Demak Amankan Pasokan Bawang Merah untuk Natal dan Tahun Baru
A
A
A
JAKARTA - Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman selalu menekankan untuk menjaga ketersediaan, pasokan dan harga guna menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional. Karenanya, Natal dan Tahun Baru yang akan berlangsung dalam waktu dekat, ketersediaan bawang merah harus aman, konsumen tersenyum dan petani untung.
Berangkat dari hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan langsung melakukan pendampingan dan pengawalan di sentra utama bawang merah yang tersebar di 14 kabupaten sebagai penyangga Jabodetabek.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian, kami memastikan pasokan bawang merah untuk Jabodetabek menghadapi Natal dan Tahun Baru lebih dari cukup," diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi di Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Dia menyebutkan kebutuhan bawang merah untuk Jabodetabek periode November 2018 hingga Januari 2019 sekitar 24 ribu ton atau 8 ribu ton per bulan. Sebanyak 14 sentra besar seperti Brebes, Cirebon, Demak, Nganjuk, Bima hingga Solok siap memasok kebutuhan tersebut.
"Rata-rata produksi di 14 sentra tersebut mencapai 68 ribu ton per bulannya. Bulan Januari nanti puncaknya panen raya. Selain Jabodetabek, kita pastikan pasokan untuk daerah lain juga aman terkendali," sebut Suwandi.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Wibowo, mengatakan luas panen bawang merah di Kabupaten Demak per tahun mencapai 6.300 hektare. Varietas yang banyak ditanam yakni Bima Brebes, produktivitas rata-rata 8 ton hingga 10 ton per ha.
"Pasar bawang merah diperuntukkan untuk pasar lokal dan memasok kebutuhan Jabodetabek," katanya saat menerima kunjungan kerja Tim Subdit Bawang dan Aneka Umbi Ditjen Hortikultura.
Wibowo menambahkan, harga bawang merah di tingkat petani saat ini mencapai Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram untuk ukuran biasa, sedangkan yang super bisa mencapai Rp18 ribu per kilogram.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Pangan Kabupaten Demak, Heru Puryanta, menjelaskan sentra utama bawang merah tersebar di 5 kecamatan yaitu Wijen, Karanganyar, Dempet, Gajah, Wedung dan Demak. Sentra terbesar yaitu Kecamatan Kecamatan Mijen dengan luas tanam Oktober sampai November 1.195 Ha dan Kecamatan Karanganyar luas tanam Oktober-November mencapai 607 ha.
"Sehingga potensi luas panen Desember mencapai 1.316 ha dan bulan Januari 757 ha. Ketersediaan untuk wilayah Demak aman dan siap mensuplai wilayah Jabodetabek," katanya.
Kepala Sub Direktorat Bawang Merah, Sayuran dan Umbi-Umbian, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Kementan mengatakan total produksi bawang merah di Kabupaten Demak 2017 mencapai 59.905 ton. Dengan jumlah penduduk tahun 2017 adalah 1,14 juta orang dan tingkat kebutuhan bawang merah mencapai 2,80 kg per kapita per tahun.
"Sementara kebutuhan bawang merah di Kabupaten Demak 3.162 ton per tahun. Jadi terdapat surplus sebanyak 54.946 ton," bebernya.
Dengan begitu, pria yang biasa disapa Agung ini menilai kebutuhan yang ada di Demak sudah terpenuhi, bahkan surplus yang ada bisa mensuplai wilayah Jabodetabek dan pasar lokal. Dalam rangka mendukung Demak sebagai sentra bawang merah nasional, alokasi APBN tahun 2018-2019 sebesar 140 hektare.
Berangkat dari hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan langsung melakukan pendampingan dan pengawalan di sentra utama bawang merah yang tersebar di 14 kabupaten sebagai penyangga Jabodetabek.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian, kami memastikan pasokan bawang merah untuk Jabodetabek menghadapi Natal dan Tahun Baru lebih dari cukup," diungkapkan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi di Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Dia menyebutkan kebutuhan bawang merah untuk Jabodetabek periode November 2018 hingga Januari 2019 sekitar 24 ribu ton atau 8 ribu ton per bulan. Sebanyak 14 sentra besar seperti Brebes, Cirebon, Demak, Nganjuk, Bima hingga Solok siap memasok kebutuhan tersebut.
"Rata-rata produksi di 14 sentra tersebut mencapai 68 ribu ton per bulannya. Bulan Januari nanti puncaknya panen raya. Selain Jabodetabek, kita pastikan pasokan untuk daerah lain juga aman terkendali," sebut Suwandi.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Wibowo, mengatakan luas panen bawang merah di Kabupaten Demak per tahun mencapai 6.300 hektare. Varietas yang banyak ditanam yakni Bima Brebes, produktivitas rata-rata 8 ton hingga 10 ton per ha.
"Pasar bawang merah diperuntukkan untuk pasar lokal dan memasok kebutuhan Jabodetabek," katanya saat menerima kunjungan kerja Tim Subdit Bawang dan Aneka Umbi Ditjen Hortikultura.
Wibowo menambahkan, harga bawang merah di tingkat petani saat ini mencapai Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram untuk ukuran biasa, sedangkan yang super bisa mencapai Rp18 ribu per kilogram.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Pangan Kabupaten Demak, Heru Puryanta, menjelaskan sentra utama bawang merah tersebar di 5 kecamatan yaitu Wijen, Karanganyar, Dempet, Gajah, Wedung dan Demak. Sentra terbesar yaitu Kecamatan Kecamatan Mijen dengan luas tanam Oktober sampai November 1.195 Ha dan Kecamatan Karanganyar luas tanam Oktober-November mencapai 607 ha.
"Sehingga potensi luas panen Desember mencapai 1.316 ha dan bulan Januari 757 ha. Ketersediaan untuk wilayah Demak aman dan siap mensuplai wilayah Jabodetabek," katanya.
Kepala Sub Direktorat Bawang Merah, Sayuran dan Umbi-Umbian, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Kementan mengatakan total produksi bawang merah di Kabupaten Demak 2017 mencapai 59.905 ton. Dengan jumlah penduduk tahun 2017 adalah 1,14 juta orang dan tingkat kebutuhan bawang merah mencapai 2,80 kg per kapita per tahun.
"Sementara kebutuhan bawang merah di Kabupaten Demak 3.162 ton per tahun. Jadi terdapat surplus sebanyak 54.946 ton," bebernya.
Dengan begitu, pria yang biasa disapa Agung ini menilai kebutuhan yang ada di Demak sudah terpenuhi, bahkan surplus yang ada bisa mensuplai wilayah Jabodetabek dan pasar lokal. Dalam rangka mendukung Demak sebagai sentra bawang merah nasional, alokasi APBN tahun 2018-2019 sebesar 140 hektare.
(ven)