Prabowo Sindir Pemerintahan Jokowi Tutupi Realita Ekonomi RI

Rabu, 21 November 2018 - 15:21 WIB
Prabowo Sindir Pemerintahan Jokowi Tutupi Realita Ekonomi RI
Prabowo Sindir Pemerintahan Jokowi Tutupi Realita Ekonomi RI
A A A
JAKARTA - Calon Presiden Indonesia (Capres) Prabowo Subianto menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap menutupi realita ekonomi Indonesia. Karena dia menilai, perekonomian Indonesia saat ini tidak sebaik yang kerap dikatakan pemerintah.
(Baca Juga: Rasio Pajak Hanya 10%, Prabowo Sebut Indonesia Kehilangan Rp873,88 TDia pun menganalogikan negara dan ekonomi sebagai manusia dan sistem yang ada di dalam tubuhnya. Jika kita mengelola tubuh dengan baik dan mempraktekkan kegiatan yang sehat, maka kita akan memiliki tubuh yang sehat.

"Begitupun negara. Kalau kita manage negara, sumber daya, tidak melakukan malpraktek, unhealthy action, negara akan sehat, sejahtera, dan bertahan dalam jangka panjang," ujar Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
(Baca Juga: Prabowo Sebut Pemerintah Harus Belajar Pajak dari ZambiaKetua Umum Partai Gerindra ini menuturkan, jika sistem dalam tubuh mengalami gangguan, maka manusia harus melakukan medical check up dan menerima intervensi medis agar sistem dalam tubuh kembali normal. Begitupun dengan sebuah negara, jika terjadi gangguan maka harus segera diperbaiki.

"Kita juga harus cek seluruh indikator permasalahan dalam negara kita. Key indicator or KPI dan compare ourselves dengan our peer bukan dengan Germany, Canada, US. Tapi peer seperti Thailand, Malayasia, Singapura, Filipina, dan Vietnam," imbuh dia.

Namun dia menilai, pemerintah justru terkesan menutupi gangguan yang tengah terjadi pada negara ini. Berbagai indikator menunjukkan gangguan tersebut, seperti Human Development Index Indonesia yang berada di peringkat 113 dari 188 negara, dan 65% masyarakat Indonesia pun saat ini disebut masih belum berpendidikan.

"Jadi saat kita cek darah kita di lab, cek ginjal, di lab dan kita marah dengan kondisi tubuh kita terus kita minta lab untuk mengubah hasilnya karena tidak ingin melihat indikator yang salah dalam tubuh kita. Ini mungkin yang terjadi di lab Indonesia," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7490 seconds (0.1#10.140)