Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Kalimantan Selatan
A
A
A
JAKARTA - Penguatan kelembagaan petani menjadi hal yang krusial dan dianggap mampu menopang kemajuan pertanian Indonesia. Kesejahteraan petani diharapkan dapat terangkat dengan pengelolaan pertanian yang lebih profesional secara komprehensif dari hulu hingga ke hilir.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja dengan menghadiri Rapat Koordinasi Selamatkan Rawan Sejahterakan Petani (SERASI) Wilayah Kalimantan Selatan yang diselenggarakan di Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Banjarbaru.
"Ini (program SERASI) adalah program khusus pemerintah pusat dan proyek strategis. Yang terpilih hanya lima provinsi dengan 2 terbesar di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan", papar Mentan Amran di depan peserta rakor.
"Ini nantinya menjadi pusat padi rawa di Asia. Kami sudah putuskan dalam waktu dekat 6 eskavator tiba sebelumnya sudah 62 jadi total 68. Bulan depan kita kirim lagi 50 unit. Tolong jangan mempermalukan pemerintah pusat yang serius membantu Kalimantan Selatan", terang Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/12/2018).
Kementerian Pertanian dalam menjalankan program serasi menitikberatkan pada inovasi teknologi pertanian yang lebih modern serta penguatan kelembagaan usaha petani yang dikelola lebih profesional dari hulu hingga ke hilir.
"Pelaksanaan pengkoorporasian kelembagaan usaha petani awal modalnya dari hibah pemerintah pusat dengan segala alsintan dan komponen pendukungnya sehingga potensi pertambahan pemasukan yan sangat tinggi", jelas Menteri asal yang khas dengan kemeja putihnya ini.
Secara teknis, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, memaparkan penguatan kepada para petani dalam program SERASI ini. Pemanfaatan teknologi irigasi yang memungkinkan pengelolaan air menyesuaikan kebutuhan di lahan persawahan sawa sangat berperan penting dalam program ini.
Selain itu, kelembagaan usaha petani dikembangkan dan diperkuat ke arah profesional dan dipersiapkan menjadi perusahaan dengan bisnis murni yang berorientasi kepada keuntungan.
"Teknologi yang akan diterapkan ternyata sangat diterima dengan baik oleh masyarakat. Ini model usahanya adalah Kelompok Usaha Bersama. Nanti menjadi cikal bakal mengkoorporasikan petani. Perusahaan yang menjadi bisnis murni yang profesional. Melakukan bisnis dengan pihak ketiga tanpa harus dengan BUMN atau yang berkaitan dengan pemerintah", papar Gatot yang sekaligus menjadi penanggung jawab program SERASI di Kalimantan Selatan.
Skala usaha yang akan dijalankan pada Kelompok Usaha Bersama milik petani nantinya tidak hanya berkutat pada budidaya tetapi juga pada elemen pendukung lainnya. Tercatat sekitar hampir sepuluh unit usaha yang nanti alan dijalani diantaranya distributor pupuk, distributor pestisida, bengkel alsintan, pengolahan tanah, panen, pascapanen, pemasaran, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
Selain itu, pengelolaan akan dilakukan di atas area 5.000 ha minimal. Dengan konsep seperti tersebut diperkirakan akan meningkatkan indeks pertanaman (ip) dari ip 100 (sekali tanam) menjadi ip 200 (2 kali tanam) ditambah sekali jagung.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menganggap Program SERASI sangat selaras dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia sektor pertanian dengan pendekatan kesejahteraan.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten II Provinsi Kalsel, Gubernur Kalsel Sabirin Noor, mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menempatkan pembangunan sektor pertanian sebagai salah satu sektor penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian pangan.
Lahan rawa pasang surut di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 186 ribu ha, sedangkan lahan rawa lebak mencapai 137 ribu ha. Sedangkan pemanfaatan lahan rawa pasang surut berpusat di tiga kabupaten yakni Kabupaten Barito Koala, Banjar, dan Tapin dengan total pemanfaatan di wilayah tersebut hanya 154 ribu ha.
Sedangkan lahan rawa lebak berpusat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin dengam total pemanfaatan di wilayah tersebut 88 ribu ha. Pemanfaatannyapun belum optimal denga hanya panen 1 kali.
