Distribusi Terganggu, Petani Sayuran Rugi Puluhan Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terganggunya jalur distribusi logistik sehubungan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat para petani sayuran kehilangan pembeli. Akibatnya, para petani mengaku rugi hingga puluhan juta per hari.
Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nuruddin mengatakan, lamanya birokrasi lapangan di jalur logistik membuat para petani kehilangan pendapatan. Setidaknya, dalam sehari para petani dapat memperdagangkan hingga 10 ton sayuran. "Dengan total jumlah itu, petani bisa mengalami kerugian hingga Rp50 juta sehari," kata Nuruddin kepada SINDOnews, Senin (18/5/2020).
Selain itu, dia menambahkan, saat ini kondisi di sejumlah pasar tradisional sangat sepi pembeli. Akibatnya, aktivitas jual beli menurun sehingga stok sayuran menumpuk.
"Harga sayuran di daerah sudah anjlok hingga 40%. Hal ini berbanding terbalik dengan kota-kota besar yang masih stabil harganya," paparnya.
Menurut dia, turunnya aktivitas jual beli di daerah lantaran melemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19. Untuk itu, Nuruddin berharap, pemerintah dapat membantu dengan membeli produk sayur petani.
Selain itu, lanjut Nuruddin, bantuan langsung tunai (BLT) yang dijanjikan oleh pemerintah agar dapat terealisasikan dengan cepat. "Jika BLT dapat disalurkan dengan cepat, saya rasa ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat," pungkasnya.
Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nuruddin mengatakan, lamanya birokrasi lapangan di jalur logistik membuat para petani kehilangan pendapatan. Setidaknya, dalam sehari para petani dapat memperdagangkan hingga 10 ton sayuran. "Dengan total jumlah itu, petani bisa mengalami kerugian hingga Rp50 juta sehari," kata Nuruddin kepada SINDOnews, Senin (18/5/2020).
Selain itu, dia menambahkan, saat ini kondisi di sejumlah pasar tradisional sangat sepi pembeli. Akibatnya, aktivitas jual beli menurun sehingga stok sayuran menumpuk.
"Harga sayuran di daerah sudah anjlok hingga 40%. Hal ini berbanding terbalik dengan kota-kota besar yang masih stabil harganya," paparnya.
Menurut dia, turunnya aktivitas jual beli di daerah lantaran melemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19. Untuk itu, Nuruddin berharap, pemerintah dapat membantu dengan membeli produk sayur petani.
Selain itu, lanjut Nuruddin, bantuan langsung tunai (BLT) yang dijanjikan oleh pemerintah agar dapat terealisasikan dengan cepat. "Jika BLT dapat disalurkan dengan cepat, saya rasa ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat," pungkasnya.
(ind)