Bank Dunia Puji Ketahanan Fundamental Ekonomi RI

Kamis, 13 Desember 2018 - 15:59 WIB
Bank Dunia Puji Ketahanan...
Bank Dunia Puji Ketahanan Fundamental Ekonomi RI
A A A
JAKARTA - Bank Dunia menyatakan, Indonesia telah berhasil bertahan di tengah gejolak global besar berkat fundamental ekonomi makro yang kokoh dan koordinasi kebijakan yang kuat. Dengan kebijakan moneter dan fiskal yang menjaga stabilitas ekonomi makro, ekonomi Indonesia tumbuh dengan kuat sebesar 5,2% pada kuartal III/2018.

"Pertumbuhan investasi tetap menjadi pendorong utama ekonomi, dengan investasi konstruksi menguat dibanding kuartal sebelumnya," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves dalam siaran pers, Kamis (13/12/2018).

Sementara, lanjut dia, konsumsi masyarakat sedikit menurun namun lonjakan konsumsi pemerintah mempertahankan pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan.

Dia menambahkan, koordinasi pemerintah dalam hal kebijakan moneter, fiskal dan nilai tukar telah membantu Indonesia melewati gejolak eksternal yang baru-baru ini terjadi.

Sementara itu, melanjutkan reformasi struktural yang dapat mengurangi kerentanan domestik akan semakin meningkatkan ketahanan ekonomi serta mendorong kemampuan mengelola gejolak global dengan lebih baik apabila hal tersebut kembali terjadi di masa depan.

Rodrigo menuturkan, pertumbuhan PDB riil tahunan diproyeksikan menjadi 5,2% untuk 2018 dan 2019, sedikit lebih tinggi dari tahun 2017. Permintaan domestik yang lebih kuat masih didominasi oleh investasi, dan diperkirakan akan lebih besar dari pada hambatan sektor eksternal, di tengah melambatnya pertumbuhan global dan berlanjutnya ketidakpastian kebijakan perdagangan global.

Meski tekanan pada rupiah telah berkurang, lanjut dia, Indonesia harus semakin memperkuat posisi eksternalnya dengan mempercepat upaya peningkatan ekspor dan investasi.

Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander mengungkapkan, langkah-langkah seperti menerapkan perjanjian perdagangan bebas dan merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk mengurangi pembatasan investasi dari luar negeri akan meningkatkan daya saing Indonesia.

Langkah itu juga dapat menciptakan pekerjaan yang baik, sehingga semakin banyak penduduk Indonesia menjadi bagian kelas menengah. Ke depan, kondisi eksternal kemungkinan akan terus membawa risiko besar terhadap proyeksi pertumbuhan Indonesia."Terus bertahannya ketidakpastian terkait perdagangan global dan kemungkinan pengetatan kebijakan moneter AS yang lebih lanjut dapat menyebabkan arus keluar modal lebih lanjut dan gejolak keuangan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8843 seconds (0.1#10.140)