Kementan Targetkan Indonesia Menjadi Pengekspor Manggis di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Liliek Sri Utami ditemani Sekretaris Badan Karantina Kementan, Sujarwanto menerima rombongan Komisi IV DPR RI meninjau rumah kemas di Denpasar, Bali. Dalam kunjungan ini, Kementan memastikan dukungan pemerintah terkait pasar eskpor hortikultura khususnya manggis. Berkembangnya ekspor akan memberikan jaminan pasar bagi petani manggis. Untuk itu dibutuhkan produk manggis yang benar-benar bagus.
"Kedepannya Indonesia harus menjadi pengekspor manggis di dunia. Terkait pembinaan kepada petani, Kementerian Pertanian memberikan dukungan dari hulu ke hilir. Mulai dari pengembangan sentra manggis di lahan hingga fasilitas pasca panen dan rumah kemas", jelas Liliek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
PT Narendra Mandala Sukses adalah salah satu rumah kemas teregistrasi. Rata-rata pengiriman ekspor sebanyak 50 ton per hari, namun di musim hujan ini produksi menurun. Harga manggis di pengumpul berkisar Rp35.000 per kg lalu dijual antara harga Rp90.000-Rp120.000 per kg untuk kualitas super. Perusahaan ini menyatakan bahwa dari target 9.000 ton manggis yang dijual ke China, perusahaannya sudah merealisasikan sebanyak 3.000 ton.
"Permintaan di China banyak dan sudah kewalahan. Manggis ini kami ambil dari Banyuwangi, Tabanan dan seputar Bali", jelas Kresna Pranata Kusuma, Direktur Utama PT Narendra Mandala Sukses. Dirinya menambahkan untuk saat ini terjadi penurunan kualitas dikarenakan musim hujan. Terdapat getah kuning pada daging buah.
"Masa puncaknya di Oktober lalu. Pengiriman 60 ton per hari. Saat ini keuntungannya lebih dari Rp30 miliar. Pada April 2019 nanti, ditargetkan keuntungan Rp60 miliar", tambahnya.
Roem Kono, Pimpinan Komisi IV DPR RI menyatakan kebanggaan bahwasanya pertanian Indonesia semakin maju. "Sangat membanggakan dimana 3.000 ton per tahun. Tata kelolanya sangat bagus. Hal ini perlu dilakukan terusmenerus. Hasil hortikultura mendukung ekonomi nasional. Perlu dukungan anggaran, regulasi dan teknologi sehingga ekspor kita tidak akan kalah dengan negara lain".
Eko Hendro Purnomo atau biasa dikenal Eko Patrio usai melihat proses persiapan, akhirnya meyakini bahwa Indonesia nyatanya mampu untuk ekspor. "Setelah saya melihat ini maka bisa dibuktikan ada ekspor. Saya bangga, saya dengar ada ekspor. Saya lihat pekerjaan ekspor ini dilakukan dengan profesional", ucapnya bangga.
Selanjutnya I Made Urip dari fraksi PDIP menyoroti penuh tentang pentingnya sarana dan persoalan higinitas dalam rangka peningkatan kualitas. Kepercayaan diperlukan guna memperoleh pasar.
"Peningkatan prasarana dan sarana perlu ditingkatkan lebih baik lagi termasuk packaging. Karantina kuat, bargaining kita kuat, yang jelas kita perlu menambah dana buat sarana dan prasarana".
Manggis di Bali
Provinsi Bali merupakan salah satu sentra manggis di Indonesia. Berdasarkan data BPS, perkembangan produksi manggis di provinsi Bali tahun 2016 sebesar 6.344 ton dan tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 2.715 ton. Sentra produksi utama manggis di Kabupaten Tabanan yang penyebarannya meliputi Kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat.
Pada 2016, produksi manggis di Kabupaten Tabanan sebesar 2.934 ton dengan luas panen 715 ha. Produksi manggis kabupaten Tabanan memberikan kontribusi 46.2% dari produksi manggis di Provinsi Bali.
