Jepang Waspadai Risiko yang Bayangi Pemulihan Ekonomi Global

Minggu, 06 Januari 2019 - 12:01 WIB
Jepang Waspadai Risiko yang Bayangi Pemulihan Ekonomi Global
Jepang Waspadai Risiko yang Bayangi Pemulihan Ekonomi Global
A A A
TOKYO - Jepang menyatakan terus mencermati risiko yang membayangi pemulihan ekonomi global. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengatakan, kewaspadaan itu diterapkan dalam arah kebijakan pemerintahnya.

Tanda-tanda perlambatan permintaan global dan kenaikan tajam mata uang yen baru-baru ini telah mengaburkan prospek ekonomi Jepang yang amat bergantung pada ekspor. Hal itu mendorong peringatan verbal dari para pembuat kebijakan di Tokyo tentang dampak buruk gejolak pergerakan pasar pada pertumbuhan.

"Sementara ekonomi global pulih secara bertahap, ada berbagai risiko terhadap prospek ke depan," kata Abe seperti dilansir Reuters, Minggu (6/1/2019).

Abe menegaskan, fundamental ekonomi Jepang dalam kondisi sehat. Akan tetapi, tegas dia, Jepang ingin memandu kebijakannya dengan cermat tentang berbagai risiko.

Dia menambahkan, Jepang juga akan berupaya memperbaiki gesekan perdagangan China-AS dengan mempromosikan koordinasi global dalam kapasitasnya sebagai pemimpin pertemuan G20 tahun ini.

"Sebagai ketua G20, Jepang berharap dapat memainkan peran utama untuk mendorong kerja sama global untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan," katanya.

Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat dan China harus mematuhi peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai perdagangan .

Tanda-tanda lebih lanjut dari pelemahan dalam ekonomi Jepang dapat meningkatkan spekulasi pasar bahwa Abe mungkin akan kembli menunda kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan menjadi 10% dari 8% pada Oktober. Kenaikan ini telah ditunda dua kali, setelah kenaikan menjadi 8% pada tahun 2014 yang mendorong perekonomian Jepang ke dalam resesi.

Abe mengatakan, pendapatan dari kenaikan pajak yang dijadwalkan adalah kunci untuk memastikan sistem kesejahteraan sosial Jepang berkelanjutan. Pemerintah, tegas dia, akan mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengurangi dampaknya pada pertumbuhan ekonomi.

"Tidak ada perubahan pada sikap kami untuk menaikkan pajak penjualan sesuai jadwal, kecuali Jepang dikejutkan dengan skala (runtuhnya) Lehman Brothers," tegas Abe.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0957 seconds (0.1#10.140)