Salurkan Pinjaman Rp80 Miliar, Tingkat NPL Danain Nol Persen
A
A
A
JAKARTA - Platform Danain menorehkan prestasi yang memuaskan selama 2018. Sejak dirilis pada Juli 2018 lalu, Danain telah berhasil menyalurkan pinjaman lebih dari Rp80 miliar dengan tingkat kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tetap berada di angka nol persen (0%).
"Pencapaian Danain hingga akhir tahun ini sudah terealisasi lebih dari 80%. Target awalnya sekitar Rp100 miliar, tapi ternyata hanya tercapai lebih dari Rp80 miliar. Untuk tahap awal, kami cukup puas dengan hasil tersebut. Namun, kami tidak berpuas diri. Kami akan terus berinovasi untuk jadi lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya," ujar Co Founder dan CEO Danain Budiardjo Rustanto di Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Terkait NPL yang tetap berada di angka nol persen, Budiardjo menuturkan bahwa itu merupakan konsekuensi dari adanya agunan dalam skema kerja Danain. Pinjaman beragunan jauh lebih aman ketimbang tanpa agunan. Hal seperti itu sangat lazim di industri pinjam meminjam. Menurutnya, hal tersebut juga terjadi di industri pergadaian, di mana angka NPL memang senantiasa kecil berkat adanya jaminan.
Budiardjo menambahkan, jumlah lender alias pendana di platform Danain hingga saat ini sudah mendekati angka 5.000. Mayoritas lender merupakan karyawan, mulai dari swasta, BUMN, hingga pegawai negeri, dengan rentang usia antara 25-34 tahun. Sejauh ini, Danain tidak pernah menerima keluhan dari para lender. "Tingkat kepuasan lender cukup tinggi," tegasnya.
Budiardjo optimistis Danain akan semakin berkembang di tahun 2019. Danain berencana menambah jumlah mitra agar pendanaan yang tersedia semakin banyak. Jika saat ini total pendanaan per hari sekitar Rp3 Miliar, tahun ini diproyeksikan akan meningkat menjadi Rp9 miliar per hari, seiring bertambahnya jumlah mitra.
Danain juga berencana akan melahirkan dua produk baru yang diyakini akan mendapat respons positif dari masyarakat. "Kedua produk tersebut sama-sama memiliki jaminan, dan hingga kini sama sekali belum ada di pasaran. Jika terealisasi, kami akan menjadi yang pertama setelah melahirkan Danain yang merupakan platform Peer to Peer (P2P) Lending pertama beragunan emas di Indonesia," terang Budi.
"Pencapaian Danain hingga akhir tahun ini sudah terealisasi lebih dari 80%. Target awalnya sekitar Rp100 miliar, tapi ternyata hanya tercapai lebih dari Rp80 miliar. Untuk tahap awal, kami cukup puas dengan hasil tersebut. Namun, kami tidak berpuas diri. Kami akan terus berinovasi untuk jadi lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya," ujar Co Founder dan CEO Danain Budiardjo Rustanto di Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Terkait NPL yang tetap berada di angka nol persen, Budiardjo menuturkan bahwa itu merupakan konsekuensi dari adanya agunan dalam skema kerja Danain. Pinjaman beragunan jauh lebih aman ketimbang tanpa agunan. Hal seperti itu sangat lazim di industri pinjam meminjam. Menurutnya, hal tersebut juga terjadi di industri pergadaian, di mana angka NPL memang senantiasa kecil berkat adanya jaminan.
Budiardjo menambahkan, jumlah lender alias pendana di platform Danain hingga saat ini sudah mendekati angka 5.000. Mayoritas lender merupakan karyawan, mulai dari swasta, BUMN, hingga pegawai negeri, dengan rentang usia antara 25-34 tahun. Sejauh ini, Danain tidak pernah menerima keluhan dari para lender. "Tingkat kepuasan lender cukup tinggi," tegasnya.
Budiardjo optimistis Danain akan semakin berkembang di tahun 2019. Danain berencana menambah jumlah mitra agar pendanaan yang tersedia semakin banyak. Jika saat ini total pendanaan per hari sekitar Rp3 Miliar, tahun ini diproyeksikan akan meningkat menjadi Rp9 miliar per hari, seiring bertambahnya jumlah mitra.
Danain juga berencana akan melahirkan dua produk baru yang diyakini akan mendapat respons positif dari masyarakat. "Kedua produk tersebut sama-sama memiliki jaminan, dan hingga kini sama sekali belum ada di pasaran. Jika terealisasi, kami akan menjadi yang pertama setelah melahirkan Danain yang merupakan platform Peer to Peer (P2P) Lending pertama beragunan emas di Indonesia," terang Budi.
(fjo)