15 Proyek Kereta Api Dibangun Pakai Pembiayaan Sukuk
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, pembangunan proyek infrastruktur transportasi yang dibiayai melalui skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk, menjadi proyek dengan tingkat penyerapan yang paling tinggi di Kementerian Perhubungan yaitu mencapai 80 hingga 90%.
“Relatif SBSN adalah suatu proyek yang tingkat serapannya paling tinggi dari yang lain. Kami memang melakukan suatu cara yang lebih intensif. Penyerapan kita dua tahun yang lalu dibawah 80 persen, InsyaAllah tahun ini 90 persen, ini diantaranya karena monitoring dari Kemenkeu,” ujar Menhub Budi Karya di Jakarta.
Pada tahun 2018 ini terdapat 15 proyek Kemenhub dari sektor perkeretaapian yang menggunakan skema SBSN. Skema pembiayaan SBSN merupakan salah satu skema pembiayaan kreatif dan inovatif yang dilakukan pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan ditengah keterbatasan APBN.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Menhub bahwa untuk tahun 2019, dari 7,9 Triliun rupiah yang dialokasikan melalui skema SBSN, 90 persennya akan digunakan untuk membiayai pembangunan proyek pada sektor perkeretaapian seperti baik perbaikan rel, jalur, dan sebagainya. Proyek kereta api dianggap paling sesuai dengan skema pembiayaan ini, karena perencanaan dan lahan untuk kereta api sudah tersedia.
“Apa yang di buat oleh Kemenkeu sangat baik, karena dengan SBSN ini perencanaan harus firm dan juga tanahnya sudah ada sehingga proyek itu dipastikan berjalan dengan baik. Di Kemenhub paling banyak itu di kereta api yaitu perbaikan rel, jalur, dan sebagainya. Jadi dari 7,9 triliun tadi 90 persennya ke kereta api. Rata-rata memang di kereta api, mengingat kita mencari suatu format yang tingkat kepastiannya tinggi, yaitu tanah. Kereta api relatif tanahnya sudah kita dapatkan,” jelasnya.
Menhub menuturkan, proyek-proyek infrastruktur kereta api yang dibiayai melalui skema SBSN, telah memiliki dampak yang cukup baik pada peningkatan pelayanan kereta api. Pertama dari tingkat keselamatan, dengan dibangunnya jalur ganda kereta api ini menurunkan tingkat kecelakaan kereta api yang sebelumnya cukup tinggi akibat jalur kereta api yang masih tunggal. Selain itu, murahnya tarif tiket kereta api juga merupakan keuntungan yang didapat dari pembiayaan SBSN .
“Dengan ini, level of service dari kereta api meningkat tajam. Dari segi kecelakaan itu turun sekali, kalau dulu sering kecelakaan karena memang hanya satu jalur sekarang dengan dua jalur menjadi aman. Kemudian ketepatan waktu juga meningkat. Jadi PT KAI itu akan terus bisa seperti ini kalau dananya SBSN. Melalui skema ini maka tidak membebankan tarif kepada masyarakat,” papar Menhub Budi.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan sudah mulai memakai skema pembiayaan Project Financing Sukuk pada tahun 2013 untuk proyek kereta api jalur ganda Cirebon - Kroya. Pada tahun berikutnya, proyek - proyek pembangunan infrastruktur transportasi yang dibiayai oleh SBSN mulai bertambah.
Sementara itu pada alokasi anggaran Kementerian Perhubungan tahun 2019, direncanakan 19,2% atau sebesar 7,99 Triliun Rupiah menggunakan skema pembiayaan SBSN, dari total anggaran Kemenhub sebesar Rp 41,544 Triliun. Proyek - proyek yang direncanakan akan dibiayai dengan SBSN ini yaitu 12 proyek sektor perkeretaapian, 1 proyek sektor perhubungan darat, 1 proyek sektor perhubungan laut, dan 1 proyek sektor perhubungan udara.
Berikut proyek-proyek infrastruktur transportasi Kemenhub tahun anggaran 2019 yang menggunakan skema SBSN. Di sektor perkeretaapian : Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapianuntuk Manggarai s/d Jatinegara), Pembangunan Jalur Ganda Kroya-Kutoarjo, Pembangunan Jalur Ganda Madiun-Kedungbanteng, Pembangunan Jalur Ganda KA Trans Sumatera Rantauprapat-Kotapinang.
Selanjutnya pembangunan KA Besitang-Langsa, Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi Makassar-Parepare Segmen 3 Makassar-Barru, Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapianuntuk Manggarai s/d Jatinegara) Tahap II, Pembangunan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi, Elektrifikasi Jalur KA Lintas Jogja-Solo, Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s/d Cikarang, dan Peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu-Siantar.
