Mendag Optimistis Tembus Pasar Aljazair dan Nontradisional Lainnya
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita optimistis Indonesia mampu menembus pasar Aljazair dan pasar nontradisional lainnya. Hal ini dikatakan Mendag saat mengetahui produk-produk Indonesia sangat diminati pada gelaran one on one business matching dalam rangkaian Forum Bisnis Indonesia-Aljazair di Aljir.
Sejumlah produk seperti furnitur dan produk dekorasi rumah, mi instan, minyak kelapa sawit, ban mobil, serta perhiasan berhasil membukukan transaksi perdagangan sebesar USD 11 juta atau sekitar Rp166 miliar pada kegiatan business matching. Produk-produk tersebut ditawarkan oleh 13 perusahaan Indonesia kepada sekitar 250 pengusaha yang datang, yaitu dari Aljazair, Yordania, Prancis, Tunisia, Turki, Senegal, dan Pantai Gading.
"Saya optimistis bahwa kita dapat meningkatkan perdagangan bilateral dengan cara yang signifikan jika kita bisa melakukan lebih baik untuk memfasilitasi keterlibatan positif dan berkelanjutan antara pejabat dan pebisnis dari dua negara bersaudara ini,” ujar Enggartiasto Lukita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Melalui forum bisnis, Enggar mengajak pelaku bisnis dari Aljazair untuk menjalin kerja sama dan meningkatkan perdagangan dengan pebisnis Indonesia. Menurut Enggar, Afrika akan terus menjadi salah satu prioritas Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi yang lebih erat.
"Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan kuat dari kalangan pebisnis agar dapat meningkatkan hubungan perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat yang lebih tinggi," lanjut Enggar.
Sebagai pasar nontradisional, lokasi Aljazair secara geostrategis merupakan target pasar potensial bagi produk Indonesia sebagai jalan memasuki pasar yang lebih besar di samping pasar Afrika.
"Aljazair berada di persimpangan tiga belahan dunia, yaitu Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Ini merupakan salah satu dari banyak alasan untuk membawa delegasi bisnis ke Aljazair. Kami ingin bermitra dengan Aljazair untuk memanfaatkan lokasi geostrategis negara ini," jelasnya.
Enggar mengungkapkan bahwa pada Oktober lalu, Kemendag baru saja melaksanakan pameran dagang terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia, di mana terdapat 34 pembeli (buyers) Aljazair yang datang dan melakukan transaksi sebesar USD9,5 juta.
"Produk yang paling banyak diminati pembeli dari Aljazair di antaranya minyak kelapa sawit mentah, kopi, furnitur, kosmetik, dan rempah-rempah," jelasnya.
Sejumlah produk seperti furnitur dan produk dekorasi rumah, mi instan, minyak kelapa sawit, ban mobil, serta perhiasan berhasil membukukan transaksi perdagangan sebesar USD 11 juta atau sekitar Rp166 miliar pada kegiatan business matching. Produk-produk tersebut ditawarkan oleh 13 perusahaan Indonesia kepada sekitar 250 pengusaha yang datang, yaitu dari Aljazair, Yordania, Prancis, Tunisia, Turki, Senegal, dan Pantai Gading.
"Saya optimistis bahwa kita dapat meningkatkan perdagangan bilateral dengan cara yang signifikan jika kita bisa melakukan lebih baik untuk memfasilitasi keterlibatan positif dan berkelanjutan antara pejabat dan pebisnis dari dua negara bersaudara ini,” ujar Enggartiasto Lukita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Melalui forum bisnis, Enggar mengajak pelaku bisnis dari Aljazair untuk menjalin kerja sama dan meningkatkan perdagangan dengan pebisnis Indonesia. Menurut Enggar, Afrika akan terus menjadi salah satu prioritas Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi yang lebih erat.
"Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan kuat dari kalangan pebisnis agar dapat meningkatkan hubungan perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat yang lebih tinggi," lanjut Enggar.
Sebagai pasar nontradisional, lokasi Aljazair secara geostrategis merupakan target pasar potensial bagi produk Indonesia sebagai jalan memasuki pasar yang lebih besar di samping pasar Afrika.
"Aljazair berada di persimpangan tiga belahan dunia, yaitu Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Ini merupakan salah satu dari banyak alasan untuk membawa delegasi bisnis ke Aljazair. Kami ingin bermitra dengan Aljazair untuk memanfaatkan lokasi geostrategis negara ini," jelasnya.
Enggar mengungkapkan bahwa pada Oktober lalu, Kemendag baru saja melaksanakan pameran dagang terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia, di mana terdapat 34 pembeli (buyers) Aljazair yang datang dan melakukan transaksi sebesar USD9,5 juta.
"Produk yang paling banyak diminati pembeli dari Aljazair di antaranya minyak kelapa sawit mentah, kopi, furnitur, kosmetik, dan rempah-rempah," jelasnya.
(fjo)