Produk Perikanan Indonesia Senilai USD143 Juta Tembus Pasar Korsel
A
A
A
JAKARTA - Produk perikanan Indonesia senilai USD143 juta berhasil menembus pasar Korea Selatan. Capaian ini diperoleh melalui kontrak pembelian antara Daelim Corporation dari Korea Selatan dengan PT Global Fisheries Exchange (GFE) yang merupakan eksportir Indonesia.
"Penandatangan kontrak pembelian ini memberikan kontribusi besar terhadap kinerja ekspor Indonesia. Kontrak pembelian akan dilakukan dalam tenggat waktu lima tahun. Hal ini membuktikan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasokan produk perikanan di Korea Selatan," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan, Kusuma Dewi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Dewi juga menyampaikan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi turut gembira dan menyambut baik hasil tersebut.
Pada kesempatan berbeda, Umar Hadi menyampaikan, komposisi ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 45% masih berbasis migas dan batubara, sehingga diperlukan diversifikasi jenis komoditas ekspor agar mampu mencapai nilai perdagangan USD30 milar pada 2022.
"Salah satu produk yang potensial adalah perikanan, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan lebih besar daripada daratannya," jelas Umar.
Dewi berharap kerja sama yang ada dapat semakin ditingkatkan dan produk perikanan Indonesia semakin dapat diterima oleh masyarakat Korea Selatan. "Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih sangat besar. Hal ini karena kegemaran penduduk Korea Selatan akan makanan laut, terutama di Busan yang terkenal dengan Odeng dan Ommuk," imbuh Dewi
GFE merupakan perusahaan yang berbasis di Minahasa Selatan dengan area tangkap di daerah Sulawesi Utara dan Maluku. GFE baru memulai usahanya tiga tahun lalu dan menitikberatkan pada kerja sama dan pemberdayaan nelayan kecil melalui pemberian pelatihan mulai dari metode tangkap sampai dengan penanganan pasca tangkap.
GFE terus berupaya mereplikasi pelatihan nelayan kecil ini ke seluruh Indonesia sehingga mampu mendapatkan hasil yang maksimal dari biomassa ikan laut yang kini semakin besar yang merupakan dampak dari kebijakan penangkapan ikan secara legal dan berkelanjutan yang digalakkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sementara itu, Daelim Corporation adalah perusahaan yang menduduki peringkat ke-17 terbesar di Korea Selatan, yang bergerak di bidang konstruksi. Daelim Corp juga baru saja melakukan diversifikasi usaha di bidang perikanan dan telah berinvestasi sebesar USD200 juta di Rusia.
"Penandatangan kontrak pembelian ini memberikan kontribusi besar terhadap kinerja ekspor Indonesia. Kontrak pembelian akan dilakukan dalam tenggat waktu lima tahun. Hal ini membuktikan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasokan produk perikanan di Korea Selatan," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan, Kusuma Dewi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Dewi juga menyampaikan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi turut gembira dan menyambut baik hasil tersebut.
Pada kesempatan berbeda, Umar Hadi menyampaikan, komposisi ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 45% masih berbasis migas dan batubara, sehingga diperlukan diversifikasi jenis komoditas ekspor agar mampu mencapai nilai perdagangan USD30 milar pada 2022.
"Salah satu produk yang potensial adalah perikanan, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan lebih besar daripada daratannya," jelas Umar.
Dewi berharap kerja sama yang ada dapat semakin ditingkatkan dan produk perikanan Indonesia semakin dapat diterima oleh masyarakat Korea Selatan. "Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih sangat besar. Hal ini karena kegemaran penduduk Korea Selatan akan makanan laut, terutama di Busan yang terkenal dengan Odeng dan Ommuk," imbuh Dewi
GFE merupakan perusahaan yang berbasis di Minahasa Selatan dengan area tangkap di daerah Sulawesi Utara dan Maluku. GFE baru memulai usahanya tiga tahun lalu dan menitikberatkan pada kerja sama dan pemberdayaan nelayan kecil melalui pemberian pelatihan mulai dari metode tangkap sampai dengan penanganan pasca tangkap.
GFE terus berupaya mereplikasi pelatihan nelayan kecil ini ke seluruh Indonesia sehingga mampu mendapatkan hasil yang maksimal dari biomassa ikan laut yang kini semakin besar yang merupakan dampak dari kebijakan penangkapan ikan secara legal dan berkelanjutan yang digalakkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sementara itu, Daelim Corporation adalah perusahaan yang menduduki peringkat ke-17 terbesar di Korea Selatan, yang bergerak di bidang konstruksi. Daelim Corp juga baru saja melakukan diversifikasi usaha di bidang perikanan dan telah berinvestasi sebesar USD200 juta di Rusia.
(ven)