Dolar Bergetar Karena Risalah The Fed, Rupiah Semakin Tegar
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin perkasa di pasar spot pada Kamis (10/1/2019). Mata uang kecintaan kita, di indeks Bloomberg dibuka menguat 77 poin atau 0,55% ke level Rp14.048 per USD.
Laju rupiah pada pukul 10.40 WIB, juga tetap berada di wilayah positif, dengan terapresiasi 56 poin atau 0,40% menjadi Rp14.069 per USD, berbanding penutupan Rabu lalu di Rp14.125 per USD.
Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Kamis ini, menguat 62 poin atau 0,44% menjadi Rp14.055 per USD, dibandingkan penutupan Rabu lalu di posisi Rp14.117 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada Kamis ini dipatok di Rp14.093 per USD, lebih tinggi 27 poin dari level Rp14.120 per USD pada Rabu lalu.
Rupiah terus mengambil untung dari gonjang-ganjing USD, yang mengalami tekanan karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga. Selain itu, kemajuan pembicaraan dagang AS dan China semakin mengurangi permintaan USD untuk aset safe haven.
Melansir dari Reuters, risalah pertemuan The Fed pada 18-19 Desember 2018, mengungkapkan bahwa pembuat kebijakan mendukung bank sentral Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil di 2019.
Indeks USD yang mengukur kinerjanya terhadap enam mata uang utama, lebih rendah ke posisi 95,14. Hasil ini membuat indeks USD telah melemah selama empat hari beruntun. Euro dan poundsterling Inggris meraih laba dengan masing-masing naik tipis terhadap USD menjadi USd1,1547 dan USD1,2794.
Sepanjang tahun 2018 kemarin, USD telah naik 4,3% terhadap enam mata uang utama ditopang oleh kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga hingga empat kali, juga ekonomi AS yang kuat, angka pengangguran yang turun tajam, dan kenaikan upah yang tinggi.
Laju rupiah pada pukul 10.40 WIB, juga tetap berada di wilayah positif, dengan terapresiasi 56 poin atau 0,40% menjadi Rp14.069 per USD, berbanding penutupan Rabu lalu di Rp14.125 per USD.
Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Kamis ini, menguat 62 poin atau 0,44% menjadi Rp14.055 per USD, dibandingkan penutupan Rabu lalu di posisi Rp14.117 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada Kamis ini dipatok di Rp14.093 per USD, lebih tinggi 27 poin dari level Rp14.120 per USD pada Rabu lalu.
Rupiah terus mengambil untung dari gonjang-ganjing USD, yang mengalami tekanan karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga. Selain itu, kemajuan pembicaraan dagang AS dan China semakin mengurangi permintaan USD untuk aset safe haven.
Melansir dari Reuters, risalah pertemuan The Fed pada 18-19 Desember 2018, mengungkapkan bahwa pembuat kebijakan mendukung bank sentral Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil di 2019.
Indeks USD yang mengukur kinerjanya terhadap enam mata uang utama, lebih rendah ke posisi 95,14. Hasil ini membuat indeks USD telah melemah selama empat hari beruntun. Euro dan poundsterling Inggris meraih laba dengan masing-masing naik tipis terhadap USD menjadi USd1,1547 dan USD1,2794.
Sepanjang tahun 2018 kemarin, USD telah naik 4,3% terhadap enam mata uang utama ditopang oleh kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga hingga empat kali, juga ekonomi AS yang kuat, angka pengangguran yang turun tajam, dan kenaikan upah yang tinggi.
(ven)