Dolar AS Berkibar Jelang Pertemuan Trump-Jinping
A
A
A
LONDON - Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat pada perdagangan Jumat waktu setempat, dimana pasar sedang mencermati rencana pertemuan pemimpin dua ekonomi terbesar di dunia: Presiden AS Donald Trump dan Presiden RRC Xi Jinping di KTT G20 Buenos Aires, Argentina.
Pembicaraan kedua Kepala Negara akan menentukan arah USD kedepan. Sepanjang tahun 2018 berjalan, USD telah menang 5% terhadap enam mata uang pesaing utamanya. Ketegangan perdagangan yang membuat ketidakpastian ekonomi global menguntungkan USD karena statusnya sebagai safe haven.
Melansir Reuters, Sabtu (1/12/2018), indeks USD melawan enam mata uang utama, naik 0,49% ke level 97,25. Hal ini membuat euro melemah menjadi USD1,1312 dan yen turun ke 113,61 per USD. Begitupula dolar Australia yang tergelincir 0,2% menjadi 0,7302. Poundsterling Inggris melemah 0,37% ke level USD1,2745.
Terkait pertemuan Trump dan Jinping, beberapa analis skeptis bahwa pertemuan itu akan memberi hasil positif. "Saya skeptis pertemuan itu akan menghasilkan hal positif. Karena ketegangan perdagangan telah mendukung dolar AS mendorong yuan China jatuh lebih dalam," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA di London.
Sementara itu, Credit Suisse mengatakan ketegangan perdagangan AS dengan China telah melemahkan yuan China ke level terendah hampir 10 tahun. Bahkan Credit Suisse memperkirakan konflik dagang bisa membuat yuan terperosok hingga 7,20 per USD pada tahun depan.
Sejak perang tarif yang dilakukan Trump, pertumbuhan sektor manufaktur China yang terkenal besar, jatuh untuk pertama kalinya sejak 2 tahun. Dan pada awal pekan ini, Trump berencana meningkatkan tarif impor barang China dari semula 10% menjadi 25% mulai Januari tahun depan. Para ekonom menilai, jika itu terjadi maka bakal mencukur sekitar 1% dari pertumbuhan ekonomi global di 2019.
Pembicaraan kedua Kepala Negara akan menentukan arah USD kedepan. Sepanjang tahun 2018 berjalan, USD telah menang 5% terhadap enam mata uang pesaing utamanya. Ketegangan perdagangan yang membuat ketidakpastian ekonomi global menguntungkan USD karena statusnya sebagai safe haven.
Melansir Reuters, Sabtu (1/12/2018), indeks USD melawan enam mata uang utama, naik 0,49% ke level 97,25. Hal ini membuat euro melemah menjadi USD1,1312 dan yen turun ke 113,61 per USD. Begitupula dolar Australia yang tergelincir 0,2% menjadi 0,7302. Poundsterling Inggris melemah 0,37% ke level USD1,2745.
Terkait pertemuan Trump dan Jinping, beberapa analis skeptis bahwa pertemuan itu akan memberi hasil positif. "Saya skeptis pertemuan itu akan menghasilkan hal positif. Karena ketegangan perdagangan telah mendukung dolar AS mendorong yuan China jatuh lebih dalam," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA di London.
Sementara itu, Credit Suisse mengatakan ketegangan perdagangan AS dengan China telah melemahkan yuan China ke level terendah hampir 10 tahun. Bahkan Credit Suisse memperkirakan konflik dagang bisa membuat yuan terperosok hingga 7,20 per USD pada tahun depan.
Sejak perang tarif yang dilakukan Trump, pertumbuhan sektor manufaktur China yang terkenal besar, jatuh untuk pertama kalinya sejak 2 tahun. Dan pada awal pekan ini, Trump berencana meningkatkan tarif impor barang China dari semula 10% menjadi 25% mulai Januari tahun depan. Para ekonom menilai, jika itu terjadi maka bakal mencukur sekitar 1% dari pertumbuhan ekonomi global di 2019.
(ven)