Musim panen manggis di kabupaten Tabanan mulai dari Desember-April dan puncak panen terjadi pada bulan Maret. Harga manggis mulai dari Rp15.000-Rp25.000 per kg. Naiknya harga jual manggis pada puncak musim panen karena produk yang ada langsung terserap oleh pasar. Dengan dibukanya ekspor manggis langsung ke China, petani manggis memperoleh angin segar sekaligus penyelamat ketika terjadi produksi berlebih di dalam negeri.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pemerintah telah melakukan pengembangan kawasan manggis seluas 2.564 ton. Untuk kabupaten Tabanan telah dikembangkan kawasan manggis seluas 465 ha dan rencananya tahun 2019 akan dikembangkan seluas 100 ha terdiri dari 50 ha ekstensifikasi dan 50 ha intensifikasi.
Prosedur Karantina
Salah satu syarat agar manggis bisa masuk ke negara tujuan ekspor, dalam hal ini China, selain harus bebas dari zat kimia, juga harus melewati rumah kemas sehingga buah bebas dari organisme pengganggu Tanaman (OPT) dan semut.
"Kami berpesan agar persyaratan teknis dari karantina dipenuhi mulai dari proses pembersihan hingga tahap ekspor", ujar Sujarwanto, Sekretaris Badan Karantina Kementerian Pertanian.
Dirinya menjelaskan bahwa permintaan manggis tidak hanya ke negara ASEAN saja, Australia dan Selandia Baru juga sudah menerima manggis Indonesia. "Potensi permintaan sangat tinggi. Kita akan cari tempat-tempat yang banyak".
Dukungan yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam hal menjaga kualitas manggis di antara mengadakan in house training dalam hal pengendalian mutu. Petani diarahkan untuk mampu mengurangi semut dan kutu putih sejak di lahan.
"Kebun manggis menerapkan GAP (Good Agricultural Practices). Dengan menerapkan GAP, diharapkan hama dan penyakit turun 5%. Selama panen, buah diharapkan tidak jatuh selama masa pemetikan. Sementara itu di rumah pengepul, petani membuat grading dan ada unsur membersihkan", ujar Roji'in, petugas pengendali organisme pengganggu tanaman.
"Kedepannya Indonesia harus menjadi pengekspor manggis di dunia. Terkait pembinaan kepada petani, Kementerian Pertanian memberikan dukungan dari hulu ke hilir. Mulai dari pengembangan sentra manggis di lahan hingga fasilitas pasca panen dan rumah kemas", jelas Liliek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
PT Narendra Mandala Sukses adalah salah satu rumah kemas teregistrasi. Rata-rata pengiriman ekspor sebanyak 50 ton per hari, namun di musim hujan ini produksi menurun. Harga manggis di pengumpul berkisar Rp35.000 per kg lalu dijual antara harga Rp90.000-Rp120.000 per kg untuk kualitas super. Perusahaan ini menyatakan bahwa dari target 9.000 ton manggis yang dijual ke China, perusahaannya sudah merealisasikan sebanyak 3.000 ton.
"Permintaan di China banyak dan sudah kewalahan. Manggis ini kami ambil dari Banyuwangi, Tabanan dan seputar Bali", jelas Kresna Pranata Kusuma, Direktur Utama PT Narendra Mandala Sukses. Dirinya menambahkan untuk saat ini terjadi penurunan kualitas dikarenakan musim hujan. Terdapat getah kuning pada daging buah.
"Masa puncaknya di Oktober lalu. Pengiriman 60 ton per hari. Saat ini keuntungannya lebih dari Rp30 miliar. Pada April 2019 nanti, ditargetkan keuntungan Rp60 miliar", tambahnya.
