Penguatan Rupiah Diperkirakan Masih Terus Berlanjut
A
A
A
JAKARTA - Tidak berbeda jauh dengan perkiraan sebelumnya dimana pergerakan rupiah yang mampu bergerak naik dengan memanfaatkan kondisi yang ada, memberikan potensi untuk dapat kembali melanjutkan kenaikannya.
Adanya beberapa sentimen negatif dari penolakan paket kebijakan XVI dari pemerintah diyakini tidak banyak menganggu pergerakan rupiah. Karena itu, peluang bagi rupiah untuk kembali mencatatkan kenaikan terhadap dolar AS (USD) diperkirakan dapat terjadi.
"Diharapkan sentimen dari dalam negeri bisa kembali positif untuk menahan pelemahan rupiah. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," ujar Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin (26/11/2018).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.543-Rp14.527/USD. Sementara meski laju euro (EUR) kembali mengalami pelemahan, namun tidak menghalangi penguatan lanjutan dari rupiah.
"Pergerakan EUR melemah seiring dirilisnya data euro zone business growth yang tercatat melambat. Begitupun dengan german private-sector yang juga bertumbuh melambat sehingga turut menekan EUR," jelasnya.
Adanya beberapa sentimen negatif dari penolakan paket kebijakan XVI dari pemerintah diyakini tidak banyak menganggu pergerakan rupiah. Karena itu, peluang bagi rupiah untuk kembali mencatatkan kenaikan terhadap dolar AS (USD) diperkirakan dapat terjadi.
"Diharapkan sentimen dari dalam negeri bisa kembali positif untuk menahan pelemahan rupiah. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," ujar Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin (26/11/2018).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.543-Rp14.527/USD. Sementara meski laju euro (EUR) kembali mengalami pelemahan, namun tidak menghalangi penguatan lanjutan dari rupiah.
"Pergerakan EUR melemah seiring dirilisnya data euro zone business growth yang tercatat melambat. Begitupun dengan german private-sector yang juga bertumbuh melambat sehingga turut menekan EUR," jelasnya.
(fjo)