Sedang Panen Raya, Petani Sumut Tolak Impor Jagung
A
A
A
KARO - Para petani jagung di Sumatera Utara (Sumut) menolak kebijakan impor jagung oleh pemerintah. Mereka juga mengungkapkan kekecewaannya atas penyataan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution yang menyangsikan adanya panen jagung di berbagai daerah di Indonesia.
Pasalnya, pernyataan Darmin tersebut keluar justru pada saat Sumatera Utara, tengah melaksanakan panen raya jagung. Saat ini sejumlah daerah di Sumatera Utara sedang memasuki panen raya jagung antara lain di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai dan Deli Serdang.
Resna Pelawi, seorang petani di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, meminta jagung impor untuk tidak dibolehkan masuk karena masih ada panen sekitar 20.000 hektare (ha). Dia khawatir, jika jagung impor masuk, maka harga jagung akan jatuh.
"Kami petani jagung menyayangkan Pak Darmin tidak mengetahui kondisi pertanian di kampung halamannya sendiri," ungkap Resna di Kabupaten Karo, Kamis (31/1/2019).
Ungkapan senada juga disampaikan Nika Silalahi, petani dari Kelompok Tani Kuda Selam, Kabupaten Dairi. Dia meminta Darmin datang ke Dairi guna menengok langsung suasana panen tanaman jagung.
"Jalan-jalan lah ke Dairi nengok jagung di sini. Kami sudah lima tahun bertani bersama petani lain luas 25 hektare harga Rp4.700 per kilogram," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo Sarjana Purba pun membenarkan bahwa saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memang tengah berlangsung panen raya jagung. "Ada sekitar 27.000 hektare lagi yang belum panen," sebutnya.
Sumatera Utara tercatat sebagai salah satu dari tujuh provinsi penghasil jagung utama di Indonesia. Sementara, Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung nomor satu di Sumatera Utara. Sebanyak 40% jagung Sumatera Utara berasal dari Karo.
"Dengan segala kerendahan hati janganlah impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor," tandas Sarjana.
Pasalnya, pernyataan Darmin tersebut keluar justru pada saat Sumatera Utara, tengah melaksanakan panen raya jagung. Saat ini sejumlah daerah di Sumatera Utara sedang memasuki panen raya jagung antara lain di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai dan Deli Serdang.
Resna Pelawi, seorang petani di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, meminta jagung impor untuk tidak dibolehkan masuk karena masih ada panen sekitar 20.000 hektare (ha). Dia khawatir, jika jagung impor masuk, maka harga jagung akan jatuh.
"Kami petani jagung menyayangkan Pak Darmin tidak mengetahui kondisi pertanian di kampung halamannya sendiri," ungkap Resna di Kabupaten Karo, Kamis (31/1/2019).
Ungkapan senada juga disampaikan Nika Silalahi, petani dari Kelompok Tani Kuda Selam, Kabupaten Dairi. Dia meminta Darmin datang ke Dairi guna menengok langsung suasana panen tanaman jagung.
"Jalan-jalan lah ke Dairi nengok jagung di sini. Kami sudah lima tahun bertani bersama petani lain luas 25 hektare harga Rp4.700 per kilogram," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo Sarjana Purba pun membenarkan bahwa saat ini di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memang tengah berlangsung panen raya jagung. "Ada sekitar 27.000 hektare lagi yang belum panen," sebutnya.
Sumatera Utara tercatat sebagai salah satu dari tujuh provinsi penghasil jagung utama di Indonesia. Sementara, Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung nomor satu di Sumatera Utara. Sebanyak 40% jagung Sumatera Utara berasal dari Karo.
"Dengan segala kerendahan hati janganlah impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor," tandas Sarjana.
(fjo)