Sektor perhubungan darat yakni Pembangunan Terminal Tipe A Anak Air Padang. Sektor perhubungan laut : Pembangunan Pelabuhan Nabire dan sektor perhubungan udara yaitu Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru.
“Relatif SBSN adalah suatu proyek yang tingkat serapannya paling tinggi dari yang lain. Kami memang melakukan suatu cara yang lebih intensif. Penyerapan kita dua tahun yang lalu dibawah 80 persen, InsyaAllah tahun ini 90 persen, ini diantaranya karena monitoring dari Kemenkeu,” ujar Menhub Budi Karya di Jakarta.
Pada tahun 2018 ini terdapat 15 proyek Kemenhub dari sektor perkeretaapian yang menggunakan skema SBSN. Skema pembiayaan SBSN merupakan salah satu skema pembiayaan kreatif dan inovatif yang dilakukan pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan ditengah keterbatasan APBN.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Menhub bahwa untuk tahun 2019, dari 7,9 Triliun rupiah yang dialokasikan melalui skema SBSN, 90 persennya akan digunakan untuk membiayai pembangunan proyek pada sektor perkeretaapian seperti baik perbaikan rel, jalur, dan sebagainya. Proyek kereta api dianggap paling sesuai dengan skema pembiayaan ini, karena perencanaan dan lahan untuk kereta api sudah tersedia.
“Apa yang di buat oleh Kemenkeu sangat baik, karena dengan SBSN ini perencanaan harus firm dan juga tanahnya sudah ada sehingga proyek itu dipastikan berjalan dengan baik. Di Kemenhub paling banyak itu di kereta api yaitu perbaikan rel, jalur, dan sebagainya. Jadi dari 7,9 triliun tadi 90 persennya ke kereta api. Rata-rata memang di kereta api, mengingat kita mencari suatu format yang tingkat kepastiannya tinggi, yaitu tanah. Kereta api relatif tanahnya sudah kita dapatkan,” jelasnya.
Menhub menuturkan, proyek-proyek infrastruktur kereta api yang dibiayai melalui skema SBSN, telah memiliki dampak yang cukup baik pada peningkatan pelayanan kereta api. Pertama dari tingkat keselamatan, dengan dibangunnya jalur ganda kereta api ini menurunkan tingkat kecelakaan kereta api yang sebelumnya cukup tinggi akibat jalur kereta api yang masih tunggal. Selain itu, murahnya tarif tiket kereta api juga merupakan keuntungan yang didapat dari pembiayaan SBSN .
“Dengan ini, level of service dari kereta api meningkat tajam. Dari segi kecelakaan itu turun sekali, kalau dulu sering kecelakaan karena memang hanya satu jalur sekarang dengan dua jalur menjadi aman. Kemudian ketepatan waktu juga meningkat. Jadi PT KAI itu akan terus bisa seperti ini kalau dananya SBSN. Melalui skema ini maka tidak membebankan tarif kepada masyarakat,” papar Menhub Budi.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan sudah mulai memakai skema pembiayaan Project Financing Sukuk pada tahun 2013 untuk proyek kereta api jalur ganda Cirebon - Kroya. Pada tahun berikutnya, proyek - proyek pembangunan infrastruktur transportasi yang dibiayai oleh SBSN mulai bertambah.
Sementara itu pada alokasi anggaran Kementerian Perhubungan tahun 2019, direncanakan 19,2% atau sebesar 7,99 Triliun Rupiah menggunakan skema pembiayaan SBSN, dari total anggaran Kemenhub sebesar Rp 41,544 Triliun. Proyek - proyek yang direncanakan akan dibiayai dengan SBSN ini yaitu 12 proyek sektor perkeretaapian, 1 proyek sektor perhubungan darat, 1 proyek sektor perhubungan laut, dan 1 proyek sektor perhubungan udara.
Berikut proyek-proyek infrastruktur transportasi Kemenhub tahun anggaran 2019 yang menggunakan skema SBSN. Di sektor perkeretaapian : Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapianuntuk Manggarai s/d Jatinegara), Pembangunan Jalur Ganda Kroya-Kutoarjo, Pembangunan Jalur Ganda Madiun-Kedungbanteng, Pembangunan Jalur Ganda KA Trans Sumatera Rantauprapat-Kotapinang.
Selanjutnya pembangunan KA Besitang-Langsa, Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi Makassar-Parepare Segmen 3 Makassar-Barru, Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapianuntuk Manggarai s/d Jatinegara) Tahap II, Pembangunan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi, Elektrifikasi Jalur KA Lintas Jogja-Solo, Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s/d Cikarang, dan Peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu-Siantar.
Sektor perhubungan darat yakni Pembangunan Terminal Tipe A Anak Air Padang. Sektor perhubungan laut : Pembangunan Pelabuhan Nabire dan sektor perhubungan udara yaitu Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru.
(akr)