Harga Minyak Menguat Karena OPEC Mengurangi Produksi
A
A
A
HOUSTON - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Selasa karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) melakukan pengurangan produksi. Kenaikan harga minyak ini merupakan pemulihan dari posisi terendah 1½ tahun yang terjadi pada Desember kemarin.
Melansir dari Reuters, Selasa (8/1/2019), harga minyak berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 56 sen atau 1,2% ke level USD48,52 per barel. Harga minyak Brent International bertambah 27 sen atau 0,5% menjadi USD57,33 per barel, dimana pada Desember lalu sempat menyentuh di bawah USD50 per barel.
Sepanjang Januari 2019, harga Brent telah meningkat sekitar 10%, menjadi reli mingguan terbesar dalam dua tahun.
"Pasar akan melanjutkan momentum setelah harga sempat tertekan. Selama seminggu belakangan, harga minyak telah naik. Jadi kenaikan hari ini merupakan kelanjutan," tukas Ahli Strategi Komoditas di Petromatrix, Olivier Jakob.
Harga minyak mendapat dukungan dari pengurangan produksi yang disepakati oleh OPEC dan negara anggota non-OPEC seperti Rusia dan Oman. Sejak Desember lalu, produksi minyak OPEC turun sebesar 460.000 barel per hari menjadi 32,68 juta barel per hari yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Arab Saudi berencana memotong produksi dan ekspor minyak mentah sekitar 800.000 barel per hari menjadi 7,1 juta barel, ujar para pejabat OPEC kepada Dow Jones.
John Kilduff, founding partner di energy hedge fund Again Capital, mengatakan Arab Saudi "menjadi agresif" dalam memangkas produksi minyak untuk menghapus kesalahan mereka atas kelebihan produksi pada tahun lalu. Ketika itu, Saudi menggenjot produksi demi mengantisipasi sanksi ekspor minyak terhadap Iran. Ternyata sanksi tersebut tidak bersifat menyeluruh.
Alhasil, Arab Saudi dan sekutunya di OPEC kembali mengendalikan pasokan akibat lonjakan produksi minyak, yang sebagian besar didorong oleh Amerika Serikat. Negara Paman Sam itu telah memproduksi minyak menembus rekor yaitu 11 juta barel per hari pada tahun 2018.
"Kini pasar minyak terus reli karena OPEC dan anggota non-OPEC mulai memberlakukan pengurangan produksi minyak. Hal ini demi mengimbangi situasi kelebihan pasokan yang ada di pasar," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.
Adapun persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, turun 565.000 barel dari Selasa hingga Jumat pekan lalu, kata data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
Melansir dari Reuters, Selasa (8/1/2019), harga minyak berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 56 sen atau 1,2% ke level USD48,52 per barel. Harga minyak Brent International bertambah 27 sen atau 0,5% menjadi USD57,33 per barel, dimana pada Desember lalu sempat menyentuh di bawah USD50 per barel.
Sepanjang Januari 2019, harga Brent telah meningkat sekitar 10%, menjadi reli mingguan terbesar dalam dua tahun.
"Pasar akan melanjutkan momentum setelah harga sempat tertekan. Selama seminggu belakangan, harga minyak telah naik. Jadi kenaikan hari ini merupakan kelanjutan," tukas Ahli Strategi Komoditas di Petromatrix, Olivier Jakob.
Harga minyak mendapat dukungan dari pengurangan produksi yang disepakati oleh OPEC dan negara anggota non-OPEC seperti Rusia dan Oman. Sejak Desember lalu, produksi minyak OPEC turun sebesar 460.000 barel per hari menjadi 32,68 juta barel per hari yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Arab Saudi berencana memotong produksi dan ekspor minyak mentah sekitar 800.000 barel per hari menjadi 7,1 juta barel, ujar para pejabat OPEC kepada Dow Jones.
John Kilduff, founding partner di energy hedge fund Again Capital, mengatakan Arab Saudi "menjadi agresif" dalam memangkas produksi minyak untuk menghapus kesalahan mereka atas kelebihan produksi pada tahun lalu. Ketika itu, Saudi menggenjot produksi demi mengantisipasi sanksi ekspor minyak terhadap Iran. Ternyata sanksi tersebut tidak bersifat menyeluruh.
Alhasil, Arab Saudi dan sekutunya di OPEC kembali mengendalikan pasokan akibat lonjakan produksi minyak, yang sebagian besar didorong oleh Amerika Serikat. Negara Paman Sam itu telah memproduksi minyak menembus rekor yaitu 11 juta barel per hari pada tahun 2018.
"Kini pasar minyak terus reli karena OPEC dan anggota non-OPEC mulai memberlakukan pengurangan produksi minyak. Hal ini demi mengimbangi situasi kelebihan pasokan yang ada di pasar," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.
Adapun persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, turun 565.000 barel dari Selasa hingga Jumat pekan lalu, kata data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
(ven)