Roem Kono, Pimpinan Komisi IV DPR RI menyatakan kebanggaan bahwasanya pertanian Indonesia semakin maju. "Sangat membanggakan dimana 3.000 ton per tahun. Tata kelolanya sangat bagus. Hal ini perlu dilakukan terusmenerus. Hasil hortikultura mendukung ekonomi nasional. Perlu dukungan anggaran, regulasi dan teknologi sehingga ekspor kita tidak akan kalah dengan negara lain".
Eko Hendro Purnomo atau biasa dikenal Eko Patrio usai melihat proses persiapan, akhirnya meyakini bahwa Indonesia nyatanya mampu untuk ekspor. "Setelah saya melihat ini maka bisa dibuktikan ada ekspor. Saya bangga, saya dengar ada ekspor. Saya lihat pekerjaan ekspor ini dilakukan dengan profesional", ucapnya bangga.
Selanjutnya I Made Urip dari fraksi PDIP menyoroti penuh tentang pentingnya sarana dan persoalan higinitas dalam rangka peningkatan kualitas. Kepercayaan diperlukan guna memperoleh pasar.
"Peningkatan prasarana dan sarana perlu ditingkatkan lebih baik lagi termasuk packaging. Karantina kuat, bargaining kita kuat, yang jelas kita perlu menambah dana buat sarana dan prasarana".
Manggis di Bali
Provinsi Bali merupakan salah satu sentra manggis di Indonesia. Berdasarkan data BPS, perkembangan produksi manggis di provinsi Bali tahun 2016 sebesar 6.344 ton dan tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 2.715 ton. Sentra produksi utama manggis di Kabupaten Tabanan yang penyebarannya meliputi Kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat.
Pada 2016, produksi manggis di Kabupaten Tabanan sebesar 2.934 ton dengan luas panen 715 ha. Produksi manggis kabupaten Tabanan memberikan kontribusi 46.2% dari produksi manggis di Provinsi Bali.
Musim panen manggis di kabupaten Tabanan mulai dari Desember-April dan puncak panen terjadi pada bulan Maret. Harga manggis mulai dari Rp15.000-Rp25.000 per kg. Naiknya harga jual manggis pada puncak musim panen karena produk yang ada langsung terserap oleh pasar. Dengan dibukanya ekspor manggis langsung ke China, petani manggis memperoleh angin segar sekaligus penyelamat ketika terjadi produksi berlebih di dalam negeri.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pemerintah telah melakukan pengembangan kawasan manggis seluas 2.564 ton. Untuk kabupaten Tabanan telah dikembangkan kawasan manggis seluas 465 ha dan rencananya tahun 2019 akan dikembangkan seluas 100 ha terdiri dari 50 ha ekstensifikasi dan 50 ha intensifikasi.
Prosedur Karantina
Salah satu syarat agar manggis bisa masuk ke negara tujuan ekspor, dalam hal ini China, selain harus bebas dari zat kimia, juga harus melewati rumah kemas sehingga buah bebas dari organisme pengganggu Tanaman (OPT) dan semut.
"Kami berpesan agar persyaratan teknis dari karantina dipenuhi mulai dari proses pembersihan hingga tahap ekspor", ujar Sujarwanto, Sekretaris Badan Karantina Kementerian Pertanian.
Dirinya menjelaskan bahwa permintaan manggis tidak hanya ke negara ASEAN saja, Australia dan Selandia Baru juga sudah menerima manggis Indonesia. "Potensi permintaan sangat tinggi. Kita akan cari tempat-tempat yang banyak".
Dukungan yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam hal menjaga kualitas manggis di antara mengadakan in house training dalam hal pengendalian mutu. Petani diarahkan untuk mampu mengurangi semut dan kutu putih sejak di lahan.
"Kebun manggis menerapkan GAP (Good Agricultural Practices). Dengan menerapkan GAP, diharapkan hama dan penyakit turun 5%. Selama panen, buah diharapkan tidak jatuh selama masa pemetikan. Sementara itu di rumah pengepul, petani membuat grading dan ada unsur membersihkan", ujar Roji'in, petugas pengendali organisme pengganggu tanaman.
(ven)