Media Sosial Dongkrak Wisata Indonesia

Rabu, 19 Desember 2018 - 08:23 WIB
Media Sosial Dongkrak Wisata Indonesia
Media Sosial Dongkrak Wisata Indonesia
A A A
JAKARTA - Destinasi wisata baru dari berbagai pelosok Indonesia gencar bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhannya begitu cepat seiring laju perkembangan teknologi digital dan kebiasaan masyarakat yang ingin unjuk diri di media sosial.

Kehadiran objek wisata baru ini terbukti banyak berdampak positif, di antaranya makin memperkaya pilihan masyarakat dalam menentukan tujuan liburannya. Lewat gambar-gambar yang berseliweran di media sosial seperti intagram (IG) atau facebook (FB), objek-objek ini kerap kali menggoda mata. Kondisinya yang masih asli membuat keindahannya juga tak kalah dengan objek wisata yang sudah lama dikenal publik.

Sebagian objek bahkan mendadak terkenal. Secara simultan perilaku dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya pun terangkat. Namun di beberapa tempat, akibat pengelolaan yang belum optimal dan profesional, objek-objek unggulan terkesan jalan di tempat.

Di Tomohon Sulawesi Utara misalnya, masyarakat setempat saat ini tengah menggandurngi Puncak Valentine, Puncak Kai' Santi dan We’lu Cafe and Resto. Jarak ketiga lokasi wisata ini cukup berdekatan, bahkan boleh dibilang berdampingan karena masih berlokasi di Woloan, hanya 10 menit dari pusat Kota Tomohon, atau satu jam dari Kota Manado.

Destinasi baru ini melengkapi objek-objek yang sudah tenar sebelumnya seperti Puncak Temboan, Bukit Doa, Danau Linow, Gunung Mahawu, Gunung Lokon, Air Terjun Tumiperas, Perkampungan Bunga, Hutan Wisata Lahendong, atau Air Terjun Tapahan Telu Tinoor.

Di Puncak Valentine dan Puncak Kai' Santi pengunjung bisa menikmati suasana nyaman nan tenang di ketinggian dengan udaranya yang sejuk dan asri. Pemandangan Gunung Lokon dan hamparan sawah membuat pelesiran di tempat ini tak cepat jengah.

Di Purwakarta, Jawa Barat, Air Mancur Sri Badug di Situ Buleud seolah menjadi magnet baru. Jumlah kunjungan wisatawan di tempat ini meningkat tajam seiring banyaknya pengunjung yang selfie di lokasi ini. Padahal tempat wisata lain di Purwakarta terbilang cukup banyak.

Tak jauh beda terlihat di Klaten Jawa Tengah. Tempat wisata baru yang tengah naik daun setelah ditampilkan di media social antara lain Umbul Manten, Candi Sojiwan, Kali Talang, Bukit Cinta, Umbul Siblarak, dan Sidoyawah. “Perkembangan teknologi membuat kami juga harus menyesuiakan diri dengan promosi promosi pariwisata,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Klaten, Pantoro, kemarin.

Kondisi alam yang sangat mendukung seperti adanya sumber mata air dan kawasan perbukitan membuat destinasi ini menjadi jujugan baru wisatawan. Setelah sejumlah tempat wisata baru itu melejit, kenaikan jumlah wisatawan sekitar 10%. Pengelolaan objek wisata baru itu rata rata dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pemkab Klaten juga berusaha meningkatkan pemahaman pengelolaan pariwisata unsur unsue di tingkat desa, mulai kepala desa hingga kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

Layaknya Pantai Pribadi
Di Gunungkidul, di antara objek wisata yang tenar karena media sosial adalah Pantai Nglolang, sebuah destinasi yang belum banyak dikunjungi wisatawan karena benar benar baru. Di objek wisata yang berada di sebelah barat Pantai Sepanjang, di Desa Kemadang, Tanjungsari ini, wisatawan bakal menikmati sensasi berfoto layaknya di pantai pribadi.

Sebuah spot foto tepat di atas tebing di bawah pohon pandan laut. Keindahan bukit karst di sekitar pantai menjadi sensasi tersendiri. Tidak hanya itu pengunjung juga bisa menikmati lorong pantai. Lokasi ini menjadi sangat menarik dan mulai membuat wisatawan bertanya-tanya.

