Lewat Sosmed, Sri Mulyani Ingin Rakyat Tahu Kondisi Keuangan Negara
A
A
A
JAKARTA - Menggunakan media sosial bukan hanya dilakukan kalangan biasa, juga para pejabat, salah satunya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang terbilang aktif di sosmed. Menurut dia, penggunaan sosmed termasuk oleh institusi Kementerian Keuangan untuk menyampaikan informasi kepada rakyat.
Dia mengisahkan, 10 tahun lalu, saat dirinya juga menjabat sebagai Menkeu, sosmed belum digunakan untuk berkomunikasi. Kala itu, penyampaian informasi masih menggunakan media cetak, televisi dan radio.
"10 tahun lalu, sosmed belum jadi bahan kita dalam komunikasi. Hanya berhubungan dengan media cetak, televisi, dan radio. Kita punya website tapi dulu tidak advance seperti sekarang," katanya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Kemudian, lanjut wanita yang akrab disapa Ani ini, saat dirinya bekerja di Bank Dunia sudah banyak orang yang menggunakn sosmed seperti Facebook, Twitter, hingga Linked-in. Oleh sebab itu, saat kembali ke Kemenkeu, dirinya mulai menata ulang sistem komunikasi di Kemenkeu.
"Kemudian saya ke Bank Dunia, mereka menggunakan sosmed. Facebook, Twitter, Linked-in. Waktu balik lagi Kemenkeu, pertama saya lihat biro komunikasi, ternyata selama ini lebih ke protokol pertemuan dengan DPR, media editor, pimred," imbuh dia.
Menurutnya, sosmed digunakan Kemenkeu karena rakyat berhak mengetahui kondisi Anggaran Pendapatan Belaja Negara (APBN), termasuk asal mula anggaran negara diperoleh. Hal ini menjadi bagian dari Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
"Mulailah kita pakai FB individual atau Kemenkeu. Juga Instagram. Ini semua tujuannya reinforce. Dulu masyarakat datang ke Kemenkeu untuk dapat informasi APBN. Sekarang tidak. Caranya biar bisa dipresentasikan di Instagram. Karena masyarakat sensiftif soal belanja utang," tandasnya.
Dia mengisahkan, 10 tahun lalu, saat dirinya juga menjabat sebagai Menkeu, sosmed belum digunakan untuk berkomunikasi. Kala itu, penyampaian informasi masih menggunakan media cetak, televisi dan radio.
"10 tahun lalu, sosmed belum jadi bahan kita dalam komunikasi. Hanya berhubungan dengan media cetak, televisi, dan radio. Kita punya website tapi dulu tidak advance seperti sekarang," katanya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Kemudian, lanjut wanita yang akrab disapa Ani ini, saat dirinya bekerja di Bank Dunia sudah banyak orang yang menggunakn sosmed seperti Facebook, Twitter, hingga Linked-in. Oleh sebab itu, saat kembali ke Kemenkeu, dirinya mulai menata ulang sistem komunikasi di Kemenkeu.
"Kemudian saya ke Bank Dunia, mereka menggunakan sosmed. Facebook, Twitter, Linked-in. Waktu balik lagi Kemenkeu, pertama saya lihat biro komunikasi, ternyata selama ini lebih ke protokol pertemuan dengan DPR, media editor, pimred," imbuh dia.
Menurutnya, sosmed digunakan Kemenkeu karena rakyat berhak mengetahui kondisi Anggaran Pendapatan Belaja Negara (APBN), termasuk asal mula anggaran negara diperoleh. Hal ini menjadi bagian dari Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
"Mulailah kita pakai FB individual atau Kemenkeu. Juga Instagram. Ini semua tujuannya reinforce. Dulu masyarakat datang ke Kemenkeu untuk dapat informasi APBN. Sekarang tidak. Caranya biar bisa dipresentasikan di Instagram. Karena masyarakat sensiftif soal belanja utang," tandasnya.
(ven)