pengembangan industri pangan lokal ini juga dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.
"Sekarang saja B20 bisa. Otomotif ada TKDN. Kenapa mie instan tidak TKDN. Jadi kita mulai tengok. Kita tidak hanya sentuh industrinya. Kita kembangkan mulai dari hulu," tandasnya.
Kepala BKP, Agung Hendriadi, mengatakan pada dasarnya beberapa daerah di Indonesia memiliki komoditas pangan yang bisa dikembangkan untuk kebutuhan industri. Misalnya, Kendari di Sulawesi Tenggara yang diperkirakan mampu memproduksi tepung sagu hingga 600 ribu ton per tahun.
"Tentu ini yang kita dorong dengan mengembangkan industri sagu disana. Begitu juga NTT, jagungnya banyak. Awal 2019, kita akan buat industri pengolahan jagung disana. Lampung kita punya singkong yang produksinya cukup tinggi. Sangat potensial bangun pengolahan singkong disana. Sumatra Utara pisang," katanya di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Dia mengungkapkan, tahun depan rencananya akan dibangun industri pangan lokal di 10 provinsi. Pengembangan industri pangan lokal ini juga dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.
"Sekarang saja B20 bisa. Otomotif ada TKDN. Kenapa mie instan tidak TKDN. Jadi kita mulai tengok. Kita tidak hanya sentuh industrinya. Kita kembangkan mulai dari hulu," tandasnya.
(ven)