Sentimen Perang Dagang, Rupiah Tumbang ke Rp14.515

Selasa, 27 November 2018 - 17:15 WIB
Sentimen Perang Dagang,...
Sentimen Perang Dagang, Rupiah Tumbang ke Rp14.515
A A A
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat ditengah kekhawatiran ketegangan perdagangan AS dengan RRC yang masih berlarut-larut. Keperkasaan indeks USD membuat nilai tukar rupiah di indeks Bloomberg, ditutup jatuh 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.515 per USD pada perdagangan Selasa (27/11/2018).

Kurs rupiah pada awal perdagangan dibuka melemah 20 poin atau 0,14% ke level Rp14.495 per USD, berbanding penutupan Senin di Rp14.475 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.485-Rp14.517 per USD.

Melemahnya rupiah juga tercatat di data Yahoo Finance pada Selasa petang ini. Mata uang NKRI terdepresiasi 40 poin alias 0,28% menjadi Rp14.510 per USD, berbanding penutupan Senin lalu di Rp14.470 per USD. Hari ini, rupiah bergerak di level Rp14.470-Rp14.515 per USD.

Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya tergelincir, karena investor masih mencemaskan ketegangan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dengan Republik Rakyat China. Ditengah rencana pertemuan kedua pemimpin negara pada KTT G20 mendatang, Trump mengatakan bakal menaikkan tarif atas barang impor dari China dari semula 10% menjadi 25% pada 1 Januari 2019. Kenaikan tarif impor ini demi melindungi industri AS.

Kenaikan dolar AS juga karena investor menunggu isyarat dari Federal Reserve tentang arah kebijakan tahun depan. Kamis depan, The Fed akan merilis hasil notulen rapat pada 7-8 November lalu. Dan akan menjadi petunjuk soal berapa kali lagi The Fed menaikkan suku bunga.

Melansir dari Reuters, Selasa (27/11/2018), indeks USD yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,2% menjadi 97,28. level tertinggi dalam waktu hampir dua minggu. Hal ini membuat euro tersungkur 0,2% menjadi USD1,1313 dan yen Jepang stabil di level 113,56 per USD.

Greenback--sebutan dolar AS--kembali menguat setelah melemah selama hampir dua minggu. Kekuatan USD karena investor kembali memilihnya sebagai mata uang safe haven yang sifatnya paling likuid di dunia saat terjadi ketidakpastian ekonomi global.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1127 seconds (0.1#10.140)