PII Sehat, Perry Warjiyo Klaim Arus Modal Asing dan Investasi Naik

Jum'at, 28 Desember 2018 - 21:51 WIB
PII Sehat, Perry Warjiyo...
PII Sehat, Perry Warjiyo Klaim Arus Modal Asing dan Investasi Naik
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan III 2018 relatif stabil. PII Indonesia pada akhir triwulan III 2018 tercatat neto kewajiban sebesar USD297,0 miliar (28,5% terhadap PDB), relatif sama dengan posisi neto kewajiban pada akhir triwulan sebelumnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan, perkembangan posisi investasi membaik tersebut sejalan dengan peningkatan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN). "Jadi kita melihat arus modal asing dan Investasi ini meningkat dan ini perlu kita pertahankan agar menjaga fundamental ekonomi yang kuat," ujar Perry di Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Sebagai informasi, posisi KFLN Indonesia meningkat sejalan dengan masuknya aliran modal asing. Pada akhir triwulan III 2018, posisi KFLN naik USD1,6 miliar atau 0,3% (qtq) menjadi USD 633,6 miliar. Peningkatan posisi KFLN tersebut didorong oleh masuknya aliran modal asing, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi lainnya.

Perkembangan ini merupakan cerminan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik. Peningkatan posisi KFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor penguatan dolar AS terhadap rupiah yang berdampak pada penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia meningkat terutama didorong oleh transaksi perolehan AFLN dalam bentuk investasi lainnya. Posisi AFLN pada akhir triwulan III 2018 naik 0,5% (qtq) atau USD1,5 miliar dolar menjadi USD336,6 miliar dolar Selain investasi lainnya, peningkatan posisi AFLN juga ditopang oleh transaksi perolehan aset investasi langsung dan investasi portofolio.

Saat ini BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan III 2018 masih tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio neto kewajiban PII Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif stabil di kisaran rerata negara peers sekitar 29%.

Di samping itu, struktur neto kewajiban PII Indonesia juga didominasi instrumen berjangka panjang. Meski demikian, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai risiko neto kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6680 seconds (0.1#10.140)