Natal dan Tahun Baru, Pasokan dan Harga Cabai Aman
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjamin pasokan cabai akan lancar guna mencukupi kebutuhan masyarakat termasuk pada perayaan Natal dan Tahun Baru 2019. Dia memastikan, tidak ada alasan pasokan cabai langka dan harganya tidak stabil.
"Kami terus kawal langsung cabai dari hulu Sampai hilir. Direktorat Jenderal Hortikultura saya perintahkan untuk memastikan pasokan cabai aman sepanjang tahun. Tak ada alasan cabai langka," ungkap Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/12/2018).
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengaku yakin pasokan cabai baik jenis keriting, besar maupun rawit sangat mencukupi saat Natal dan Tahun Baru nanti. Menurutnya, saat ini justru harga cabai lagi di tingkat petani tengah murah karena produksi di sentra-sentra yang melimpah.
"Kalau melihat tren di lapangan, kami optimis pasokan cabai sampai Januari nanti mencukupi bahkan surplus," ujarnya.
Suwandi menyebutkan pasokan cabai ke pasar Jabodetabek mencapai 290 ton per hari atau 8.700 ton sebulan. Hingga kini pasokannya lancar, karena para petani penggerak dari daerah sentra diajak bersama-sama mengamankan pasokan Jabodetabek.
Secara nasional pada Bulan Desember ini, cabai rawit sekitar 54.000 ton, Januari 2019 64.000 ton dan Febuari sekitar 80.000 ton. Untuk keriting Desember ini ada sekitar 73.000 ton, Januari 2019 113.000 ton dan Febuari 130.000 ton.
"Amanlah, enggak perlu khawatir dengan cabai. Kami juga intensif memacu produksi dan menata sebaran sentra cabai agar pasokan terjaga," tandasnya.
Direktur Sayur-Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menambahkan, jika ingin ketersediaan nasional aman sepanjang tahun, maka pola tanam harus benar-benar dijaga. Tingkat kepatuhan daaerah dalam melaksanakan pola ini sangat mempengaruhi stabilisas produksi.
"Secara nasional dalam satu tahun untuk cabai rawit bulanan memerlukan luas panen berkisar 11.000-12.000 hektare (ha) dengan produksi 64.000-66.000 ton. Sedangkan Cabai keriting memerlukan luas panen 12.000-13.000 ha dengan produksi 76.000-77.000 ton per bulan," jelasnya.
Prihasto menyebutkan angka kebutuhan nasional berdasarkan hitungan Ditjen Hortikultura yakni untuk rawit per bulan sekitar 61.000 ton dan keriting sekitar 72.000 ton.
"Produksi pada bulan tertentu seperti Lebaran, Natal dan tahun baru harus sudah kita amankan pola tanamnya 3-4 bulan sebelumnya," sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian. Di Sleman ini sudah memiliki kluster kawasan aneka cabai yang diatur pola tanamnya.
"Setiap hari ada panenan dan kita pasarkan secara lelang. Seperti semalam tanggal 6 desember 2018, harga di pasar lelang untuk keriting harga jual lelang mencapai Rp16.300 per kg dan rawit merah harga jual Rp17.300 per kg," katanya.
Heru menambahkan pasokan yang masuk di pasar lelang tersebut mencapai 4-5 ton per malam. Pasar lelang Sleman ada setiap malam, sehingga berarti ada pasokan setiap hari dan ada panen pula setiap harinya.
"Intinya kita atur pola tanam supaya harga stabil dan pasokan juga kontinyu. Kluster cabai di Sleman tidak hanya budidaya secara monokultur, ada petani kami di Candibinangun Pakem mengusahakan cabai dengan ikan nila. Istilahnya Mina Cabai," tuturnya.
"Kami terus kawal langsung cabai dari hulu Sampai hilir. Direktorat Jenderal Hortikultura saya perintahkan untuk memastikan pasokan cabai aman sepanjang tahun. Tak ada alasan cabai langka," ungkap Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/12/2018).
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengaku yakin pasokan cabai baik jenis keriting, besar maupun rawit sangat mencukupi saat Natal dan Tahun Baru nanti. Menurutnya, saat ini justru harga cabai lagi di tingkat petani tengah murah karena produksi di sentra-sentra yang melimpah.
"Kalau melihat tren di lapangan, kami optimis pasokan cabai sampai Januari nanti mencukupi bahkan surplus," ujarnya.
Suwandi menyebutkan pasokan cabai ke pasar Jabodetabek mencapai 290 ton per hari atau 8.700 ton sebulan. Hingga kini pasokannya lancar, karena para petani penggerak dari daerah sentra diajak bersama-sama mengamankan pasokan Jabodetabek.
Secara nasional pada Bulan Desember ini, cabai rawit sekitar 54.000 ton, Januari 2019 64.000 ton dan Febuari sekitar 80.000 ton. Untuk keriting Desember ini ada sekitar 73.000 ton, Januari 2019 113.000 ton dan Febuari 130.000 ton.
"Amanlah, enggak perlu khawatir dengan cabai. Kami juga intensif memacu produksi dan menata sebaran sentra cabai agar pasokan terjaga," tandasnya.
Direktur Sayur-Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menambahkan, jika ingin ketersediaan nasional aman sepanjang tahun, maka pola tanam harus benar-benar dijaga. Tingkat kepatuhan daaerah dalam melaksanakan pola ini sangat mempengaruhi stabilisas produksi.
"Secara nasional dalam satu tahun untuk cabai rawit bulanan memerlukan luas panen berkisar 11.000-12.000 hektare (ha) dengan produksi 64.000-66.000 ton. Sedangkan Cabai keriting memerlukan luas panen 12.000-13.000 ha dengan produksi 76.000-77.000 ton per bulan," jelasnya.
Prihasto menyebutkan angka kebutuhan nasional berdasarkan hitungan Ditjen Hortikultura yakni untuk rawit per bulan sekitar 61.000 ton dan keriting sekitar 72.000 ton.
"Produksi pada bulan tertentu seperti Lebaran, Natal dan tahun baru harus sudah kita amankan pola tanamnya 3-4 bulan sebelumnya," sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian. Di Sleman ini sudah memiliki kluster kawasan aneka cabai yang diatur pola tanamnya.
"Setiap hari ada panenan dan kita pasarkan secara lelang. Seperti semalam tanggal 6 desember 2018, harga di pasar lelang untuk keriting harga jual lelang mencapai Rp16.300 per kg dan rawit merah harga jual Rp17.300 per kg," katanya.
Heru menambahkan pasokan yang masuk di pasar lelang tersebut mencapai 4-5 ton per malam. Pasar lelang Sleman ada setiap malam, sehingga berarti ada pasokan setiap hari dan ada panen pula setiap harinya.
"Intinya kita atur pola tanam supaya harga stabil dan pasokan juga kontinyu. Kluster cabai di Sleman tidak hanya budidaya secara monokultur, ada petani kami di Candibinangun Pakem mengusahakan cabai dengan ikan nila. Istilahnya Mina Cabai," tuturnya.
(fjo)