Dengan dioptimalkan pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Kami hitung dengan ini meningkat pendapatannya masyarakat Kalimantan Selatan Rp13 triliun, kalau dengan processingnya nanti menjadi Rp20 triliun, sedangkan APBDnya (Kalimantan Selatan) Rp6,3 triliun", tutup Amran.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja dengan menghadiri Rapat Koordinasi Selamatkan Rawan Sejahterakan Petani (SERASI) Wilayah Kalimantan Selatan yang diselenggarakan di Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Banjarbaru.
"Ini (program SERASI) adalah program khusus pemerintah pusat dan proyek strategis. Yang terpilih hanya lima provinsi dengan 2 terbesar di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan", papar Mentan Amran di depan peserta rakor.
"Ini nantinya menjadi pusat padi rawa di Asia. Kami sudah putuskan dalam waktu dekat 6 eskavator tiba sebelumnya sudah 62 jadi total 68. Bulan depan kita kirim lagi 50 unit. Tolong jangan mempermalukan pemerintah pusat yang serius membantu Kalimantan Selatan", terang Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/12/2018).
Kementerian Pertanian dalam menjalankan program serasi menitikberatkan pada inovasi teknologi pertanian yang lebih modern serta penguatan kelembagaan usaha petani yang dikelola lebih profesional dari hulu hingga ke hilir.
"Pelaksanaan pengkoorporasian kelembagaan usaha petani awal modalnya dari hibah pemerintah pusat dengan segala alsintan dan komponen pendukungnya sehingga potensi pertambahan pemasukan yan sangat tinggi", jelas Menteri asal yang khas dengan kemeja putihnya ini.
Secara teknis, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, memaparkan penguatan kepada para petani dalam program SERASI ini. Pemanfaatan teknologi irigasi yang memungkinkan pengelolaan air menyesuaikan kebutuhan di lahan persawahan sawa sangat berperan penting dalam program ini.
Selain itu, kelembagaan usaha petani dikembangkan dan diperkuat ke arah profesional dan dipersiapkan menjadi perusahaan dengan bisnis murni yang berorientasi kepada keuntungan.
"Teknologi yang akan diterapkan ternyata sangat diterima dengan baik oleh masyarakat. Ini model usahanya adalah Kelompok Usaha Bersama. Nanti menjadi cikal bakal mengkoorporasikan petani. Perusahaan yang menjadi bisnis murni yang profesional. Melakukan bisnis dengan pihak ketiga tanpa harus dengan BUMN atau yang berkaitan dengan pemerintah", papar Gatot yang sekaligus menjadi penanggung jawab program SERASI di Kalimantan Selatan.
Skala usaha yang akan dijalankan pada Kelompok Usaha Bersama milik petani nantinya tidak hanya berkutat pada budidaya tetapi juga pada elemen pendukung lainnya. Tercatat sekitar hampir sepuluh unit usaha yang nanti alan dijalani diantaranya distributor pupuk, distributor pestisida, bengkel alsintan, pengolahan tanah, panen, pascapanen, pemasaran, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
Selain itu, pengelolaan akan dilakukan di atas area 5.000 ha minimal. Dengan konsep seperti tersebut diperkirakan akan meningkatkan indeks pertanaman (ip) dari ip 100 (sekali tanam) menjadi ip 200 (2 kali tanam) ditambah sekali jagung.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menganggap Program SERASI sangat selaras dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia sektor pertanian dengan pendekatan kesejahteraan.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten II Provinsi Kalsel, Gubernur Kalsel Sabirin Noor, mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menempatkan pembangunan sektor pertanian sebagai salah satu sektor penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian pangan.
Lahan rawa pasang surut di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 186 ribu ha, sedangkan lahan rawa lebak mencapai 137 ribu ha. Sedangkan pemanfaatan lahan rawa pasang surut berpusat di tiga kabupaten yakni Kabupaten Barito Koala, Banjar, dan Tapin dengan total pemanfaatan di wilayah tersebut hanya 154 ribu ha.
Sedangkan lahan rawa lebak berpusat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin dengam total pemanfaatan di wilayah tersebut 88 ribu ha. Pemanfaatannyapun belum optimal denga hanya panen 1 kali.
Dengan dioptimalkan pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Kami hitung dengan ini meningkat pendapatannya masyarakat Kalimantan Selatan Rp13 triliun, kalau dengan processingnya nanti menjadi Rp20 triliun, sedangkan APBDnya (Kalimantan Selatan) Rp6,3 triliun", tutup Amran.
(ven)