Buang Sayur ke Jalan, Pengojek Sayur di Kerinci Minta Maaf
A
A
A
JAKARTA - Para pengojek sayur dan pedagang di Kayu Aro Kerinci, Jambi, meminta maaf atas aksi buang sayuran berupa kentang, kubis, kol dan lainnya ke jalanan yang sempat viral. Ternyata, sayuran yang dibuang tersebut berupa kentang yang kecil-kecil, jelek dan juga kol yang tidak laku di pasaran (reject).
"Dengan ini kami mohon maaf kepada petani dan pihak pihak di bidang pertanian," ujar pengojek dan penjual sayuran di Kayu Aro, Kerinci, Jambi yang diwakili Rosi Vaskal dan Pori Andani, dalam keterangan tertulis yang diperoleh SINDONews, Senin (28/1/2019).
Dalam pembacaan pernyataan permintaan maaf yang didampingi Ketua Gapoktan dan Kepala Desa Sangir Arif Fandani tersebut, selain pengakuan bahwa sayuran yang dibuang merupakan barang yang tidak laku di pasaran, para pengojek sayur tersebut mengakui pula bahwa tindakan mereka tidak mendidik.
"Sekali lagi kami minta maaf kepada masyarakat tani dan tidak akan kami ulangi perbuatan seperti ini lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Kementarian Pertanian dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang telah merespons sigap atas kekhilafan kami ini," ujar Rosi yang mewakili rekan-rekan pedagang dan pengojek sayur di Kayu Aro.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci Radium Khalis mengatakan, saat ini produksi sayuran di Kabupaten Kerinci sedang panen raya. Kerinci merupakan sentra sayuran dan penduduknya mengandalkan hidupnya dari pertanian.
"Kami memberi pembinaan ke petani untuk mengikuti anjuran bertani yang baik dan mendampingi dalam proses produksi, malam ini juga dialog dengan petani mencari solusi-solusinya," ujar dia.
Bahkan, lanjut Radium, pihak dari Kementan pada hari Jumat (25/1) lalu telah memberikan bantuan berupa benih kentang unggul sebanyak 4 ton dan benih kubis untuk 3 hektare.
"Kementan juga menyiapkan bantuan sarana pascapanen dan olahannya sesuai hasil identifikasi kebutuhan kelompok tani," ucapnya.
Terpisah, Dirjen Hortikultura, Kementan Suwandi mengungkapkan Tim Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan selalu bergerak cepat menyelesaikan masalah di lapangan. Kementan pun selalu mendorong agar para petani dalam kelompok tani intensif menerapkan 10 jurus berusaha tani sehingga pasokan dan harga stabil.
"Pertama, agar menggunakan benih unggul sehingga produktivitasnya naik," sebutnya. Kedua, sambung Suwandi, petani agar mengikuti anjuran pola tanam antar waktu dan antarlokasi sehingga pasokan stabil setiap bulannya.Ketiga, petani didorong memproduksi sendiri pupuk organik dari bahan sekitar. Keempat, pestisida yang ramah lingkungan juga agar dibuat sendiri sehingga efisien biayanya dan menghasilkan produk berkualitas. Kelima, tindakan pascapanen yang baik.
Selanjutnya, dilakukan hilirisasi dengan industri olahan skala rumah tangga. Ketujuh, kemitraan dengan pelaku usaha dan eksportir. Kedelapan, membangun tata niaga yang efisien dengan membentuk koperasi. Kesembilan, membangun pasar lelang di farmgate. Dan terakhir, mendorong produk berkualitas untuk dapat masuk ke supermarket dan diekspor.
"Dengan 10 jurus itu diharapkan produksi dan produktivitas naik, harga bagus dan kesejahteraan petani meningkat," pungkas Suwandi.
"Dengan ini kami mohon maaf kepada petani dan pihak pihak di bidang pertanian," ujar pengojek dan penjual sayuran di Kayu Aro, Kerinci, Jambi yang diwakili Rosi Vaskal dan Pori Andani, dalam keterangan tertulis yang diperoleh SINDONews, Senin (28/1/2019).
Dalam pembacaan pernyataan permintaan maaf yang didampingi Ketua Gapoktan dan Kepala Desa Sangir Arif Fandani tersebut, selain pengakuan bahwa sayuran yang dibuang merupakan barang yang tidak laku di pasaran, para pengojek sayur tersebut mengakui pula bahwa tindakan mereka tidak mendidik.
"Sekali lagi kami minta maaf kepada masyarakat tani dan tidak akan kami ulangi perbuatan seperti ini lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Kementarian Pertanian dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang telah merespons sigap atas kekhilafan kami ini," ujar Rosi yang mewakili rekan-rekan pedagang dan pengojek sayur di Kayu Aro.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci Radium Khalis mengatakan, saat ini produksi sayuran di Kabupaten Kerinci sedang panen raya. Kerinci merupakan sentra sayuran dan penduduknya mengandalkan hidupnya dari pertanian.
"Kami memberi pembinaan ke petani untuk mengikuti anjuran bertani yang baik dan mendampingi dalam proses produksi, malam ini juga dialog dengan petani mencari solusi-solusinya," ujar dia.
Bahkan, lanjut Radium, pihak dari Kementan pada hari Jumat (25/1) lalu telah memberikan bantuan berupa benih kentang unggul sebanyak 4 ton dan benih kubis untuk 3 hektare.
"Kementan juga menyiapkan bantuan sarana pascapanen dan olahannya sesuai hasil identifikasi kebutuhan kelompok tani," ucapnya.
Terpisah, Dirjen Hortikultura, Kementan Suwandi mengungkapkan Tim Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan selalu bergerak cepat menyelesaikan masalah di lapangan. Kementan pun selalu mendorong agar para petani dalam kelompok tani intensif menerapkan 10 jurus berusaha tani sehingga pasokan dan harga stabil.
"Pertama, agar menggunakan benih unggul sehingga produktivitasnya naik," sebutnya. Kedua, sambung Suwandi, petani agar mengikuti anjuran pola tanam antar waktu dan antarlokasi sehingga pasokan stabil setiap bulannya.Ketiga, petani didorong memproduksi sendiri pupuk organik dari bahan sekitar. Keempat, pestisida yang ramah lingkungan juga agar dibuat sendiri sehingga efisien biayanya dan menghasilkan produk berkualitas. Kelima, tindakan pascapanen yang baik.
Selanjutnya, dilakukan hilirisasi dengan industri olahan skala rumah tangga. Ketujuh, kemitraan dengan pelaku usaha dan eksportir. Kedelapan, membangun tata niaga yang efisien dengan membentuk koperasi. Kesembilan, membangun pasar lelang di farmgate. Dan terakhir, mendorong produk berkualitas untuk dapat masuk ke supermarket dan diekspor.
"Dengan 10 jurus itu diharapkan produksi dan produktivitas naik, harga bagus dan kesejahteraan petani meningkat," pungkas Suwandi.
(fjo)