BI Pede Perbaiki Defisit Neraca Perdagangan di 2019
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berjanji memperbaiki neraca perdagangan di tahun 2019 yang kini masih mengalami defisit. Salah satunya memperkuat koordinasi guna memperkuat ekspor yang masih rendah.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memperkuat ketahanan eksternal, termasuk neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan dapat menurun pada 2019 dengan prakiraan kisaran 2,5% dari PDB,” ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 kembali defisit mencapai UDS2,05 miliar. Realisasi neraca perdagangan ini semakin merosot dibanding Oktober 2018 yang juga defisit sebesar USD1,82 miliar.
Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi kondisi global yang kurang kondusif hingga membuat defisit neraca perdagangan tercatat USD2,05 miliar. Penurunan kinerja ekspor akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun menjadi salah satu penyebab.
“Sementara itu, impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan pengendalian yang ditempuh. Meskipun masih tumbuh tinggi guna memenuhi kebutuhan kegiatan produktif yakni untuk investasi,” paparnya.
Pada saat yang bersamaan, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada November 2018 secara total tercatat sekitar USD7,9 miliar, yang terjadi pada semua jenis aset, termasuk ke pasar saham dan penerbitan obligasi global korporasi.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memperkuat ketahanan eksternal, termasuk neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan dapat menurun pada 2019 dengan prakiraan kisaran 2,5% dari PDB,” ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 kembali defisit mencapai UDS2,05 miliar. Realisasi neraca perdagangan ini semakin merosot dibanding Oktober 2018 yang juga defisit sebesar USD1,82 miliar.
Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi kondisi global yang kurang kondusif hingga membuat defisit neraca perdagangan tercatat USD2,05 miliar. Penurunan kinerja ekspor akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun menjadi salah satu penyebab.
“Sementara itu, impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan pengendalian yang ditempuh. Meskipun masih tumbuh tinggi guna memenuhi kebutuhan kegiatan produktif yakni untuk investasi,” paparnya.
Pada saat yang bersamaan, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada November 2018 secara total tercatat sekitar USD7,9 miliar, yang terjadi pada semua jenis aset, termasuk ke pasar saham dan penerbitan obligasi global korporasi.
(akr)