Kementan Siap Bagikan 40.390 Unit Alsintan
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), melanjutkan program mekanisasi pertanian. Untuk tahun 2019, Kementan akan mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 40.390 unit.
Alsintan tersebut berupa traktor roda dua sebanyak 13.911 unit, traktor roda empat 200 unit, pompa air 19.279 unit, rice transplanter 2.000 unit, cultivator 4.970 unit, dan excavator 30 unit.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Dadih Permana, mengatakan alsintan ini berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani. Selain itu, tingkat produksi tanaman pangan Indonesia juga terus meningkat.
"Bantuan alsintan mampu menekan biaya operasional 35% hingga 48% dalam produksi petani. Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektar berhari-hari, tapi ini cukup dua hingga tiga jam saja," kata Dadih, Selasa (15/1/2019).
Dadih menjelaskan, penggunaan alsintan modern juga dapat menyusutkan hasil panen (losses) sebesar 10%. Tidak hanya itu, juga meningkatkan nilai tambah dan penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun kini bisa tiga kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat.
"Dengan demikian, produksi yang dicapai petani lebih tinggi. Pendapatan petani pun ikut naik," ujar Dadih. Penggunaan alsintan, lanjut Dadih, juga mendorong generasi muda terjun ke sektor pertanian. Sebab, mekanisasi pertanian telah mengubah pandangan masyarakat mengenai bertani.
"Dulu petani miskin, kumuh. Sekarang sejahtera. Lihat saja, dengan alat yang modern, petani bisa olah tanah, tanam, panen sambil telepon dan pakaian yang rapih. Ini mengubah mindset," lanjut pria yang punya nama lengkap Pending Dadih Permana tersebut.
Sekretaris Dirjen PSP Kementan, Mulyadi Hendiawan, menambahkan berkat kontribusi penggunakan alsintan yang modern, lima tahun terakhir produksi komoditas tanaman pangan utama, yaitu padi, jagung, dan kedelai, meningkat signifikan. Setiap tahunnya, rata-rata produksi padi mencapai 4,07%, jagung 12,5%, dan kedelai 8,79% selama lima tahun terakhir.
Sejak tahun 2015, penerapan alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada tahun 2016 sebanyak 148.832 unit, tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada 2018 sebanyak 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan kepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani, UPJA dan brigade alsintan.
"Kementan juga memastikan penyaluran alsintan berjalan sesuai prosedur. Kementan telah membentuk tim khusus untuk melakukan pengecekan secara rutin. Kami ingin alat dan mesin pertanian betul-betul optimal," kata Mulyadi.
Alsintan tersebut berupa traktor roda dua sebanyak 13.911 unit, traktor roda empat 200 unit, pompa air 19.279 unit, rice transplanter 2.000 unit, cultivator 4.970 unit, dan excavator 30 unit.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Dadih Permana, mengatakan alsintan ini berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani. Selain itu, tingkat produksi tanaman pangan Indonesia juga terus meningkat.
"Bantuan alsintan mampu menekan biaya operasional 35% hingga 48% dalam produksi petani. Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektar berhari-hari, tapi ini cukup dua hingga tiga jam saja," kata Dadih, Selasa (15/1/2019).
Dadih menjelaskan, penggunaan alsintan modern juga dapat menyusutkan hasil panen (losses) sebesar 10%. Tidak hanya itu, juga meningkatkan nilai tambah dan penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun kini bisa tiga kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat.
"Dengan demikian, produksi yang dicapai petani lebih tinggi. Pendapatan petani pun ikut naik," ujar Dadih. Penggunaan alsintan, lanjut Dadih, juga mendorong generasi muda terjun ke sektor pertanian. Sebab, mekanisasi pertanian telah mengubah pandangan masyarakat mengenai bertani.
"Dulu petani miskin, kumuh. Sekarang sejahtera. Lihat saja, dengan alat yang modern, petani bisa olah tanah, tanam, panen sambil telepon dan pakaian yang rapih. Ini mengubah mindset," lanjut pria yang punya nama lengkap Pending Dadih Permana tersebut.
Sekretaris Dirjen PSP Kementan, Mulyadi Hendiawan, menambahkan berkat kontribusi penggunakan alsintan yang modern, lima tahun terakhir produksi komoditas tanaman pangan utama, yaitu padi, jagung, dan kedelai, meningkat signifikan. Setiap tahunnya, rata-rata produksi padi mencapai 4,07%, jagung 12,5%, dan kedelai 8,79% selama lima tahun terakhir.
Sejak tahun 2015, penerapan alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada tahun 2016 sebanyak 148.832 unit, tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada 2018 sebanyak 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan kepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani, UPJA dan brigade alsintan.
"Kementan juga memastikan penyaluran alsintan berjalan sesuai prosedur. Kementan telah membentuk tim khusus untuk melakukan pengecekan secara rutin. Kami ingin alat dan mesin pertanian betul-betul optimal," kata Mulyadi.
(ven)