Aktifkan Sumur Idle, Produksi Minyak PEP Asset 2 103% dari Target
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field di Kabupaten PALI-Sumatera Selatan, pada kuartal III/2018 membukukan pencapaian positif. Realisasi produksi minyak dari anak perusahaan PT Pertamina (Persero) tersebut mencapai 2.685 barel per hari (bph) atau 103 % dari target yang ditetapkan sebesar 2.582 bph.
"Pencapaian ini berhasil diraih salah satunya karena keberhasilan dalam melakukan reaktivasi pada salah satu lapangan minyak yang suspended/idle di wilayah kerja Pendopo Field melalui penerapan metode baru dalam evaluasi data-data subsurface. Sehingga, dengan penerapan metode tersebut berhasil ditemukan potensi baru pada lapangan idle yang selama ini termarginalkan," ungkap Field Manager PT Pertamina EP Field Pendopo Sumatera Selatan Munir Yunus dalam keterangan tertulis, Minggu (18/11/2018).
Keberhasilan reaktivasi ini selain meningkatkan produksi lapangan Pendopo sebesar 103% dari target, juga menjaga success ratio pekerjaan well intervention dan workover 2017-2018 di angka 73%. Munir menyebutkan, penerapan metode ini dalam mengevaluasi lapangan-lapangan minyak tua telah berhasil menghidupkan kembali lapangan Benuang yang dulu suspended melalui kegiatan reaktivasi 11 sumur dengan success ratio mencapai 73%.
Reaktivasi awal di sumur Benuang 45 (BNG-45) yang terletak di desa Kertadewa, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali pada Maret 2017. Hasil uji produksi awal pada sumur tersebut menunjukkan laju produksi sekitar 150 bph dan gas 2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Keberhasilan ini menambah optimisme PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field dalam mempercepat pelaksanaan reaktivasi sumur-sumur suspended yang sudah diprogramkan.
Sumur-sumur yang berhasil direaktivasi kemudian yaitu sumur BNG-08 dengan produksi hasil uji awal sebesar 63 bph dan gas 1,6 MMSCFD, sumur BNG-30 dengan produksi hasil uji awal sebesar 317 bph dan gas 3,5 MMSCFD, BNG-16 dengan produksi hasil uji awal sebesar 27 bph dan gas 0,54 MMSCFD, BNG-42 dengan produksi hasil uji awal sebesar 44 bph dan gas 1,4 MMSCFD, BNG-23 dengan produksi hasil uji awal sebesar 112 bph dan gas 3,8 MMSCFD, dan BNG-36 dengan produksi hasil uji awal sebesar 148 bph dan gas 4,1 MMSCFD.
Dengan berhasilnya reaktivasi sumur-sumur tersebut berakibat pada meningkatnya produksi lapangan Benuang yang sebelumnya hanya berproduksi sebesar 17 bph dari satu sumur menjadi 537 bph dan gas 7,5 MMSCFD dari delapan sumur produksi. Puncak produksi tersebut berhasil dicapai pada bulan Agustus 2018.
Munir menambahkan, dengan metode baru yang lebih komprehensif dan kejelian para pekerja dalam mengevaluasi data-data subsurface, mampu mengubah lapangan Benuang yang sebelumnya idle menjadi lapangan idola di wilayah kerja field Pendopo.
"Dengan melihat potensi yang ada tersebut, maka kedepannya direncanakan akan dilakukan pengembangan lanjut lapangan Benuang melalui kegiatan pemboran. Saat ini masih dalam proses pembahasan POD (plan of development) dengan SKK Migas untuk menentukan strategi pengembangan yang paling optimal," pungkasnya.
"Pencapaian ini berhasil diraih salah satunya karena keberhasilan dalam melakukan reaktivasi pada salah satu lapangan minyak yang suspended/idle di wilayah kerja Pendopo Field melalui penerapan metode baru dalam evaluasi data-data subsurface. Sehingga, dengan penerapan metode tersebut berhasil ditemukan potensi baru pada lapangan idle yang selama ini termarginalkan," ungkap Field Manager PT Pertamina EP Field Pendopo Sumatera Selatan Munir Yunus dalam keterangan tertulis, Minggu (18/11/2018).
Keberhasilan reaktivasi ini selain meningkatkan produksi lapangan Pendopo sebesar 103% dari target, juga menjaga success ratio pekerjaan well intervention dan workover 2017-2018 di angka 73%. Munir menyebutkan, penerapan metode ini dalam mengevaluasi lapangan-lapangan minyak tua telah berhasil menghidupkan kembali lapangan Benuang yang dulu suspended melalui kegiatan reaktivasi 11 sumur dengan success ratio mencapai 73%.
Reaktivasi awal di sumur Benuang 45 (BNG-45) yang terletak di desa Kertadewa, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali pada Maret 2017. Hasil uji produksi awal pada sumur tersebut menunjukkan laju produksi sekitar 150 bph dan gas 2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Keberhasilan ini menambah optimisme PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field dalam mempercepat pelaksanaan reaktivasi sumur-sumur suspended yang sudah diprogramkan.
Sumur-sumur yang berhasil direaktivasi kemudian yaitu sumur BNG-08 dengan produksi hasil uji awal sebesar 63 bph dan gas 1,6 MMSCFD, sumur BNG-30 dengan produksi hasil uji awal sebesar 317 bph dan gas 3,5 MMSCFD, BNG-16 dengan produksi hasil uji awal sebesar 27 bph dan gas 0,54 MMSCFD, BNG-42 dengan produksi hasil uji awal sebesar 44 bph dan gas 1,4 MMSCFD, BNG-23 dengan produksi hasil uji awal sebesar 112 bph dan gas 3,8 MMSCFD, dan BNG-36 dengan produksi hasil uji awal sebesar 148 bph dan gas 4,1 MMSCFD.
Dengan berhasilnya reaktivasi sumur-sumur tersebut berakibat pada meningkatnya produksi lapangan Benuang yang sebelumnya hanya berproduksi sebesar 17 bph dari satu sumur menjadi 537 bph dan gas 7,5 MMSCFD dari delapan sumur produksi. Puncak produksi tersebut berhasil dicapai pada bulan Agustus 2018.
Munir menambahkan, dengan metode baru yang lebih komprehensif dan kejelian para pekerja dalam mengevaluasi data-data subsurface, mampu mengubah lapangan Benuang yang sebelumnya idle menjadi lapangan idola di wilayah kerja field Pendopo.
"Dengan melihat potensi yang ada tersebut, maka kedepannya direncanakan akan dilakukan pengembangan lanjut lapangan Benuang melalui kegiatan pemboran. Saat ini masih dalam proses pembahasan POD (plan of development) dengan SKK Migas untuk menentukan strategi pengembangan yang paling optimal," pungkasnya.
(fjo)