Salah satu pengelola Pantai Nglolang Lukas Didit mengungkapkan, pihaknya masih terus menata pantai bersama masyarakat sekitar. Selain pemandangan panorama pantai yang khas Gunungkidul, di pantai ini wisatawan juga bisa menikmatai anek biota laut melalaui snorkeling. "Kalau di lorong pantai juga bisa ubtuk spot foto yang luar biasa bagusnya," ucapnya.

Selain Pantai Nglolang, salah satu destinasi wisata alam lain juga mulai dikenal melalui media sosial, yakni Watu Payung. Ini adalah salah satu geosite Turunan di Desa Girisuko, Kecamatan Panggang yang menawarkan keindahan alam di pagi hari layaknya negeri di atas awan. Di lokasi ini, pandangan mata kita bakal disuguhi pemandangan bentang alam nan indah perbatasan Gunungkidul dan Bantul dengan latar belakang sungai Oya.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan, saat ini warga masyarakat memiliki banyak gagasan atau kreasi untuk mengembangkan pariwisata. Pengenalan kawasan wisata melalui media sosial menjadi hal yang baru dsn signifikan mendongkrak perkembangan pariwisata. "Kita terus ajak warga kreatif. Keindahan alam Gunungkidul kami buka seluas luasnya untuk dikenal luas. Salah satunya melalui medsos," ucapnya.

Di Kabupaten Semarang, kini mengembangkan Saloka Theme Park di Jalan Fatmawati 154, Lopait, Tuntang. Destinasi ini diklaim bakal menjadi taman wisata dan rekreasi terbesar di Jawa Tengah.

Di Sleman, pada tahun 2017, Tebing Breksi ditetapkan menjadi tempat destinasi wisata baru paling favorit oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Tebing Breksi merupakan bekas kawasan tambang batu putih yang terletak di desa Sambirejo, Prambanan, Sleman. Setelah ditutup tahun 2014, mulai 2015 dikembangkan menjadi objek wisata alam. Untuk destinasi wisata alam lain yang gencar dipromosikan lewat media social di antaranya Puri Mataram, Taman Bunga Chelosia, Bukit Klangon, Bambooland Downhill Park dan Kali Kuning Park.

Praktisi Media Sosial Nukman Luthfie berpendapat, pada zaman ini memang masyarakat Indonesia telah mengutamakan jalan-jalan ke berbagai daerah sebagai sarana untuk menghibur diri. Hobi ini lalu ditopang dengan kebiasaan masyarakat di Tanah Air juga yang sangat suka mengekspresikan dirinya di media sosial. Bagi mereka yang suka berjalan-jalan, memposting lokasi di daerah wisata yang belum banyak dikunjungi orang menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk disebarluaskan ke publik.

"Itu karena media sosial tempat orang untuk ekspresikan diri. Termasuk mengekpresikan diri dia sedang ada dimana. Terutama di daerah tujuan wisata kebanggaan mereka. Otomatis mereka akan check in dan upload foto," katanya. Fasilitas yang paling banyak digunakan publik Indonesia untuk memposting lokasi wisata ialah Instagram.

Pemanfaatan media sosial untuk pengembangan wisata juga didorong oleh Kemenpar. “Apabila ingin maju dan berkembang pesat, khususnya di sektor pariwisata, maka perlu melakukan deregulasi dengan memanfaatkan teknologi go digital,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya akhir bulan lalu.

Arief Yahya mengatakan, sangat aneh bila pariwisata tidak menggunakan teknologi digital karena 74% wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia, sebagaimana laporan TripAdvisor, menggunakan teknologi digital atau internet dan smartphone. “Wisman yang datang itu 50% adalah milenial yang mempunyai selera dan kebiasan berwisata yang berbeda,” kata Menpar Arief Yahya.(Cahya Sumirat/Neneng Zubaidah/Ary Wahyu Wibowo/Suharjono/Priyo Setyawan/Asep Supiandi/Inda S/Heru Febrianto)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3686 seconds (0.1#10.140)