Penerimaan Negara Bukan Pajak Tembus Target Sebelum Akhir Tahun
A
A
A
JAKARTA - Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga November 2018 melaju positif, yang mencapai Rp350,86 triliun atau 127,39% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018. Raihan tersebut tercatat tumbuh 31,54% jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun 2017.
Angka penerimaan ini sudah jauh melebihi target 2018 yang nilainya Rp275,42 triliun. "Capaian cukup menggembirakan. Hingga akhir bulan November 2018, penerimaan pendapatan negara dan hibah cukup baik," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani seperti dikutip dari APBN Kita di Jakarta, Sabtu (22/12/2018).
Sementara realisasi penerimaan perpanjangan mencapai Rp1.301,48 triliun atau 80,43% dari target tahun ini, dengan rincian penerimaan pajak Rp1.136,66 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp164,82 triliun atau masing-masing mencapai sebesar 79,82% serta 84,91%.
Komponen realisasi penerimaan pajak secara YoY tumbuh sebesar 15,35%. Jika tidak memperhitungkan penerimaan dari uang tebusan tax amnesty atau pengampunan pajak pada tahun 2017, maka realisasi penerimaan pajak mampu tumbuh sebesar 16,77% (yoy).
Faktor yang mendorong pertumbuhan penerimaan pajak di antaranya yaitu kontribusi PPh 22 Impor, PPh 25/29 Badan dan orang pribadi (OP), serta PPN Impor yang mampu tumbuh cukup tinggi. Lebih lanjut, secara yoy komponen dari penerimaan Kepabeanan dan Cukai keseluruhannya tetap tumbuh mencapai 14,70%.
Sedangkan realisasi penerimaan yang bersumber dari Hibah sebesar Rp10,60 triliun atau setara 885,75% dari target APBN. Hal ini didukung oleh komponen penerimaan dari cukai dan bea masuk (BM) yang masih terus tumbuh positif, seiring dengan pertumbuhan penerimaan dari bea keluar (BK) yang tumbuh signifikan dengan angka pertumbuhan tertinggi di antara komponen penerimaan tersebut.
Angka penerimaan ini sudah jauh melebihi target 2018 yang nilainya Rp275,42 triliun. "Capaian cukup menggembirakan. Hingga akhir bulan November 2018, penerimaan pendapatan negara dan hibah cukup baik," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani seperti dikutip dari APBN Kita di Jakarta, Sabtu (22/12/2018).
Sementara realisasi penerimaan perpanjangan mencapai Rp1.301,48 triliun atau 80,43% dari target tahun ini, dengan rincian penerimaan pajak Rp1.136,66 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp164,82 triliun atau masing-masing mencapai sebesar 79,82% serta 84,91%.
Komponen realisasi penerimaan pajak secara YoY tumbuh sebesar 15,35%. Jika tidak memperhitungkan penerimaan dari uang tebusan tax amnesty atau pengampunan pajak pada tahun 2017, maka realisasi penerimaan pajak mampu tumbuh sebesar 16,77% (yoy).
Faktor yang mendorong pertumbuhan penerimaan pajak di antaranya yaitu kontribusi PPh 22 Impor, PPh 25/29 Badan dan orang pribadi (OP), serta PPN Impor yang mampu tumbuh cukup tinggi. Lebih lanjut, secara yoy komponen dari penerimaan Kepabeanan dan Cukai keseluruhannya tetap tumbuh mencapai 14,70%.
Sedangkan realisasi penerimaan yang bersumber dari Hibah sebesar Rp10,60 triliun atau setara 885,75% dari target APBN. Hal ini didukung oleh komponen penerimaan dari cukai dan bea masuk (BM) yang masih terus tumbuh positif, seiring dengan pertumbuhan penerimaan dari bea keluar (BK) yang tumbuh signifikan dengan angka pertumbuhan tertinggi di antara komponen penerimaan tersebut.
(akr)